Banyuwangi (Warta Blambangan) Musyawarah Guru Mata Pelajaran (MGMP) Bahasa Osing mengadakan kegiatan revitalisasi Bahasa Using untuk 77 guru Bahasa Jawa dan Bahasa Indonesia. Ada 13 Kecamatan menjadi sasaran kegiatan regenerasi calon pengampu guru-guru bahasa Osing.
Kegiatan berlangsung di depan Warung Kemarang tepatnya Sanggar Lukis Pelataran Tamansuruh-Glagah,Senin 7 Agustus untuk wilayah utara dan untuk selatan diigelar di Omyah Using Daepong Watukebo Blimbingsari,Selasa 8 Agustus.
Adapun pemateri dari kegiatan tersebut berasal dari hasil workshop yang dilaksanakan oleh Balai Bahasa Jawa Timur pada tanggal 10 - 15 Juli 2023 di Uniba.Lalu peserta menjadi pemateri dengan 4 wilayah pengimbasan. Wilayah pengimbasan terbagi menjadi empat bagian wilayah 1 khusus Banyuwangi Kota sedangkan. Wilayah 2 terdiri dari Kecamatan Giri, Kalipuro, Glagah dan licin. Wilayah 3 terdiri atas Kecamatan Blimbingsari, Kabat, Rogojampi dan Songgon. Adapun Kecamatan wilayah 4 terdiri dari empat Kecamatan juga yaitu Srono, Singojuruh, Cluring dan Sempu. Terdapat total 58 sekolah negeri dan swasta yang berpartisipasi dalam kegiatan tersebut. Adapun tujuan dari kegiatan revitalisasi Bahasa Using ini yakni bagaimana membumikan kembali bahasa Using untuk murid melalui pembelajaran baik itu secara eksternal maupun intra dalam berbagai macam lintas mata pelajaran.Pengurus MGMP yang baru batita ini juga dari berbagai mapel yang punya semangart peduli dan satya bhakti bumi berpijak langit terjunjung.
Kasie SMP Didik Eko Wahyudi,S Pd saat pembukaan di Sanggar Lukis Pelataran Ilyasin Tamansuruh menyampaikan, "Sekolah merupakan gerbang utama untuk meregenerasi bahasa ibu. Karena bahasa Ibu dari Banyuwangi adalah bahasa Using, maka bagaimana siswa-siswi mengetahui mengenal dan memahami Banyuwangi dari seluruh aspek alam geopark, adat, budaya dan sejarah maupun segala seni yang berpadu dalam keharmonisan kebhinekaan global!" ungkapnya seraya kesuwun ke MKKS Negeri dan Swasta yang turut mbrejag tangi nguri-nguri.
Seluruh pemateri yang berasal dari lintas mapel menyampaikan 7 materi yang sesungguhnya sangat tidak asing dalam kehidupan keseharian, diantaranya mendongeng berpidato, puisi, nembang, melawak, cerita pendek, menulis serta mengucapkan Bahasa Osing dengan pola merdeka belajar.
Yeti Chotimah M.Pd selaku ketua MGMP Bahasa Osing berharap "Kegiatan revitalisasi ini merupakan ajang silaturahmi dan menyamakan persepsi bahwa Bahasa Using sangat patut digandrungi dan dilestarikan. Para guru bahasa baik itu Jawa, Indonesia maupun Inggris bisa menjadi promotor untuk pelestarian bahasa Osing di lingkungan sekolah!" Ujar pengajar IPA dan Seni Budaya ini seorang guru penggerak angkatan 7 yang juga pengurus Dewan Kesenian Blambangan ini.
Pada kegiatan tersebut, Slamet Hariyadi alias Penyet sebagai salah satu maestro Fasda Kabupaten untuk praktek stand up comedy Pemateri Widyaningsih,S.Pd pemateri lawak atau dalam Bahas Osingnya ngewer.
Menguatkan secara keseluruhan, Drs. H.Alfian,M.Pd selaku Kabid SMP Dinas Pendidikan Kabupaten Banyuwangi dalam sambutannya pada Roadshow Bahasa Using di Resto Daipong Watukebo, "Ayo mulai sekarang semangat yang tinggi untuk terus menerapkan profil pelajar Pancasila dengan muatan budaya dan pelestarian bahasa Osing. Karena sudah banyak budaya maupun bahasa yang mati jika dunia pendidikan Tidak memulai peduli dalam proses pelestarian bahasa osing utamanya penutur bahasa osing. Ayo juga galakkan gerakan bahasa osing melalui media sosial yang dimotori oleh MGMP Bahasa osing baik itu YouTube, Twitter, IG, Fb maupun medsos yang lainnya. Setiap orang yang tinggal di Banyuwangi mempunyai kewajiban untuk melestarikan seni budaya dan bahasa osing agar menumbuhkan rasa nasionalisme serta kepedulian terhadap Banyuwangi!" ujar kakek yang baru dapat anugrah cucu kembar perempuan.
Masih menurut Alfian yang lahir di Sumenep, "jika sekolah internasional pengantarnya menggunakan bahasa asing. Bagaimana sekolah di Banyuwangi tidak hanya menggunakan bahasa pengantar Indonesia tetapi juga bisa menyisipkan pengantar dalam bentuk bahasa daerah yaitu Madura atau Jawa serta osing!" tegasnya seraya sampaikan kebijakan politik pemimpin Banyuwangi menentukan arah pelestarian dan punahnya kearifan lokal di era global yang batas negara sekedar admitrasi. (Aguk/WB)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Jaga kesopanan dalam komentar