"Repertoar Senja"
oleh : Dardiri
Kita bertemu lagi di sini,
Menjelma sebuah ruang,
Lengkap dengan kursi, meja, cermin, sisir, bunga plastik, belati, juga debu,
Di luar sana,
Kepak burung dara membenturi angin,
Seperti ada yang sedang terus menerus dipacunya di atas landasan misterius,
Bekur dan anggukannya menjadi penanda bahwa yang bersuara akan selalu ada walau tak kasat mata,
Kita berpaling dari cermin,
Membelakangi kursi dan menyisir garis tepi meja berdebu,
Lalu terhenti tepat di samping seonggok bunga plastik dan ujung belati,
Darah,
Tiba-tiba pecah di kilat tajamnya,
Kita tidak mengajukan tanya,
Karena bunga plastik yang selalu pendiam itu melahap suara dengan sempurnanya,
Senja itu,
Benar-benar menghunus kita dalam darah,
Wajah kita terasah oleh garis waktu,
Lalu kita diam,
Ada yang diam-diam memandang dari dalam cermin dan koyakan debu,
Seolah bertanya,
Wajah siapa yang berlumur darah dan menyeringai senyum di ujung belati?,-
(K G P H : 24 Februari 2021)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Jaga kesopanan dalam komentar