"Wanita, Doa, Mantra, Cinta, Darah, dan Air Mata"
OLeh : Dardiri
Wanita bercadar sutra itu keluar dari peraduannya,
Dari sebuah bilik yang berderit pintunya ketika sekelebat udara memaksa masuk dari celah anyaman bambu dan jalinan rumah laba-laba,
Doa dan mantra telah membangunkannya,
Sungguh ia tidak buta,
Tetapi pandang matanya terbentur kaki lentera yang menutupi pantulan cahaya,
Dan bayangannya yang tiba-tiba membesar seolah menghardiknya dari keterasingan,
Bayangan itu mengajaknya kembali dari pengembaraan panjang,
Dari padang mimpi yang tandus dan kerontang,
Dari negeri darah dan air mata,
Sekejap saja,
Kerinduannya pada peraduan abadi berkelebat cepat di sepanjang bulu-bulu matanya yang menuas malam,
Ia adalah wanita,
Yang menjelma kata dari mantra rahasia yang tak diketahui siapa penulisnya,
Malam yang tertuas dari pelupuk matanya menjadi bara api yang beringas dan siap meringkasnya kembali dalam kata-kata dan membawanya kembali berkelana dalam madah dan ziarah di negeri darah,
Ia adalah wanita yang senantiasa abadi,
Bersemayam dalam gua-gua sunyi di kedalaman lembah nurani,
Berkelana dan mengembara dalam belantara kata yang penuh tanda dan rahasia,
Ia adalah wanita mantra,
Penjaga cinta, doa, darah, dan air mata,-
(K G P H : 14 Maret 2021)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Jaga kesopanan dalam komentar