“Mantra dan Puisi”
oleh : Dardiri
Yang ada,
Di atas ubun-ubunku yang hampa itu adalah puisi,
Di dalam rambutku yang mengelabu itu adalah puisi,
Di dalam lembar kulit kepalaku yang menjamur itu adalah puisi,
Di dalam tempurung kepalaku yang semacam langit-langit berkubah itu adalah puisi,
Di dalam otakku yang berisi ratusan juta sel saraf itu adalah puisi,
Di dalam pendar mataku yang memantulkan titik, garis , dan warna itu adalah puisi,
Di dalam penciumanku yang mendulang harum dan anyir itu adalah puisi,
Di dalam lidahku yang mencecap corak rasa itu adalah puisi,
Di dalam sekat tipis kulit ariku yang mengapung itu adalah puisi,
Di dalam ujung bibir yang mengatup dan mencecar ribuan ujar itu adalah puisi,
Di dalam buku bulu-bulu yang berserabut halus itu adalah puisi,
Di dalam warna kulit yang membentang di atas daging itu adalah puisi,
Di dalam gulungan daging yang memadati tulang-tulangku itu adalah puisi,
Di dalam garis- garis ototku yang membiru itu adalah puisi,
Di dalam aliran darah yang mengalir dan membulir itu adalah puisi,
Di dalam batang-batang tulang yang memanjang itu adalah puisi,
Di dalam sumsum yang menggumpal dan menyumpal di rongga tulangku itu adalah puisi,
Di dalam ciptaku yang menampung segenap rahasia itu adalah puisi,
Di dalam rasaku yang merekam segala isyarat itu adalah puisi,
Di dalam karsaku yang melahirkan semua tanda itu adalah puisi,
Di dalam nafsu yang senantiasa memburu keyakinanku itu adalah puisi,
Di dalam jengkal jari yang selalu sedia mengepal dan melambai itu adalah puisi,
Di dalam jejak pijak kakiku yang selalu menjerang gerak langkah itu adalah puisi,
Di dalam mata air air mataku yang tak pernah mengering itu adalah puisi,
Di dalam syahwatku yang senantiasa berkutat hasrat itu adalah puisi,
Di dalam setiap kedipan bola mataku yang tak pernah dihinggapi jemu itu adalah puisi,
Di dalam jiwaku yang menjadi wadah sukma dan nyawa itu adalah puisi,
Di dalam tenggorokanku, di dalam saluran napasku, di dalam sebongkah hatiku, di dalam katup jantungku, di dalam hulu nadiku, di dalam limpaku, di dalam usus-ususku, di dalam ginjalku, di dalam kujur kemanusiaanku yang menjadi wadah raga itu adalah puisi,
Di dalam bait-bait puisi-ku ada kamu,
Di dalam larik-larik sajak-mu,
Bersemayamlah aku,-
(K G P H : 01 Maret 2021)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Jaga kesopanan dalam komentar