“Wanita Berparas Jingga”
oleh : Dardiri
Wanita berparas jingga itu undur dari medan laga,
Membawa sekantong permata dan seikat bunga tulip di dadanya,
Dinyanyikannya sendiri lagu-lagu nostalgia yang mulai kehilangan warna,
Entah menuju ke mana,
Melintasi gurun berdebu,
Mendaki pegunungan berbatu
Menyelam ke masa silam,
Melata ke sebuah dunia,
Tentang kanak-kanak dan balita,
Ya,
Dunia yang hanya terisi gembira, lepas dari pancaroba,
Di mana ia pernah menjadi paduka bagi siapa saja dan berdaulat penuh merdeka,
Suatu ketika,
Aku mendapatinya di bawah pohon bungur yang merontokkan semburat ungunya,
Terkadang juga ia duduk di atas batu gilang peninggalan para raja,
Pun berdiri di pintu gerbang yang luas di tapal batas sebuah kota,
Wanita berparas Jingga dengan sekantong permata dan seikat bunga tulip di dadanya itu lalu bergegas ke sebuah tepi yang tajam bergerigi,
Jauh,
Dari senja,
Dari malam,
Dari pagi,
Dari hari,
Dari kutub-kutub dunia berbunga tipu daya,
Dan, menghilang begitu saja,
Saat-saat tertentu,
Ia datang dan membisikkan rindu kepadaku,
“Bersihkan debu yang menutupi namaku di pusara itu!”,-
(K G P H : 05 Maret 2021)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Jaga kesopanan dalam komentar