Banyuwangi (Warta Blambangan) Bagi masyarakat Desa Sumbersewu Kecamatan Muncar, hidup rukun dengan tetangga yang berbeda merupakan hal yang biasa, hal ini disampaikan Arisman Kepala Desa Sumbersewu Kecamatan Muncar, Selasa (04/07/2023) di posko Rintisan KMB Kecamatan Muncar ketika menerima kunjungan Pokja KMB Kabupaten Banyuwangi.
Arisman menyampaikan bahwa kehadiran Pokja KMB Kabupaten Banyuwangi merupakan sebuah kebanggaan, karena sebelum adanya KMB, di Desa Sumbersewu telah terbentuk Forum Umat Beragama.
"ketika perayaan hari besar keagamaan, umat yang tidak merayakan juga membantu kelancaran pelaksanaannya" kata Arisman.
Ketua Pokja KMB Kecamatan Muncar Abdul Fatah menyampaikan bahwa dipilihnya Desa Sumbersewu sebagai Rintisan KMB Kecamatan Muncar dengan mengingat desa ini multi kultur, ada dua kegiatan keagamaan besar yang dilakukan oleh dua umat beragama yang berbeda di desa ini, yakni takbir keliling yang dengan pesta kembang api setiap Idhul Fitri, serta Pawai ogoh-ogoh para perayaan nyepi yang diikuti umat Hindu se Kabupaten Banyuwangi.
Plh. Kepala Kantor Kementerian Agama Kabupaten Banyuwangi H. Moh. Jali menyampaikan bahwa di Indonesia dihuni oleh berbagai etnis dan agama
"Desa Sumbersewu layak dijadikan Kampung Moderasi Beragama" kata Jali.
Ditetapkannya Rintisan KMB di Desa Sumbersewu sangat pas dengan adanya keanekaragaman yang ada di desa tersebut dan dapat hidup rukun.
"dengan adanya saling menghargai, akan memberikan berkah" kata Jali.
Tokoh Agama Desa Sumbersewu H. Imam Mustaqim menyampaikan bahwa dengan adanya Rintisan KMB ini akan lebih memperkuat Moderasi Beragama di desanya.
Hadir dalam kegiatan tersebut Kepala Seksi Bimbingan Masyarakat Islam H. Mastur selaku Ketua Pokja KMB didampingi Syafaat sebagai Sekretaris serta beberapa anggota seperti Penyelenggara Bimas Katolik Aries Papudi, Plh. Penyelenggara Bimas Hindu Mamik Sutiyasning. Dan Ketua MUI Kabupaten Banyuwangi KH. Ahmad Yamin, Lc.
Aris Papudi menyampaikan bahwa bahwa dilihat dari data isian, di Desa Sumbersewu ada keunikan dalam moderasi, yakni pelaksanaan tawur Agung (pesta ogoh-ogoh) dibantu oleh semua warga tanpa memandang perbedaan agama.
Kerika ada kegiatan umat Hindu, keamanan dibantu Banser, sedangkan kerika kegiatan umat islam, pengamanan dibantu para Pecalang.
Mastur menyampaikan bahwa dalam Moderasi Beragama, kita harus fanatik terhadap agama kita, namun harus menghormati orang yang berbeda keyakinan kepada kita.
"tetangga yang baik adalah yang dapat memberikan kedamaian kepada tetangganya" kata Mastur. (Team)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Jaga kesopanan dalam komentar