TITIAN MENUJU KESEMPURNAAN
oleh : Faiz Abadi
Kita bukan melukis di atas air
Namun membasuh muka di dada
Penuh debu karena telah tertipu
Kita terus bercermin
Namun bukan pada kaca
Ada pada diri
Bernama nurani
Kita dahaga tapi bukan kehendaki air
Haus tentang suatu kerinduan
Mimpi-mimpi kedamaian abadi
Datang ketika NamaMu kusebut
Tapi sering timbul tenggelam pada danau talas
Saat si kecil merengek minta roti
Seharian dapur belum mengepul
Saat kekasih minta terbang ke angkasa
Sedangkan rumah kita belantara hutan
Kadang harus berpindah ke kota
Sedangkan hutan telah berubah aroma amis
Dengus liar
Membuat batu pertapaan terbakar
Mana mungkin bicara keabadian
Tanpa melalui kefanaan
Menyebut keAgungan-Mu
Seperti memintal kain sutra tercabik-cabik
Karena kita terlahir bukan sebagai kekasih yang hilang
Melainkan pengembara
Menuju sempurna sebenarnya semua tahu
Sebenarnya semua menyadari itu
Harus temukan titian misteri
Siapapun bisa terjatuh
Terbenam di dasar penyesalan kekal
Bagaimana tidak ladang subur telah kering kerontang
Benih-benih telah menjadi perih
Topeng-topeng dari tembikar
Dibakar sendiri
Menutup muka-muka semu
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Jaga kesopanan dalam komentar