“Peluru”
oleh : Dardiri
Tunggu,
Jangan buru-buru kau patuk kepalaku,
Tak inginkah kau ajukan tanya untukku?,
Buat apa aku di lumerkan dari timah panas yang lalu dibekukan dan dihaluskan kemudian diletakkan di pucuk-pucuk tembaga tidak berongga?,
Buat apa bubuk mesiu yang berbau menyengat itu ditimbunkan di dalam sepatuku?,
Buat apa aku dilesakkan dengan sesak dan paksa dalam rumah baja yang kedap udara?,
Buat apa pada akhirnya aku dimuntahkan dari lubang silinder bergaris tipis itu?,
Semua karena menuruti keinginanmu bukan?,
Keinginanmu itulah yang mengejutkanku dan meledakkan tumpuan kakiku,
Dan setelah aku lepas,
Kau tahu bahwa aku tak pernah kembali atau menoleh kepadamu lagi,
Tunggu,
Sebentar saja biarkan aku menikmati udara yang asing ini dan memberitahukan kepadanya bahwa aku adalah peluru,
Sesaat,
Sebelum aku dipaksa memburu dan meminta hidup dari-mu,-
(K G P H : 02 Maret 2021)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Jaga kesopanan dalam komentar