Banyuwangi ((Warta Blambangan) Mengembangkan dunia dakwah dalam Islam adalah sebuah keniscayaan bagi setiap muslim kapanpun dan dimanapun ia berada. Hal ini sebagai langkah kongkrit secara turun temurun sejak zaman Nabi Muhammad SAW sampai era ulama di zaman milenial ini. Terbukti dalam sejarah peng-Islam-an tanah Jawa oleh wali songo, mereka datang ke bumi nusantara ini dengan satu misi yaitu mengembangkan dakwah Islam dengan melebur dengan masyarakat, memberikan bimbingan-bimbingan keagamaan, yang bermuara pada amar ma’ruf nahi munkar, yang pada akhirnya menjadi cikal bakal berdirinya pesantren demi pesantren sebagai benteng sekaligus basis kekuatan dakwah Islam di negeri ini. Semua ada tantangan dan ada kearifan lokal yang menjadi ruh pesantrennya.
Dengan segenap ketulusan dan keikhlasan yang tinggi dalam berdakwah yang tentunya dengan izin Allah SWT, maka perjuangan wali songo bisa membuahkan hasil yang sangat menggembirakan, dimana masyarakat Indonesia khususnya di tanah jawa ini, yang semula hidup dengan keyakinan animisme-dinamisme, hindu/budha berhasil tersadarkan menjadi seorang muslim hamba Allah SWT. Alhamdulillah, bahkan pesatnya perkembangan demi perkembangan dari waktu ke waktu, Islam mendominasi di negeri ini, sehingga didalam kancah dunia internasional, Indonesia dikenal sebagai negara berpenduduk muslim terbesar di dunia. Sebuah kesyukuran yang patut diambil hikmah dan kita teladani.
Di alam Banyuwangi ini, siapa yang tidak kenal dengan lokalisasi Mbah Duding? Atau sebagian masyarakat lebih akrab menyebut dengan Lokalisasi Kelopoan? Sebuah lokasi Dusun Klontang RT 03/RW 02 Desa Gendoh-Sempu dimana ajang prostitusi dilegalkan, bisnis zina yang sudah menjamur sejak puluhan tahun yang lalu.Budaya maksiat "molimo" seperti madon zina,mabuk miras narkoba dan maling jadi tradisi.
Menurut data dari sebuah sumber menyebutkan, bahwa lokalisasi ini mulai eksis sejak sebelum tahun 1960-an, yakni sekitar tahun 1955, dan sampai pada tahun 2014 terdapat 24 KK (Kepala Keluarga) dan setiap KK masing-masing ngopeni minimal 4 “ingon-ingon” PSK (Pekerja Seks Komersial) bahkan banyak yang lebih. Itu artinya terdapat minimal 96 PSK dengan segala aktifitasnya setiap hari. Sekian lama tanah kelopoan menjadi bagian tanah bumi Blambangan yang sedikit terjamah oleh dakwah amar makruf nahi munkar.
Sejak penutupan lokalisasi pada tahun 2012 yang lalu oleh Bupati Banyuwangi Bapak H. Abdullah Azwar Anas, M.Si. para penggiat dakwah islam merasa terpanggil untuk mulai mengembangkan dakwah di tanah kelopoan/Mbah Duding dekat stasiun kereta Temuguruh Sempu tersebut . Dan berkat bantuan pemda setempat, berdirilah sebuah mushalla sebagai pusat beribadah dan pengembangan dakwah guna mewarnai lingkungan. "Dukungan pemerintah dan aparat menjadi stamina special untuk selalu percaya diri dan menjadi kekuatan untuk mengambil langkah demi langkah konstruktif!" tutur mujahid dakwah alumni Nurul Jadid Paiton Probolinggo,Ust Imam--demikian panggilan akrab H.Imammudin Hasani,M.Pd.i didampingi istrinya yang telaten wirausaha ragam jajanan dan camilan yang disukai anak-anak.
Seiring dengan berjalannya waktu, dakwah di eks lokalisasi semakin dipertajam dengan sebuah cita-cita suci, yakni berdirinya pesantren yang diharapkan dapat lebih mewarnai dan mengubah bahkan membalik keadaan menjadi lingkungan yang sangat islami dan qur’ani. Akte notaris yayasan pun dibikin.Ada beberapa bidang tanah yang sudah dibebaskan untuk perluasan, menyusul setelah bantuan dari Bupati AAA berupa mushalla yang diberi nama Baitul Muhajirin yang artinya “rumahnya orang-orang yang hijrah (dari kegelapan)”.
"Alhamdulillah kami juga bisa membeli dan menempati rumah mucikari.Dan mengawali iqro' mengajari anak WTS. Alhamdulillah sejak berdiri, mushalla dapat berfungsi sebagaimana mestinya, untuk shalat 5 waktu bahkan kegiatan mingguan berupa pengajian Umum, bulanan berupa istighasah legian dan khatmil Qur’an. Alhamdulillah, kini sudah berdiri asrama baru untuk santri spesial penghafal al-Qur’an!" tutur keluarga KH Muafik Amir Buma ini yang sudah bisa merangkul parapihak untuk mendukung nurul Islam dan cahaya kitab suci mukjizat Rasulullah bersinar geser budaya molimo.Kini TPQnya sudah ada santriwati 39 dan ada 18 anak usia SMP yang mukim di Musholla sekaligus jadi marbot dan belajar jadi takmir yang memakmurkan rumah Allah.beliau juga ingin TPQnya bergabung ke LPPTKA-BKPRMI agar santrinya berkesempatan Festival Anak Sholeh Indonesia (FASI).
"Mohon motivasi, doa dan dukungannya.Juga kesabaran dan keikhlasan keluarga untuk mujahid mengantarkan yang mau hijrah dan bersih-bersih kampung!" tutur
H.Imamuddin Hasani, M,Pd.I selaku pengasuh kawasan baitul nikmat dunia menjadi bahagia dunia akherat seraya juga mengemban amanah sebagai Kepala SMP Bustanul Makmur di Desa Kembiritan Kecamatan Genteng Kabupaten Banyuwangi itu pada media jurnalnews dan walisantri yang silaturahmi ke rumahnya.(Yeti Ch/AWN/WB)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Jaga kesopanan dalam komentar