Selamat Datang di Warta Blambangan

Pages

Home » » Perjalanan Haji Orang-orang Terpilih

Perjalanan Haji Orang-orang Terpilih

 Perjalanan Haji Orang-orang Terpilih

Oleh : Syafaat

Ketika saya jatuh cinta dan menikah, usia saya saat itu 25 tahun sedangkan teman saya menikah pada usia 45 tahun. Hal ini bukan berarti teman saya terlambat

menikah, atau saya yang terlalu cepat jatuh cinta dan menikah, tetapi kita hanya menepati garis takdir. Saya ditakdirkan menikah di usia 25 tahun dan teman saya  ditakdirkan menikah pada usia 45 tahun. Begitu juga ketika kita menjalankan Shola zuhur di Banyuwangi tepat diawal waktu, dan disaat yang sama saudara kita di Masjidil Haram masih Sholat Dhuha bagi yang menjalankannya. Hal ini bukan jjuga berarti kita yang di Indonesia terlalu cepat menjalankan Sholat Dzuhur, atau saudara kita di Saudi Arabia yang lambat Sholat Dzuhur, kita hanya mengikuti 

garis edar waktu kita masing-masing

Ketika saya ditanya kapan Idul Adha dilaksanakan tanggal 9 atau 10 Juli, saya jawab bahwa yang benar Idul Adha Jatuh pada tanggal 10 Dzulhiijah. Dan ini bukan berarti kita yang Idul Adha tanggal 10 Juli lambat menjalankannya dengan mmengingat Saudi Arabia melakukan Sholat Idul Adha sehari sebelumnya, tetapi kita mengikuti garis waktu sesuai takdirnya. Karena untuk waktu Sholat mengikuti peredaran matahari yang terbit dari timur sedangkan perubahan bulan mengikuti terbitnya bulan disetiap bulannya yang muncul dari arah barat. Karenanya ketika kita sudah Sholat Subuh, masyarakat Timur Tengah masih tidur nyenyak, dan sebaliknya ketika di Timur Tengah bulan sabit sudah kelihatan, di Indonesia masih terlalu malu menampakkan wajahnya. Karenanya hal yang wajar ketika waktu sholat kita dianggap endahului sedangkan ketika Idhul Adha kita laksanakan setelah kawasan Timur Tengah.

Saya menunaikan Ibadah Haji tahun 2017 sedangkan pada tahun yang sama orang tua saya baru mendaftar sebagai calon jemaah haji. Kita hanya mmenjalani sesuai dengan garis takdir, tanpa harus ada yang merasa mendahului maupun ditinggalkan, karena kewajiban menjalankan Ibadah Haji tidak serta merta ddiwajibkan bagi semua orang, tetapi hanyalah sesuai dengan kemampunanya, dan ini juga tidak menutup kemungkinan seseorang hanya mampu mendaftarkan saja dan belum 

ditakdirkan untuk menjalankan sendiriibadah haji tersebut.

Estimasi keberangkatan calon jamaah haji hingga 70 tahun tidak menyurutkan para 

pendaftar calon jamaah haji, setiap hari pada SISKOHAT tidak pernah sepi dari para 

pendaftar, meskipun usia mereka sudah tidak muda lagi. Bisa dibayangkan jika hal itu benar-

benar terjadi, jika orang yang usianya 50 tahun dan harus berangkat 70 tahun lagi, yang 

artinya jika hal itu benar-benar terjadi maka orang tersebut akan berangkat pada usia 120 

tahun. Karenanya beberapa calon jamaah haji memilih mundur dari pendaftaran.

Banyak orang yang secara finalsial dianggap mampu melaksanakan Ibadah Haji, 

namun belum tentu Istithaah, ada juga yang sangat berkeinginan untuk melaksanakan 

Ibadah Haji, namun hingga tutup usia belum mampu untuk menjalankannya, tidak jarang 

yang gagal berangkat beberapa detik sebelum keberangkatan, atau ada juga yang tidak ada 

prasangka, namun dapat beribadah di negeri para nabi tersebut.

Saya pernah ditugaskan menjadi pemandu jamaah haji Indonesia yang sebelumnya 

belum pernah terpikirkan bahwa saya sebagai orang yang terpilih untuk mengemban amanat 

yang sangat berat tersebut, saya merasa bahwa bahwa saya bukanlah orang yang mumpuni 

dibidang haji, namun saya orang yang terpilih untuk menjalankan amanat tersebut, karena 

dalam ibadah haji seringkali hal yang tidak terpkirkan oleh manusia dapat terlaksana.

Karenanya ketika orang tua saya yang usianya lebih dari 70 tahun bermaksud untuk 

mendaftarkan sebagai calon jamaah haji, tidak ada pikiran dalam diri kami apa yang akan teradi selanjutnya, karena kewajiban kita hanyalah mengikuti alur yang sudah ditentukan, 

dan selanjutnya hanyalah menunggu takdir.


Wukuf di Arofah merupakan hari yang dinantikan oleh jamaah haji, yang 

merupakan puncak kegiatan ibadah haji. Hal ini dengan mengingat pentingnya wukuf 

tersebut bagi pelaksanaan ibadah haj, tentang sah tidaknya pelaksanaan ibadah 

yang hanya dapat dilakukan pada waktu dan tempat tertentu saja. Rukun haji wukuf dilakukan pada tanggal 9 Dzulhijah di Padang Arafah. Secara umum, wukuf adalah berdiam diri di padang Arafah. "Tidak ada satu hari yang lebih banyak Allah memerdekakan hamba dari neraka pada hari itu daripada hari Arafah. Dan sesungguhnya Allah mendekat, kemudian Dia membanggakan mereka (para hamba-Nya yang sedang berkumpul di Arafah) 

kepada para malaikat. Dia berfirman: 'Apa yang dikehendaki oleh mereka ini?'" (HR Muslim nomor 1348, dari Aisyah).

Bagi sebagian masyarakat dianggap aneh ketika Jamaah Haji sedang melaksanakan wukuf di Arofah, tetapi di tempat lain masih enjalankan puasa Tarwiyah, dan mmenjalankan puasa Arofah sehari setelahnya, karena puasa Arofah bagi yang berbeda waktu bukan harus 

melaksanakan puasa ketika Jamaah Haji menjalankan wukuf di Arofah, tetapi menjalankan 

amalan sesuai waktu yang sudah ditentukan.

Perbedaan akan terlihat indah ketika kita sama-sama mengerti makna dari perbedaan tersebut, ketika saling memahami dan tidak menjadikan alat perpecahan, karena kita akan 

merasa jenuh jika hanya satu warna saja.

Penulis adalah ASN pada Kantor Kementerian Agama Kabupaten Banyuwangi.

Jika Anda menyukai Artikel di blog ini, Silahkan klik disini untuk berlangganan gratis via email, dengan begitu Anda akan mendapat kiriman artikel setiap ada artikel yang terbit di Creating Website

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Jaga kesopanan dalam komentar

 
Support : Copyright © 2020. Warta Blambangan - Semua Hak Dilindungi
Modifiksi Template Warta Blambangan
Proudly powered by Syafaat Masuk Blog