King Abdullah Medical City
Hari beranjak senja, hembusan angin masih sedikit menyengat, kita sudah memakai masker, namun tetap saja panas terasa. Pukul 6 sore cuaca masih 42 derajat, terasa panas bagi kita di Indonesia yang biasa dengan semilir angin yang berhembus dari selangkangan pohon dan dedaunan.
Kami menunggu taksi di depan hotel, beberapa orang yang sepertinya dari Afrika sedang berjalan beriringan menuju masjid, tinggi badannya tidak jauh berbeda dengan orang Indonesia, namun mereka dapat berjalan kaki setiap hari ke Masjidil Haram, sedangkan kita tidak dapat seperti itu, fisik kita berbeda, alam telah memanjakan kita, dan itu yang harus kita syukuri, pada senja seperti ini di Indonesia kita menikmati segarnya hembusan angin, tidak perlu berjalan jauh menuju masjid, bahkan kita memilih masjid-masjid di sekitar kita yang setiap waktu sholat mengumandangkan adzan.
Ada jamaah yang sedang dirawat di RS King Abdullah Medical City akibat sakit jantung, tadinya jamaah ini tidak mau di rujuk ke RS dengan berbagai alasan, bahkan minta bantuan ketua rombongan maupun pimpinan KBIHU agar dia nggak di operasi, anaknya juga aktif komunikasi.
Tim Kloter tidak mau mengambil resiko, jamaah tetap di rujuk di RS dan dengan berbagai cara hingga jamaah setuju untuk dilakukan tindakan medis.
Saya masih ingat, ketika sedang rapat dengan beberapa kloter di sektor sembilan, pihak RS telpon untuk meminta persetujuan tindakan operasi pasang ring pada jantung agar yang bersangkutan dapat mengikuti wukuf di Arafah, dan saya iya kan saja karena itu merupakan tindakan yang realistis untuk kesembuhan jamaah.
Rasa jenuh dan merasa hidup sendirian pasti ada pada jamaah ini. Terlebih tidak dapat berkomunikasi dengan bahasa yang sama dengan tim kesehatan rumah sakit, dua hanya pasrah saja karena hanya itu yang dapat dilaksanakan.
Mencari kendaraan menuju rumah sakit bukan suatu yang mudah, apalagi banyak sopir taksi yang belum paham benar peta lokasi kota, karenanya harus dengan kesabaran ekstra dan harus pintar menawar sebelum pada keputusan menggunakan taksi.
Sebenarnya jarak hotel dengan King Abdullah Medical City tidaklah terlalu jauh, lebih jauh jarak dua hati yang tidak saling mencintai meskipun selalu berjalan bersama.
Sopir taksi yang tidak tahu arah mengakibatkan perjalanan yang seharusnya sebentar menjadi sedikit agak lama, meskipun hari menjelang senja, namun udara masih terasa panas yang jika kita menjemur pakaian bisa kering meskipun tanpa sinar matahari. Berenam menuju RS sambil cerita ngalor ngidul tak terasa sampai tujuan, halaman RS yang luas dengan pemandangan pohon kurma yang sedang berbuah menguning menambah keasrian RS dari kesan gersang.
Memberikan motivasi kepada jamaah haji yang akan menjalani operasi pasang ring pada jantung merupakan tujuan utama, dengan kedatangan kami menambah support jamaah yang tadinya takut dengan jarum suntik, dan semangat untuk dapat melaksanakan ibadah haji menjadi pendorong dirinya mengikuti program penyembuhan jantungnya yang bermasalah.
Makkah, Juni 2024
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Jaga kesopanan dalam komentar