“Bayangan Pasir”
oleh : Dardiri
Kamu tengah melihat bayang-bayangmu sendiri di permukaan pasir di tepi pantai yang landai itu,
Di sepanjang garis laut yang tampak membujur dalam pandangan mata senja,
Kamu sedang menyembunyikan sesuatu,
Bahwa,
Kamu takut pada kutub dunia yang melumut di pikiranmu dan senantiasa berkabut,
Kamu khawatir pada getir yang membulir dan terus mengalir dalam butir-butir napasmu,
Kamu terus saja memandangi bayanganmu sendiri di permukaan pasir dalam santapan senja yang merayap-rayap di garis pantai itu,
Keningmu yang dingin mengernyit lembut seolah mengingat sesuatu,
Sebuah nama,
Ya,
Sebuah nama yang telah sangat kau kenal,
Lalu kau tuliskan nama itu pada selembar daun bakung yang menjulur-julurkan tangannya di sekeliling pantai itu,
Berharap suatu saat ada yang membaca dan lalu memanggil-manggilnya dari sana,
Pelipis matamu yang menyempit berulang kali berkedip dan lalu menggulirkan sebutir salju dari sudut-sudutnya yang mengerut,
Air mata,
Ya,
Air mata yang tak pernah bersuara itu,
Menjadi tanda paling berharga bagi sebuah ingatan,
Bayangan pasir yang terpaku dalam tatapan senja di sepanjang garis laut itu adalah kerinduanmu sendiri yang tak lagi mampu menderu,
Dan nama yang kau tuliskan pada selembar daun bakung yang menjulur-julurkan tangannya di sekeliling pantai itu adalah dirimu sendiri,
Yang telah tiada untuk selama-lamanya,-
(K G P H : 07 Maret 2021)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Jaga kesopanan dalam komentar