Perempuan Tangguh Zaman Now
Oleh: Imtiyaza Syifa Ramadhani Risdayanti
STEREOTIP di masyarakat menyatakan bahwa laki-laki lebih dominan dibandingkan perempuan. Karena itu, perempuan dianggap lemah untuk mengambil sebuah keputusan maupun tanggung jawab. Meskipun sebenarnya tidak selalu benar, perempuan adalah makhluk tangguh dan berani! Tidak pernah melarikan diri dari masa sulit dan menerima konsekuensi.
Perempuan tangguh tidak
pernah mengeluh sampai impiannya benar-benar terwujud. Tantangan harus terus
disikapi dengan kesabaran dalam bekerja demi kemajuan diri. Mereka juga harus
pintar dalam mengatur waktu antara urusan kodrati sebagai seorang ibu rumah tangga
maupun pekerjaan di luar yang menjadi tanggung jawabnya.
Perempuan yang
diibaratkan sebagai tulang rusuk yang berfungsi untuk menjaga hati, kadang kala
juga berfungsi sebagai tulang punggung untuk tegaknya badan. Karena tugas dan
tanggung jawab yang berat bagi seorang calon ibu harus benar-benar disiapkan
sejak dini, agar siap menghadapi segala kemungkinan yang akan terjadi di
kemudian hari, dengan segala risiko dalam menjalankan kehidupan. Hal ini
mengingat bahwa tidak selamanya perjalanan kehidupan selalu mulus sesuai dengan
yang diidam-idamkan, dalam hal tertentu perempuan dituntut berperan ganda dalam
menjalani kehidupan bermasyarakat.
Kartini sebagai salah
satu pelopor pentingnya pendidikan bagi seorang perempuan, menyadari akan
pentingnya masalah tersebut. Kegiatan yang dilakukan untuk menggugah semangat
bagi seorang perempuan untuk memperoleh pendidikan bukan hanya untuk
meningkatkan kemampuan dan pengetahuan perempuan, namun semangat tersebut juga
mampu menggugah semangat bangsa Indonesia saat itu bahwa kaum pribumi juga
mempunyai hak yang layak untuk memperoleh pendidikan. Semangat perjuangan Raden
Ajeng Kartini juga memantik semangat perjuangan bangsa Indonesia untuk
melepaskan diri dari belenggu penjajahan.
Semangat perjuangan
Kartini bagi perempuan untuk mendapatkan hak yang sama dengan laki-laki dalam
hal memperoleh pendidikan, tidak lepas dari ajaran agama Islam yang dianutnya,
yang secara tegas sebagaimana dalam hadis Nabi bahwa menuntut ilmu merupakan
kewajiban bagi laki-laki maupun perempuan. Meskipun tidak ada kewajiban bagi
seorang perempuan untuk bekerja, (dan tidak ada larangan secara tegas),
pendidikan bagi seorang perempuan tersebut sangat perlu. Setidaknya dengan
pendidikan yang cukup bagi seorang perempuan, maka akan menjadikan perempuan
dapat mendidik anak-anaknya menjadi lebih baik. Sebab, seorang ibulah yang
paling awal memberikan pendidikan bagi anak-anaknya dan seorang ibu juga yang
lebih sering berinteraksi dengan anak-anaknya. Oleh karena itu, pendidikan bagi
perempuan sangat penting guna peningkatan sumber daya manusia.
Tujuan pendidikan yang
diperoleh bagi seorang perempuan bukan semata-mata untuk mencari pekerjaan yang
memang bukan sebuah kewajiban bagi seorang perempuan. Agama Islam mewajibkan
menuntut ilmu bagi perempuan mempunyai maksud yang lebih mulia daripada
sekeadar untuk mendapatkan pekerjaan. Kodrati seorang perempuan mengharuskan
dirinya mendidik anak-anaknya sejak dari kandungan yang hal ini tidak akan
pernah dapat dilakukan oleh makhluk yang bukan perempuan, karena pendidikan
yang dilakukan oleh seorang ibu adalah pendidikan secara menyeluruh dari segala
aspek dengan penuh kasih sayang. Adapun pendidikan yang diperoleh perempuan
bukan hanya untuk putra-putrinya, namun dapat digunakan untuk memperoleh
pekerjaan di luar sebagai ibu. Maka, hal ini merupakan nilai plus dari
pendidikan yang didapat oleh seorang perempuan.
