--Merdeka--
oleh : Dardiri
Bila kuceritakan tentang kamboja cina,
Kerling bola mata itu berpusingan di guguran kelopaknya,
Jika kuberitakan tentang mawar,
Cermin kedap warna memasukkannya dalam kotak kaca,
Bilamana kukisahkan tentang gagar mayang,
Cecah wanginya menggenang hujan,
Ingsut dan anjak adalah keharusan yang tak bisa dihindarkan bagi keberadaan,
Jarak adalah niscaya bagi segala bentuk ruang,
Dan kurun adalah jeda bagi segala yang mewaktu,
Sebagaimana spektra yang tak pernah sempurna dan bulan sabit yang tak mungkin bertahan dengan lengkung runcingnya menjelang purnama,
Kerling mata itu bebas,
Dan senyum, kapanpun bisa lepas landas juga kandas,
Sebagaimana air mata yang juga merdeka sesukanya untuk bersembunyi atau menampakkan diri,
Tak ada yang bisa menjajah lalu memenjarakannya dalam ruang pengap kedap udara,
Atau sengaja menggembalakannya di padang luas tidak berkutub batas,
Ini adalah sebuah percakapan,
Tentang kamboja cina, tentang mawar, dan kembang mayang,
Kerling mata menggugurkan kamboja cina dalam cermin mawar,
Dan mawar menyunting wanginya sendiri ketika kembang mayang berlenggang karena terjajah hujan,
Aku tak ingin melanjutkan tulisan ini lagi,
Bukan karena betapa rumitnya atau justru terlalu sederhana,
Tetapi karena keinginan untuk mencintaimu dengan merdeka,
Lepas dari jajahan kata-kata,-
(K G P H : 28 Februari 2021)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Jaga kesopanan dalam komentar