"Seruling_Mawar"
Oleh : Dardiri
Duduklah ia,
Di teras rumah beratap tinggi menyerupa bukit,
Tiba-tiba didengarnya lagi suara seruling itu,
Jauh dari seberang lautan ganas bergelombang panas,
Turun seketika seperti air terjun yang deras,
Segera saja ia beranjak lalu mengepak kehendak,
Membuka-buka almari lalu sejenak tenggelam dalam pencarian,
Setelah beberapa saat ditemukan olehnya sesuatu yang lazim dalam persembunyian,
Selingkar cincin dan seberkas map berwarna cokelat tua,
Dikenakannya lagi cincin berukir mawar itu di pergelangan jari manisnya,
Lalu duduk kembali di beranda rumah sambil menyeka bening kaca di matanya,
Suara seruling yang datang dari dunia tak kasat mata,
Menyambar-nyambar lubang kecil di gendang telinganya,
Ia ingat betul,
Siapa yang meniup seruling sambil duduk di tepi danau dengan kedua mata memandangi wajahnya di bulir air itu,
Laki-laki yang dulu pernah melingkarkan cincin berukir mawar di jari manisnya,
Mungkin dia sedang menunggu,
Seperti saat ini ketika ia memutar-mutar cincin mawar itu sambil memejamkan mata,
Ketika ingatan benar-benar menjadi raja dan tak bisa didustakannya,
Satu jam berlalu,
Barulah ia buka map berwarna coklat tua dengan selembar surat yang tak pernah meminta balasan darinya itu,
Dibacanya lagi,
Kutipan Akta Kematian,
Kekasihnya,-
(K G P H : 24 Februari 2021)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Jaga kesopanan dalam komentar