Enak Lewat Belakang
Seringkali kita diberi pilihan yang tidak mudah, diam saja itu bukan sikap tidak memilih, tetapi menyerahkan pilihan kepada orang lain ataupun takdir, dan ketika ada pilihan yang sulit, kita harus memilih pilihan dengan resiko yang menurut kita paling kecil, karena hidup merupakan pilihan, jika hanya memilih untuk dirinya sendiri, resiko yang ditanggung hanyalah milik sendiri, tetapi jika pilihan itu mengakibatkan nasib orang banyak, haruslah dipikirkan secara bijak, apalagi menyangkut masalah ibadah.
Melalui pintu depan merupakan jalan yang lumrah untuk masuk maupun keluar, karena memang jalan itulah yang seharusnya dipilih, namun tidak salah jika mencari sensasi yang berbeda dengan melalui jalur belakang.
Sore ketika matahari masih agak enggan tenggelam, panas udara juga masih tinggi diatas empat puluh derajat, beberapa lelaki menyalakan rokok diatas rumput hijau yang mudah terbakar, lalu lalang bus shalawat dan klakson taksi tak henti-henti menembak telinga. Nampak mbak Saiyyyang menggandeng tangan suaminya turun dari bus, sambil senyum-senyum memasuki hotel yang pintu masuknya beberapa meter dari bahu jalan, tidak ada halaman parkir seperti di Indonesia.
Saya memanggil Mbak Saiyyyang, ingin minta bantuan ngambil gambar ketika berada depan hotel dengan latar belakang Tower Zam-zam dari kejauhan. Hasil fotonya bagus, nampaknya handphone mahal, apalagi mau mengarahkan untuk mengambil anggel menarik. Saya sebenarnya pingin membeli Handphone mahal agar ketika mengambil gambar bisa bagus, tapi entah kenapa hal ini saya urungkan.
Saya menunggu kiriman foto dari Mbak Saiyyyang sambil menikmati hijau rumput sintetis dibawah pohon kurma di taman depan hotel, lama menunggu sambil buka pesan di grup dan ternyata ada pemberitahuan jika kita ke Madinah ada dua klloter beda maktab di hotel kami yang ke Madinah dengan jam yang sama. Bisa dibayangkan, ada 742 orang, 742 koper besar di loby dengan ruang menuju pintu keluar yang hanya empat meter, jamaah haji juga biasanya tidak mau antri dan menunggu di lobby l, belum lagi jalanan macet depan hotel yang harus berjajar 18 bus dalam waktu bersamaan, otak loading agak lambat, bagaimana hasil foto Mbak Saiyyyangpun sudah tak terpikirkan lagi, yang harus dilakukan hanyalah koordinasi dan memberikan pengertian kepada jamaah, bahwa semua akan baik-baik saja.
Saya menghubungi Maktab, agar berangkat lebih pagi, setidaknya bus yang akan kami tumpangi tidak terlalu jauh dari pintu keluar hotel, karena kasihan bagi jamaah tua jika harus berlama-lama mencari bus, apalagi perjalanan Makkah Madinah tidaklah sebentar.
Benar juga, janji maktab benar-benar ditepati, belum jam enam pagi infonya bus sudah datang, namun saya cari di depan hotel belum ada satupun bus yang datang, masih ada satu mobil parkir sudah tiga hari depan hotel, sehingga bus tidak dapat merapat, saya terus mencari dimana bus berada.
Kopor-kopor sudah diangkat umal (buruh angkut), namun tidak dibawa melalui pintu depan, melainkan melalui pintu belakang, saya mengikuti lorong menuju pintu belakang hotel yang ternyata menuju jalan yang sedikit lengang, ada sembilan bus yang sudah parkir menunggu kopor dan Jamaah Haji untuk diangkut ke Madinah.
Ternyata hotel kami mempunyai jalur belakang yang lebih nyaman ketika kami mau berangkat ke Madinah, jalannya sepi sehingga lebih aman bagi jamaah lansia.
Makkah, 27/06/2024
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Jaga kesopanan dalam komentar