Banyuwangi (Warta Blambangan) ASN KementerianAgama, menjadi Ketua Kloter merupakan ibadah yang mengharuskan totalitas untuk melayani jamaah. Kesungguhan dalam menjalankan tugas bersama Pembimbing Ibadah dengan dibantu tiga orang tenaga kesehatan diuji ketika harus melayani jamaah haji lansia dan resiko tinggi.
Bagi sebagian jamaah, keinginan untuk meninggal ditanah suci merupakan doa yang mungkin tersemat dalam hati, hal ini sangatlah wajar dengan mengingat bahwa prosesi pemakaman bagi jamaah haji yang meminggal, selalu disholatkan di Masjidil Haram setiap habis Sholat Jamaah, sehingga jutaan jamaah haji yang ikut mensholatkan dan mendoakan.
Setelah pandemi covid-19 berakhir, pemberangkatan jamaah haji telah normal kembali hal inilah yang mengakibatkan banyaknya jamaah haji lansia dan resiko tinggi yang berangkat menjalankan rukun Islam kelima.
Jama'ah memang sedari tanah air sudah berpeluang untuk lebih dulu memenuhi panggilan sang ajal, dan Tuhan masih memberikan kesempatan untuk berkunjung ketanah Ibrahim.
Tidak ada alasan untuk melarang para jamaah tersebut berkeinginan demikian, meskipun hal ini menambah beban kerja para petugas, dan tidak semua jamaah yang berkeinginan meninggal ditanah suci dapat terpenuhi semua
keinginannya, karena memang belum mendapat restu dari sang Penguasa Ajal.
Moto pengabdian kepada jamaah merupakan kemabruran selalu dipegang oleh semua petugas haji, mereka tidak akan memikirkan kegiatan ibadah sunnah sebagaimana jamaah haji pada umumnya,
Petugas kloter 24 jam memikirkan jama'ah meliputi 3 hal Yakni ( melayani, membimbing, dan melindungi)
1. Melayani, petugas memberikan pelayanan sebaik mungkin dengan seluruh team, karom dan Karu dalam hal pembagian tempat hotel, maktab arofah, Mina, dan hotel Madinah.
Juga konsumsi dan tranportasi.
2. Membimbing, yakni petugas ibadah membimbing agar jangan ada satu jamaahpun yang tidak sukses melaksanakan haji sesuai rukun dan wajib hajinya.
3. Melindungi, petugas kesehatan selalu mendampingi kesehatan jama'ah dengan memberikan tindakan preventif, dan kuratif selama 24 jam siap di klinik "satelit" dan juga di balkon hotel, bahkan disemua titik pergerakan jama'ah ( Arofah, Muzdalifah, Mina, Madinah, Bus, Pesawat, Embarkasi dan Debarkasi).
Tiga fungsi petugas itulah yang menjadi inti kegiatannya.
Dan Alhamdulillah 450 jemaah H. Nur Saewan dan Lukman Hakim sukses melaksanakan rukun dan wajib hajinya.
Disisi lain, ada 7 jemaah yang meninggal dunia di Makkah, adalah bentuk takdir Alloh yang tidak kuasa diantisipasi oleh siapapun dan insyaallah sebuah keberkahan karena tak semua orang bisa meninggal di sana sekalipun diharapkan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Jaga kesopanan dalam komentar