Faiz Abadi
MENARI
Ku lihat batas langit
Sejauh batas panda gan
Malam semakin jahanam
Ketika kulumat rasa disemak belukar
Seolah pasrah namun menantang
Kau tiba-tiba pandangi rembulan
Debur ombak serakah
Memuncrat basahi bibir merekah
Jangan lanjutkan kisah
Tubuh rebah bangkit
Tangan memeluk diri
Benarkah rindu harus serakah
Kangkangi lembah sakral
Demi tarian sesaat
Tenggelam sesat tanpa martabat
Baiklah ku peluk erat saja
Walau langkahi norma
Kupeluk hangat
Tepiskan gelora
Kutulis lunas
Entah mengapa
Angker malam lenyap seketika
Musik alam seperti terbenam
Tanganku hanya menari
Lalu membelai rambutmu
Kunikmati seperti sejumput kopi
Seperti bidak-bidak di kedai Catur
Ku korbankan demi gengsi
Menang
Tarianku tak lagi gamang
Enam jam sudah cukup
Bergulat rasa
Bergoyang tanpa irama pasti
Rinduku tambah merdeka
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Jaga kesopanan dalam komentar