PANCARONA MASA
REMAJA
oleh : Ana Luftiah Karomah
Masa remaja merupakan
masa yang penuh dengan rasa keingintahuan. Keingin tahuan ini dapat menyebakan remaja termotivasi dalam
mencari jati dirinya. Bagi orang yang mencari jati diri, tentu saja mereka akan
melakukan apa saja yang membuat mereka tertarik dan mencoba hal-hal yang membuat mereka puas
dalam memenuhi keingintahuannya.
Rasa ingin tahu pada
remaja juga merupakan bagian dari usaha untuk menjadi bermakna, tidak hanya
untuk dirinya tapi juga untuk orang disekitarnya. Maka dari itu lingkungan
sekitar juga sangat berpengaruh terhadap perkembangan keprbadian remaja dalam
hal pembentukan keberanian, kejujuran, kemandirian, budi pekerti, dan
sebagainya. Apalagi di era globalisasi ini pengaruh lingkungan jauh lebih
terasa karena para remaja lebih
mudah mengakses informasi.
Kecanggihan teknologi dan kemudahan berkomunikasi serta
tersedianya beragam fasilitas justru membuat para remaja mempunyai kebebasan
yang melewati batas. Remaja mudah mengakses beragam informasi yang menyesatkan
dan tidak sesuai dengan norma sosial yang berlaku, serta langsung menirunya
karena menganggap hal tersebut membuat mereka lebih hebat. Banyak orang tua
yang memberikan akses internet tanpa menyadari dampaknya terhadap anak sehingga akan sulit menghindari
pergaulan bebas.
Dalam
hal ini, peran orang tua tentu sangat dibutuhkan dalam
menghadapi masa peralihan menuju dewasa, terlebih saat mengalami kegagalan yang
mampu menyurutkan semangat mereka, pada saat itu pula orang tua menjadi
pendorong untuk menanamkan kekuatan dan rasa percaya diri dalam menghadapi
masalah. Menjadi panutan suri tauladan, baik dalam menjalankan norma yang
berlaku umum di masyarakat maupun dalam
menjalankan aturan keagamaan dan norma-norma
lain dalam masyarakat. Orang tua memiliki multi peran, mereka bisa sebagai pengawas,
teman, dan juga sebagai penasehat.
Kurangnya kasih
sayang dan perhatian dari
orang tua dapat membuat mereka mencari jati diri ditempat lain dan dalam kondisi yang seperti inilah remaja mudah
terjerumus dalam pergaulan bebas. Fenomena
yang sering terjadi dikalangan remaja ini tak memiliki batasan hingga
menimbulkan beragam dampak negative, dan
seringkali muncul perilaku yang menyimpang sehingga
melewati batas norma dan tanggung jawab.
Banyak tindakan tidak terpuji yang acapkali dilakukan para remaja
hanya untuk menarik perhatian orang tua. Seperti membolos, tawuran antar pelajar,
merokok, aksi
balap liar, dan bahkan
seringkali melakukan aksi bullying secara sadar.
Menurut Kamus Besar
Bahasa Indonesia (KBBI), kata pergaulan
memiliki makna menjalin pertemanan dalam kehidupan bermasyarakat. Sedangkan
kata bebas berarti lepas atau tidak terikat. Jadi dapat disimpulkan pergaulan
bebas adalah jalinan pertemanan yang bersifat lepas atau tidak terikat.
Untuk menghindarinya tentu kita harus mengenali ciri cirinya terlebih
dahulu. Apa sajakah ciri ciri pergaulan bebas? Dikutip dari situs kementrian pendidikan dan kebudayaan
(kemendikbud) ciri ciri pergaulan bebas sebagai berikut:
1. Memiliki rasa ingin tahu yang berlebihan pada hal-hal yang bersifat negatif.
Contohnya penggunaan narkotika.
2. Melakukan tindakan
konsumtif terhadap barang yang kurang penting.
3. Kecanduan menonton konten pornografi, bahkan melakukan
seks bebas.
4. Mengonsumsi alkohol dan minuman keras.
5. Mudah mengalami kegelisahan, tidak sabar, emosional,
selalu ingin melawan, atau rasa malas.
Pergaulan bebas juga
mengacu pada pertemanan yang tidak sehat, bahkan teman tersebut mungkin termasuk
kategori toxid friend.
Biasanya dalam pertemanan yang tidak sehat mereka berperilaku seperti boss dan
sering memanfaatkan orang lain.
Selalu mengatur dan memutuskan sepihak tanpa mau mendengarkan pendapat satu
sama lain. Teman yang seperti
ini akan membuat kita seolah-olah tidak mempunyai kendali
terhadap diri sendiri. Toxid friend mudah menyalahkan orang lain dan bahkan selalu mengungkit-ungkit kesalahan yang telah
berlalu sehingga menganggap orang lain
tampak tidak berharga. Jika kita selalu menuruti kemauan mereka, maka toxid friend semakin
merasa menang dan tak menghargai keputusan, bahkan mengkritik setiap perbedaan
yang terjadi tanpa mau mengintropeksi diri. Terkadang mereka kerap cemburu
terhadap kesuksesan atau keberhasilan orang
lain dalam menggapai mimpi. Toxid friend
akan senang jika melihat yang lain susah dan susah jika yang lain senang. Pertemanan semacam
ini akan menjadi virus yang menyebabkan
gejala stres fisik, seperti tekanan darah tinggi, depresi, dan kecemasan. Jika
kita memiliki circle pertemanan
seperti ini hendaklah kita membatasi diri dengan
imun yang kuat sehingga tidak mudah terpengaruh oleh virus yang sedemikian
berbahaya.
Ikatan secara
emosional dalam kelompok pertemanan dapat mendatangkan berbagai pengaruh besar bagi individu maupun
kelompok. Seseorang akan merasa puas jika kesan yang ditampilkan tidak jauh
berbeda dari kesan yang diberikan lingkungannya. Banyak kasus remaja yang
terjerumus dalam kenakalan remaja hanya karena ikut-ikutan atau sekedar ingin
diakui.
Teman yang baik akan
selalu menemani dalam keadaan senang maupun susah, saling tertawa bahkan
menangis bersama, menjaga
satu sama lain, dan saling support dalam
menggapai kesuksesan. Pertemanan
yang sehat tidak akan membatasi lingkaran sosial kita.
Para remaja harus pintar dalam memilih pergaulan yang baik agar bisa memberikan dampak positif, remaja harus perkuat diri dengan pengetahuan agama dengan baik sehingga akan tertanam moral yang kokoh dan tidak akan mudah terjerumus dalam pergaulan bebas, memperbaiki cara pandang berpikir tentang memiliki rencana masa depan yang baik dan menyenangkan, bersikap optimis dan percaya diri sehingga bisa menghargai diri sendiri, sibukkan diri dengan kegiatan-kegiatan yang dapat memberikan dampak positif yang bermanfaat untuk diri dan lingkungan.
Semua
hal tersebut tidak bisa dilakukan hanya dari satu sisi
saja, atau dilakukan sendiri oleh anak tanpa dukungan dari orang tua dan
lingkungannya. Anak, orang tua, dan
lingkungan merupakan komponen yag tidak dapat dipisahkan satu sama lain pada
masa remaja dalam menggapai masa depan yang cerah.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Jaga kesopanan dalam komentar