Selamat Datang di Warta Blambangan

Pages

Home » » Tukang Bakso Cantik Bermata Biru

Tukang Bakso Cantik Bermata Biru

 *Tukang Bakso Cantik Bermata Biru*



Matahari belum menampakkan diri, orang orang pulang dari masjid, langkahnya cepat seperti tak pernah lelah. Depan hotel banyak orang jualan, tak ubahnya jalanan menuju pasar tradisional. Mereka datang sesaat setelah sholat subuh berlalu, mengendarai mobil yang di tempatku tergolong kendaraan mahal, tapi disini untuk ngangkut dagangan bakso, onde-onde dan makanan khas Indonesia lainnya yang mungkin saja penjual dengan wajah khas Timur Tengah itu tidak tahu dari desa mana dulu makanan itu berasal.

Setiap pagi depan hotel selalu ramai oleh para pedagang musiman, mereka bukan hanya bertransaksi dengan menggunakan real tetapi juga rupiah, bukan hanya orang dewasa yang berjualan, tetapi juga wajah imut timur tengah menjajakan dagangan dengan bahasa Indonesia meskipun terdengar kaku, mereka tidak menyebut kata rupiah, tetapi menyebut Jokowi, dan hanya menerima uang lima ratus ribu dan seratus ribu.

"ayo Jokowi seratus ribu" itu artinya dagangan mereka seharga seratus ribu rupiah. Entah gimana tahun depan jika presidennya ganti, bagaimana mereka menyebut mata uang rupiah.

Makanan yang dijual relatif mahal dibandingkan dengan kita membeli di Indonesia, apalagi sayuran, untuk sayur bakso saja dikasih bihun dan kubis, jangan bermimpi ada sayur hijau disana, cah kangkung yang di restoran lima belas ribu sekali santap habis, disana bisa dua kali lipatnya, namun karena sudah lebih satu bulan tidak merasakan masakan Indonesia, berapapun harganya ya sikat saja.

Biasanya beberapa jamaah haji membeli bakso untuk disantap bersama makanan yang paket yang diberikan kepada jamaah.

Sebenarnya makanan yang diberikan setiap harinya sudah enak, sehari tiga kali dengan menu berbeda yang kita sudah diberikan menu sepekan, namun kadang juga jenuh juga, apalagi seperti saya yang biasanya makan dengan kuah.

Saya sangat bersyukur hidup di Indonesia yang mempunyai Alam subur, bisa makan sayur dengan murah, bahkan jika ingin sayur kelor bisa gratis ngambil kelornya, tidak seperti di Saudi Arabia yang tidak semua tempat dapat di tanami, berbagai rempah Indonesia juga mudah di dapatkan, tak heran banyak jamaah haji yang membawa mie siap saji sebagai kombinasi makan setiap hari.

Saya tidak tahu daging apa yang dibuat bakso para pedagang, apakah daging kambing, sapi ataukah onta. Saya bukan pecinta bakso, sehingga tidak dapat membedakan daging yang digunakan, saya hanya merasakan nikmatnya apapun dagingnya, tetap terasa nikmat, terlebih seringkali jamaah yang membelikannya.

Saya juga tidak bertanya kepada para pedagang perempuan berkulit putih dengan hidup mancung khas Timur Tengah, bagaimana mereka membuatnya, resep masakan dari China ataukah Indonesia.


Makkah, Juni 2024

Jika Anda menyukai Artikel di blog ini, Silahkan klik disini untuk berlangganan gratis via email, dengan begitu Anda akan mendapat kiriman artikel setiap ada artikel yang terbit di Creating Website

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Jaga kesopanan dalam komentar

 
Support : Copyright © 2020. Warta Blambangan - Semua Hak Dilindungi
Modifiksi Template Warta Blambangan
Proudly powered by Syafaat Masuk Blog