Selamat Datang di Warta Blambangan

Pages

Home » » Empat Tas Kabin Tidak Ditemukan

Empat Tas Kabin Tidak Ditemukan

Bisa dibayangkan bagaimana ribetnya ketika tiga kloter masuk hotel pada jam yang hampir bersamaan, terlebih dari Embarkasi berbeda dan dengan latar belakang adat berbeda.

Krodit, kopor dan tas kabin salah lantai, belum lagi kesalahan identifikasi jenis kelamin jamaah yang mengakibatkan dalam pembagian kamar ada perempuan yang masuk daftar satu kamar dengan laki-laki, pastinya harus diatur ulang pembagian kamar agar semuanya nyaman. 


Perjalanan Makkah Madinah yang mencapai hingga delapan jam mengakibatkan jamaah lelah, pingin segera beristirahat di kamar, berganti pakaian, namun mereka harus tertunda karena kopor maupun tas kabin belum di temukan, karena pihak hotel hanya tahu barang-barang jamaah tersebut tidak berada di lobby, karena jamaah terus berdatangan.

Saya mencoba membantu mencarikan solusi, dimulai dari lantai paling atas saya sisir untuk mencari kopor maupun tas kabin jamaah, dan saya turunkan ke lantai lima, tempat jamaah haji yang saya pandu berada. Begitupun dengan di di lantai bawah, semua saya naikkan ke lantai tempat jamaah berada, dan ternyata ini memudahkan mereka untuk mencari, terlebih setiap Embarkasi berbeda kartu yang menempel di kopor, sehingga saya hanya mencari berdasarkan tanda pengenal yang khusus Embarkasi Surabaya, saya juga menemukan dua kopor milik kloter lain dari Embarkasi Surabaya yang terangkut sampai hotel kami.

Sebuah pekerjaan yang membutuhkan kecerdasan dan tenaga ekstra agar semua baik-baik saja, meskipun demikian ada saja yang menganggap Ketua Kloter tidak bekerja, dan bagi saya itu bukan sebuah masalah, karena tugas bukan sekedar pengakuan saja, karena ini bukan hanya urusan kita dengan jamaah, tetapi urusan kita dengan yang di atas.

Seperti biasanya, saya ngopi di lobby, bertemu dengan petugas kloter lain yang empat kopor jamaahnya belum di temukan, saya tidak banyak memberikan masukan, karena tidak tahu kenapa ini terjadi, saya hanya menyampaikan yang saya alami di kloter kami, bisa jadi terbawa di hotel lain seperti saya menemukan dua kopor milik kloter lain dari Embarkasi yang sama.

Malam ketika mata belum benar-benar terpejam, belum sempat tersusun mimpi, terdengar pengumuman bahwa jika ada kopor yang bukan miliknya dan berada di kamar agar di keluarkan.

Sebenarnya saya agak terganggu, atau tepatnya tersinggung dengan pengumuman yang dilakukan tengah malam tersebut, dan saya kira pengumuman berhenti sampai disitu, ternyata disampaikan beberapa kali hingga ada yang masuk kamar jamaah haji untuk mencarinya.

Sungguh sebuah pengumuman dan tindakan yang sangat mengganggu waktu istirahat, saya keluar kamar untuk menemui orang yang melakukan pengumuman tetapi sudah pergi, baru di pagi hari saya dapat menemui petugas kloter yang kehilangan koper, memastikan bahwa saya sebagai Ketua Kloter yang akan memasuki kamar jamaah saya sendiri yang mungkin dapat ditemukan koper-koper itu, meskipun saya tidak yakin ada jamaah haji yang menyimpan koper yang bukan miliknya, karena kamar kita sangat sempit yang untuk menyimpan barang milik jamaah sendiri saja terasa kurang, apalagi harus menyembunyikan barang milik orang lain yang tidak dapat dibuka atau dibawa ke Indonesia, karena satu jamaah hanya dapat membawa satu koper.

Jamaah tidak akan tersinggung jika ketua kloter yang masuk ke kamarnya, tetapi mereka akan merasa tidak nyaman ketika orang yang dianggap tidak berkepentingan memasuki kamar, terlebih mencari barang yang hilang.


Jika Anda menyukai Artikel di blog ini, Silahkan klik disini untuk berlangganan gratis via email, dengan begitu Anda akan mendapat kiriman artikel setiap ada artikel yang terbit di Creating Website

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Jaga kesopanan dalam komentar

 
Support : Copyright © 2020. Warta Blambangan - Semua Hak Dilindungi
Modifiksi Template Warta Blambangan
Proudly powered by Syafaat Masuk Blog