Selamat Datang di Warta Blambangan

Pages

Home » » Saya Pernah Menjadi Juri Porseni

Saya Pernah Menjadi Juri Porseni

Menjadi juri dalam Pekan Olahraga dan Seni (PORSENI) Madrasah Ibtidaiyah tingkat Kabupaten Banyuwangi merupakan suatu kehormatan dan kebanggaan bagi saya. Setidaknya sudah tiga kali saya dipercaya menjadi juri dalam ajang ini. Saya merasa sangat terhormat karena dapat menyaksikan langsung bakat-bakat luar biasa dari anak-anak yang berpartisipasi. Mereka tampil tidak hanya untuk menunjukkan kemampuan mereka di bidang seni, tetapi juga untuk melatih kepercayaan diri mereka dalam berbicara dan tampil di depan publik.


Salah satu hal yang selalu saya apresiasi adalah keberanian anak-anak ketika tampil, meskipun mereka berada di peringkat bawah dalam penilaian. Keberanian mereka untuk menghadapi audiens dan menampilkan kemampuan mereka adalah sebuah kemenangan tersendiri. Tidak semua orang memiliki kesempatan untuk tampil di depan umum, dan waktu terbaik untuk melatih kemampuan ini adalah sejak dini, selagi ada kesempatan di karena kesempatan belum tentu ada setelahnya. Dengan terbiasa tampil di depan banyak orang, mereka akan memiliki modal besar untuk berbicara dan menyampaikan ide dan gagasan ketika sudah dewasa.


Sebagai juri di berbagai event seni, saya selalu berusaha memberikan penilaian yang adil dan objektif. Seorang juri bukan hanya bertugas untuk menentukan siapa yang menjadi juara, tetapi juga harus mempertanggungjawabkan nilai yang diberikan kepada peserta. Zaman sudah berubah, dan tidak boleh lagi ada keberpihakan kepada peserta tertentu karena alasan di luar penjurian. Keunggulan masing-masing peserta harus diakui dan dihargai secara profesional, begitupun masukkan untuk perbaikan tampilan, karena keberanian mereka merupakan aset istimewa yang harus di jaga.



Salah satu cabang seni yang pernah saya nilai adalah lomba pidato. Dalam pengalaman saya, ada beberapa hal dalam petunjuk teknis (juknis) yang menurut saya kurang sesuai. Salah satunya adalah bobot penilaian yang lebih menitikberatkan pada isi pidato. Menurut saya, yang lebih penting adalah bagaimana anak-anak memahami isi pidato tersebut dan menyampaikannya dengan baik. Sebab, isi pidato yang dibawakan bukanlah murni hasil karya mereka, melainkan buatan guru atau pembimbing mereka, atau asal ambil dari internet.Jika terdapat kesalahan dalam isi pidato, maka bukan anak tersebut yang harus disalahkan, melainkan pembuat teks pidato tersebut yang kurang tepat memberikan teks yang sesuai untuk anak-anak.


Selain menjadi juri lomba pidato, saya juga pernah menjadi juri dalam lomba baca puisi. Meskipun pengalaman pribadi saya dalam lomba baca puisi hanya sekali menjadi juara di tingkat kabupaten saat remaja, tetapi saya terus belajar tehnik membaca dari para master, yang pada intinya bagaimana bacaan bisa tepat yang mempertegas makna. Saya menganggap anak-anak yang mengikuti lomba ini sebagai anak-anak istimewa. Mereka tidak hanya melafalkan puisi, tetapi juga mengekspresikan maknanya dengan gerakan dan intonasi yang mendukung bacaan Hal ini menunjukkan bahwa mereka memiliki kemampuan lebih dalam memahami dan menghayati puisi sebagai salah satu bentuk seni sastra, mereka bukan hanya hafal, tetapi memahami makna dari bacaannya.


Saya memang bukan seorang guru, tetapi pengalaman saya di berbagai komunitas seni dan budaya sangat membantu dalam memahami sastra dan seni secara lebih mendalam, terlebih saya juga pernah mengenyam pendidikan keguruan.saya juga Berada di kepengurusan Dewan Kesenian Blambangan, di komunitas Lentera Sastra, dan terlibat dalam berbagai kegiatan seni memberikan saya wawasan yang lebih luas tentang dunia sastra. Ini adalah modal berharga yang memungkinkan saya untuk berbagi ilmu dan pengalaman dengan anak-anak yang mengikuti lomba.


Saya selalu percaya bahwa kebermanfaatan seseorang tidak diukur dari profesinya, tetapi dari sejauh mana ilmu dan pengalamannya dapat memberikan manfaat bagi orang lain. Meskipun saya bukan bagian dari dunia pendidikan secara langsung, saya merasa bertanggung jawab untuk membagikan apa yang saya ketahui kepada generasi muda. Hal ini selaras dengan prinsip bahwa sebaik-baik manusia adalah yang bermanfaat bagi orang lain. Dengan berbagi ilmu dan pengalaman, saya berharap dapat turut serta dalam mencetak generasi yang lebih percaya diri, berani, dan memiliki apresiasi tinggi terhadap seni dan sastra.


Jika Anda menyukai Artikel di blog ini, Silahkan klik disini untuk berlangganan gratis via email, dengan begitu Anda akan mendapat kiriman artikel setiap ada artikel yang terbit di Creating Website

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Jaga kesopanan dalam komentar

 
Support : Copyright © 2020. Warta Blambangan - Semua Hak Dilindungi
Modifiksi Template Warta Blambangan
Proudly powered by Syafaat Masuk Blog