Untuk Dokter Idha
oleh : Syafaat
Orang-orang berseragam putih terpapar kehausan//
Dalam tenda putih/ Berkumandang nyanyian sunyi/
Dzikir dan shalawat bersahutan tak henti//
Seribu doa melenggang bertebaran//
Seribu harap tak bersuara diratap//
Nyanyian sepi kugandeng harap //
Kita duduk bersama/
Seperti dua sejoli menunggu senja//
Kita terpaku/ memandang Jabal Rahmah//
Hati kita berderak/ berdetak//
Hati kita berdebar/ bergetar//
Doa kita telah tumpah diujung pasrah//
Bulir sendu menyapu wajahmu//
Ada gejolak yang seakan tumpah//
Diantara jutaan orang dan keluh kesah//
Berpacu dengan terik Matahari/ seakan malas bergerak//
Panasnya mengejar kedalam tenda/
Engkau tetap sabar/
Mengantarkan mereka yang telah rindu rabbi-Nya//
Dengan senyum menjemput kematian/
Seperti yang diimpikannya//
Kita tetap mendengarkan khutbah/
Sambil kau pasang infus pada jamaah//
Aku tetap berdzikir/
Meski harus menggendong ibu tua yang sudah sangat renta//
Kita selalu bersama/
Mengantar mereka menemui ajalnya//
Aku tak bisa mencegah/
Doa kematian berhambur kelangit///
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Jaga kesopanan dalam komentar