Perempuan dan Kehidupan Sosial
Di tengah dunia yang
semakin kompetitif, menuntut perempuan bukan hanya dapat menjadi seorang ibu
rumah tangga saja, namun juga dituntut berperan aktif dalam kehidupan sosial di
masyarakat, melakukan segala aktivitas sebagaimana yang dilakukan seorang laki-laki
tanpa meninggalkan kodrat dirinya sebagai seorang perempuan. Kedudukan
laki-laki dan perempuan tidaklah sama, melainkan seimbang, ada kelebihan dan
kekurangan dari makhluk berlainan jenis ini yang dalam hal tertentu dapat
saling melengkapi.
Terpilihnya ibu Ipuk
Fiestiandani sebagai Bupati Banyuwangi dan beberapa pimpinan daerah yang
dijabat oleh perempuan, membuktikan bahwa perempuan juga dapat diterima dalam
kepemimpinan di Indonesia. Terlebih dalam kepemimpinan kolektif seperti saat
ini, di mana keputusan seorang pimpinan merupakan keputusan secara kolektif
dari sebuah lembaga dan bukan hanya keputusan pucuk pimpinan secara individual.
Keberhasilan perempuan
yang menduduki jabatan politik dalam pemilihan langsung ini membuktikan bahwa
di depan masyarakat saat ini kedudukan politik laki-laki dan perempuan dianggap
seimbang. Masyarakat tidak memandang kepemimpinan dari segi gender. Melainkan
dari kemampuan individual dari seorang pemimpin itu sendiri.
Perempuan pada
masyarakat modern dewasa ini dituntut untuk berpartisipasi secara aktif dalam
kehidupan sosial bermasyarakat. Hal ini mengingat bahwa jumlah perempuan
relatif lebih banyak dibandingkan dengan laki-laki. Karena itu, potensi
tersebut tidak dapat dipandang remeh. Karena perkembangan pembangunan tidak
dapat berjalan dengan cepat tanpa melibatkan perempuan di dalamnya. Perempuan
bukan hanya dituntut mampu mendidik anak-anaknya di rumah, namun juga dapat
berperan aktif dalam pranata sosial, ekonomi, dan politik.
Perkembangan teknologi
memudahkan komunikasi. Banyak perempuan yang berada dalam rumah dengan kegiatan
rumah tangganya mampu melakukan perdagangan secara online, atau mengaktualisasikan
kemampuannya dalam karya tulis yang memukau yang hasilnya dapat dinikmati oleh
masyarakat luas. Perdagangan online saat ini lebih banyak didominasi oleh kaum
perempuan. Mereka dapat melaksanakan kegiatan ini di sela kesibukannya mengurus
rumah tangga, begitupun dengan beberapa kegiatan yang dapat dilakukan secara
online yang lain.
Kesadaran kesamaan dalam memperoleh pendidikan antara laki-laki dan perempuan perlu terus dilakukan, dan dalam hal tertentu perlu adanya pendidikan vokasi secara khusus kepada perempuan. Hal ini mengingat peran perempuan yang harus melakukan kewajiban secara kodrati sering kali mempunyai waktu dan kemampuan yang berbeda dengan laki-laki, pendidikan khusus ini dilakukan agar beberapa perempuan yang hanya berperan dalam rumah tangga dapat memanfaatkan waktu luang untuk berperan di bidang ekonomi yang dapat membantu menopang kehidupan keluarganya. (*)
*) Mahasiswa Universitas
Jember.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Jaga kesopanan dalam komentar