Parade
Puisi Lentera Sastra
H.
Dimyati, Kepala Seksi PAIS (Pendidikaan Agama Islam) mewakili Kepala Kantor
Kementerian Agama Kabupaten Banyuwangi menyampaikan bahwa dengan adanya
komunitas Lentera Sastra ini, semangat literasi dilingkungan Kantor Kementerian
Agama Kabupatren Banyuwangi tumbuh dengan pesat. “Penulis pada Kantor
Kementerian Agama selalu memberikan warna religi dalam karyanya” ungkapnya. lebih lanjut H. Dimyati menyampaikan bahwa Kantor Kementerian Agama Kabupaten Banyuwangi memberikan suport penuh dengan
kegiatan Lentera Sastra yang dilaksanakan secara mandiri.
DKB
Kabupaten Banyuwangi yang diwakili beberapa pengurusnya memberikan apresiasi setinggi tingginya terhadap yang sudah dilakukan ASN pada Kementerian Agama. Sebagaimana disampaikan
Slamet Hariyanto atau biasa dipanggil Kang Momo, pria yang aktif menulis puisi dan lirik lagu ini merasa bangga sekaligus malu ketika mendapat undangan dari Lentera Sastra,
Bangga karena semangat ASN Kementerian Agama yang secara mandiri mampu
menggerakkan Sastra dan literasi. “kami bangga dan sekaligus malu, karena DKB
belum melaksanakan kegiatan sebagaimana yang telah dilaksanakan Lentera Sastra”
ungkapnya. Senada dengan yang disampaikan Kang Momo, Sekretaris DKB Nanik Asiyani turut bangga dengan semangat literasi
di Kementerian Agama, dari tingkat MI, MTs, MA hingga para guru penggerak
Literasi “hampir tiap hari saya membaca opini yang ditulis guru maupun siswa
madrasah di media cetak terkemuka di Kabupaten Banyuwangi” ungkapnya. Bu nanik juga berkenan menyampaikan Buku Kamus Bahasa Daerah
Using-Indonesia kepada Lentera Sastra. “Buku tersebut di cetak oleh Mbak
Emillia Contessa (anak kandung Hasan Ali) untuk diberikan kepada yang benar
benar membutuhkan.
Dalam Parade Puisi juga diadakan ngaji sastra yang dipandu oleh Nurul Ludfia Rohmah, menghadirkan banyak narasumber dari DKB seperti Kang Pomo, Bu Nanik Bu Yety dan Fatah Yasin Nor, juga Ketua Sanggar Merah Putih 45 Agus Wakyu Nurhadi yang biasa dipangil Cak Aguk memberikan banyak masukan terhadap pembacaan puisi baik yang dilakukann siswa MAN 1 Banyuwangi maupun ASN Kementerian Agama. “tidak ada aturan yang benar benar baku tentang pembacaan puisi” ungkapnya. Menyinggung tentang penulisan puisi, Bung Aguk (pangilan akrabnya) membahas beberpa puiisi yang ada pada Buku Pojok Romanza. “Almarhum Achlis Yusrianto sesuai dengan puisinya bukanlah sastrawan, melaikan seorang filosof, sehingga tulisan puisinya bukan hanya bernilai sastra, tetapi juga tuntunnya sufireligi” ungkapnya.
Berbeda
dengan para Narasumber sebelumnya, Budayawan Banyuwangi Aekanu Hariyono, Ketua Komunitas Kiling Osing sangat
tertarik dengan beberapa penampilan pembacaan puisi, seperti pembacaan puisi
secara bersama yang dilakukan Faiz Abadi dengan kedua putranya. “penampilannya
sangat bagus, sebagai salah satu bentuk pendidikan dan pengkaderan sastra
kepada anak-anaknya, begitu juga dengan penampilan eti Chotimah yang juga pengurus DKB dan anaknya Istiqlal Syukri Ahmad, yang baru kelas 4 MI Islamiyah Rogojampi, karena guru terbaik bagi anak anak adalah kedua orang
tuanya” ungkapnya. Tour Guide yang telah malang melintang di beberapa negara
tersebut berharap semangat menumbuhkan budaya dan sastra terus dipupuk untuk
tetap menjaga kearifan lokal di Kabupaten Banyuwangi.
Menanggapi
yang disampaikan pengurus DKB Kabupaten Banyuwangi, Ketua Lentera Sastra Syafaat, menyampaikan bahwa apa yang dilakukan oleh Lentera Sastra semoga
menjadi pemantik agar sastra yang telah tumbuh subur di Bumi Blambangan ini
semakin tumbuh berkembang. “Kerjasama antar lembaga tetap harus kita jaga dan
kembangkan untuk perkembangan Literasi, Budaya dan sastra di Kabupaten
Banyuwangi” ungkapnya. Dalam kesempatan tersebut Syafaat juga menyampaikan
banyak terima kasih kepada semua pihak yang turut membantu sukses pelaksanaan
acara/ “Terima kasih kepada semua pihak yang mensuport kegiatan ini, terutama
Bu Latifah, Kepala Desa Kampunganyar yang memfasilitasi tempat” ungkapnya. Juga
kepada BPAN-AI yang juga hadir dalam kesempatan tersebut.
Gegap
gempita pengunjung Wisata Jopuro dihebohkan dengan penampilan Pembacaan Puisi
dan drama yang dilakukan oleh Tjatur Pramukho Shakti ( Mas Pram's...), seniman dan Budayawan
Banyuwangi dan Istiqlal Syukri Ahmad (siswa kelas 4 MI Islamiyah Rogojampi)
yang mampu menghipnotis pengunjung. Penampilan pria berambut gondrong yang
sudah memuth semua tersebut sangat totalitas ketika membacakan puisi, anjungan
Wisata Jopuro menjadi pusat perhatian ketika budayawan gaek ini tampil. Yang mampu
diimbangi oleh Istiqlal Syukri Ahmad. (Syaf/AWN)
1 komentar:
Sukses untuk lentera Sastra
Posting Komentar
Jaga kesopanan dalam komentar