Banyuwangi (Warta Blambangan) Dalam upaya memperkuat peran serta organisasi keagamaan dalam membangun karakter bernegara yang berlandaskan ideologi Pancasila, Badan Kesatuan Bangsa dan Politik Kabupaten Banyuwangi, di Hallroom El-Hotel, Selasa (22/20/2024) mengadakan halaqoh dengan tema "Peran Organisasi Keagamaan dalam Membangun Karakter Bernegara dengan Ideologi Pancasila".
Halaqoh ini menghadirkan sejumlah narasumber yang berkompeten di bidangnya, di antaranya Drs. Nur Chozin, S.H., M.H.I. dari Forum Kerukunan Umat Beragama (FKUB) Kabupaten Banyuwangi, serta K.H. Sholehuddin dari Pondok Pesantren Al Qibtiyah Tugung Kecamatan Sempu.
Acara dibuka Plt. Kepala Badan Kesatuan Bangsa dan Politik Kabupaten Banyuwangi, Drs. R. Agus Mulyono, M.Si., yang turut memberikan pandangannya terkait peran strategis organisasi keagamaan dalam menjaga ideologi Pancasila di tengah keberagaman.
Drs. R. Agus Mulyono, M.Si. menambahkan pentingnya sinergi antara pemerintah dan organisasi keagamaan dalam memupuk kesadaran kebangsaan. "Kesatuan dan persatuan bangsa ini harus terus dijaga. Organisasi keagamaan bisa menjadi mitra pemerintah dalam menanamkan nilai-nilai Pancasila kepada masyarakat luas," tegasnya.
Abdul Aziz selaku moderator yang juga Ketua Ikatan Sarjana Nahdlatul Ulama (ISNU) Banyuwangi, menegaskan pentingnya peran organisasi keagamaan dalam menjaga nilai-nilai kebangsaan dan Pancasila sebagai falsafah hidup bernegara. "Peran organisasi keagamaan sangat strategis dalam membentuk karakter bangsa yang cinta tanah air dan tetap berpegang teguh pada nilai-nilai Pancasila," ungkapnya.
Drs. Nur Chozin dalam pemaparannya menekankan bahwa Pancasila merupakan dasar yang mengakomodasi seluruh elemen bangsa, termasuk organisasi keagamaan. "Pancasila menjadi jembatan penghubung yang mampu merangkul semua kalangan, baik itu agama, budaya, maupun suku bangsa. Melalui organisasi keagamaan, kita bisa memperkuat peran Pancasila dalam kehidupan berbangsa dan bernegara," jelasnya.
Lebih lanjut Nur Chozin menyampaikan tentang pentingnya moderasi beragama dalam berbangsa dan bernegara.
"empat indikator moderasi beragama adalah komitmen kebangsaan, toleransi, anti kekerasan, dan penerimaan terhadap tradisi" katanya.
Lebih lanjut Nur Chozin menyampaikan pentingnya mentaati kesepakatan bersama yang telah dirumuskan para pendiri bangsa yang telah dituangkan dalam konstitusi.
Sementara itu, K.H. Sholehuddin dari Pondok Pesantren Al qibtiyah Tugung mengajak peserta halaqoh untuk meneladani nilai-nilai kebhinekaan dalam Islam yang sejalan dengan Pancasila. “dalam organisasi ditekankan pemahaman persamaan hak dalam berdemokrasi,” paparnya.
Lebih lanjut Sholehuddin menyampaikan bahwa jiwa organisasi harus ada sikap kemandirian dan bukan mencari keuntungan pribadi dari organisasi keagamaan.
Acara halaqoh ini dihadiri oleh berbagai organisasi keagamaan Islam di Kabupaten Banyuwangi yang aktif berpartisipasi dalam diskusi yang hangat dan produktif. Diharapkan melalui kegiatan ini, organisasi keagamaan semakin aktif dalam memperkokoh nilai-nilai Pancasila dalam kehidupan bermasyarakat. (Isnu)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Jaga kesopanan dalam komentar