Selamat Datang di Warta Blambangan

Pages

Home » » Merpati Megan di Haramain

Merpati Megan di Haramain

 Merpati Megan di Haramain 


Sebentar lagi layanan Bus Shalawat berhenti, hanya menghitung hari saja puncak haji dilakukan, Kota Makkah akan ditutup dan tidak menerima kendaraan dari luar, pada puncak haji nantinya semua akan dilakukan dengan berjalan kaki, kecuali ambulans dan beberapa armada bus yang sangat terbatas jumlahnya. 


Saya ingin menikmati layanan terakhir Bus Shalawat yang nantinya akan beroperasi kembali pada 14 Dzulhijjah, ada beberapa hal yang ingin saya lakukan hari ini di Masjidil Haram, selain juga mendampingi jamaah haji yang masih berada di haram, setidaknya hari ini lewat kembali ke Tower Zamzam, bangunan tertinggi di Kota Makkah yang memudahkan masyarakat mencari arah dimana Al Haram. Beberapa kali saya masuk ke bangunan tersebut yang dilengkapi dengan rumah sakit, hotel dan tempat perbelanjaan. Saya pernah diajak ngopy di Starbucks yang juga ada di bangunan tersebut, kuliner Nusantara juga banyak dijajakan, apalagi ada orang Banyuwangi buka lapak dalam Tower Zamzam.

Perempuan sering tersesat di bangunan tersebut, itu bukan karena hanya bangunan banyak liku seperti di dalam Masjidil Haram, tetapi mata perempuan mudah tergoda dengan berbagai barang yang dijajakan.

Yang menarik adalah adanya burung-burung merpati yang tidak takut dengan kedatangan manusia, mereka sadar bahwa manusia tidak akan menyakitinya, apalagi menjadikan mereka santapan makan malam.

Merpati di Masjidil Haram memiliki banyak julukan, seperti merpati tempat suci, Merpati Megan, merpati demam, dan merpati sunyi. Merpati dengan bentuk indah, warna unik, dan leher panjang. Merpati tersebut telah menjadi salah satu landmark terkenal di Makkah. Ketika tidak sedang terbang di atas para pengunjung, mereka bertengger di antara sisi-sisi bangunan, mencari orang baik yang akan memberi mereka makanan, hubungan kasih sayang di antara merpati dan jamaah Masjidil Haram telah ada sejak ratusan tahun yang lalu,  sejumlah orang menelusuri dan menyimpulkan merpati di Masjidil Haram adalah keturunan merpati di Gua Tsur pada masa hijrahnya Nabi Muhammad SAW.

Merpati tempat suci memiliki kedudukan khusus dalam Islam. Jemaah haji, umrah maupun pengunjung tidak diperbolehkan untuk membunuh, mengusir, memecahkan telur-telur, ataupun menyingkirkan mereka dari sarang.

Merpati di Haramain Memiliki warna sangat biru mulai dari kepala hingga leher, hitam pada ujung sayap dan ekornya, biru putih pada sisa tubuhnya, dan dua garis hitam pada ekornya, mereka buang air besar di seluruh Ka'bah ataupun sekitarnya dan oleh Kerajaan Saudi Arabia dibangunkan enam menara oleh Arab Saudi di atas kanopi Jalan Masjidil Haram sebelah jembatan.

Dipagi dan sore hari merpati ini banyak turun dijalan untuk mendapatkan makanan dari para jamaah, ada beberapa mitos bahwa merpati ini dulunya diperihara Siti Aisyah RA yang berkembang biak hingga sekarang, konon jika ada pasangan suami istri yang lama tidak mempunyai keturunan, mereka bisa memberikan jagung kepada merpati-merpati ini dan sebagian makanan burung yang biasanya jagung ini dibawa pulang.

Berjalan kaki disepanjang jalan sambil menikmati indahnya merpati sangat mengasikkan, beberapa jamaah mengabadikan momen bersama merpati-merpati ini, mungkin hanya disini merpati bisa diajak selfi, tidak takut dengan kamera dan merasa aman dan nyaman saja. Makanan dari para jamaah sudah cukup bagi mereka, sehingga tidak perlu lagi mencari di tempat lain.


Makkah, Juni 2024






 

Jika Anda menyukai Artikel di blog ini, Silahkan klik disini untuk berlangganan gratis via email, dengan begitu Anda akan mendapat kiriman artikel setiap ada artikel yang terbit di Creating Website

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Jaga kesopanan dalam komentar

 
Support : Copyright © 2020. Warta Blambangan - Semua Hak Dilindungi
Modifiksi Template Warta Blambangan
Proudly powered by Syafaat Masuk Blog