"Wanita dan Api"
Oleh : Dardiri
Wanita berkerudung perak itu melepaskan penutup kepalanya,
Selepas itu,
Harum setanggi menyemburat dari sanggul rambutnya yang terlepas,
Di dekat perapian padam,
Sisa kemerahan di bawah hidung dengan guratan-guratan pesona itu seperti tengah menetak-netak sesuatu yang ia sendiri tak pernah tahu,
Pesona kemerahan di katup pesona itu seperti tungku yang siap melumat kayu dalam kobaran api lalu mengirimkan perabuannya ke dalam pori-pori jantungnya yang membesi,
Apakah ia kedinginan?,
Hingga api dilantunkan berkali-kali dari tetakan dua katup kemerahan itu,
Lalu memuja doa-doa rahasia untuk sebuah nama yang juga rahasia,
Sesaat setelah api menyala,
Ada gurat cahaya di wajahnya,
Berpendar dan menjalar sampai ke akar persendian nadinya,
Wanita itu pemuja api,
Sehingga tak segan menghardik angin yang diam-diam merangkak dari lubang jendela,
Tapi juga senantiasa menghembus-hembuskan semacam udara ke tungku perapian yang tengah menyala di depannya,
Wanita itu pencinta sendiri,
Hingga tak pernah merasa malu ia telanjangi rindunya yang menjilat-jilat itu dalam cermin api,
Wanita pemuja api dan pencinta sendiri itu tak menginginkan kehadiran lelaki,
Sebab,
Laki-laki yang dipuja dalam doa rahasianya tengah menulis doa yang rahasia pula dalam larik-larik ini,
Dan berharap suatu saat nanti sajak ini menjadi abadi,-
(K G P H : 09 Maret 2021)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Jaga kesopanan dalam komentar