Umroh Naik Bus Cukup 4 Real
Kembali saya melakukan umroh dengan menggunakan jasa bus dari Tan em ke Masjidil Haram.
Tiket 4 SAR, dua kali lebih mahal dibandingkan dengan tujuh tahun yang lalu yang hanya 2 SAR.
Semua berubah, harga semakin terus melaju, namun tetap saja semakin banyak peminatnya, berbeda dengan usia yang jika diperkankan orang akan memilih hidup lebih lama.
Makkah terus berbenah, tanah haram tak pernah sepi, manusia datang silih berganti, dari generasi ke generasi, dari belahan bumi dengan kulit aneka warna.
Kita yakin bahwa meskipun kita berbeda warna, namun tetap dengan iman yang sama. Dan yakin semua kita yang beriman kepada-Nya akan ditempatkan pada tempat yang paling istimewa, tempat yang dirindukan semua orang dalam keabadian.
Baru hari ini saya bisa ke Tan em lagi, tempatnya tetap seperti yang dulu, masih banyak orang berjualan, pun juga banyak kendaraan lalu lalang mengantarkan Jamaah yang ingin melaksanakan umroh dengan mengambil miqot terdekat dari haram.
Ada beberapa tempat membeli tiket bus menuju Haram yang akan berhenti di Terminal Syib Amir, terminal terbesar di Haram, bus yang ditumpangi jamaah umroh dari berbagai negara nyaris tidak ditemukan bangku kosong, bacaan talbiyah semula hanya satu orang saja yang melantunkan, lalu diikuti oleh jamaah lainnya.
Saya berangkat tiga orang saja, sore menjelang matahari bergeser ke dunia lain, saya sengaja berangkat senja, biar adem bersama dua orang tim kesehatan, kita berangkat dari Bilal Hotel naik taksi, karena jika harus membeli tiket di Masjidil Haram, adanya di Syib Amir, sekitar 2 kilometer dari Terminal Jiyat, tempat berhentinya bus dari arah Misfalah, sehingga memilih dengan naik merupakan pilihan logis daripada naik bus ke Tan em yang meskipun lebih murah, tetapi berjalan lebih jauh. Saya juga ingin suasana berbeda dengan berhenti di terminal Syib Amir, tempat dulu pertama kali saya bertugas menjadi terminal kami ke Haram dari hotel kami diwilayah Roudhoh.
Banyak jamaah haji yang ingin melaksanakan umroh di musim haji, mereka beralasan bahwa kesempatan ke Makkah mungkin hanya sekali seumur hidup, berbeda dengan penduduk kota Makkah yang lebih banyak kesempatan menunaikan umrah diluar musim haji. Beberapa jamaah tidak melaksanakan ibadah umroh di Musim haji' karena Nabi Muhammad tidak melaksanakannya, karenanya saya menghormati semua alasan yang mereka sampaikan, karena kita tidak dapat memaksakan satu keyakinan kepada orang lain, bagi yang mau umroh juga kita pandu, kita sampaikan caranya, termasuk bagaimana menuju miqot dengan biaya terjangkau.
Beberapa jamaah haji telah melakukan thawaf beberapa kali, bahkan sebelum puncak haji ada yang sehari dua kali, dan miqot paling diminati adalah Tan em karena yang paling dekat dengan Masjidil Haram, dengan naik taksi penumpang 5 orang membayar 50 real dibagi lima orang dari hotel menuju Tan em kemudian ke Haram, ada juga yang ingin uji nyali dengan melaksanakan umroh mengambil miqat yang berbeda, seperti Jikrona, Hudaibiyah hingga Qornul Manazil ketika mereka ziarah ke taif, tempat paling subur di jazirah Arab.
Di Syib Amir masih nampak beberapa PPIH Arab Saudi, dan ini karena ada belasan bus tujuan hotel-hotel yang ditempati jamaah haji Indonesia yang sebagian besar diwilayah Roudhoh dan Syisyah, berbeda dengan terminal Jiyat yang hanya tidak lebih dari sepuluh nomor bus yang dipergunakan jamaah haji Indonesia yang menginap di wilayah Misfalah, Jarwal dan Rey Bakhsy, karenanya wajar jika setelah puncak haji petugas PPIH di terminal Jiyat jarang ditemui.
Tidak ada target bagi kami, berapa kali melakukan umroh, karena tugas utama kami adalah melayani jamaah, termasuk ketika mereka menginginkan umroh, kami bukan hanya membimbing, tetapi juga menyampaikan informasi tentang apa yang harus dilakukan, seperti bagaimana cara naik taksi menuju Tan em, atau bagaimana jika harus naik bus.
Makkah, 26/06/2024.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Jaga kesopanan dalam komentar