NIKMATMU TIADA BATAS
Oleh : Faiz Abadi
Entah berapa trilyun oksigen telah kita hirup
Nikmat tiada tara
Engkau pasti tahu
Tetapi terkadang kau lupakan sujud syukurmu
Tetapi mengapa ketika ketika sesak nafas mendera baru satu jam saja
Kau lontarkan kalimat makian dan hujatan
Mengapa diberkan penderitaan?
Keluh kesah, resah, mendesah
Naudzubillah..bagaimana jika wabah ini menimpamu
Tak melihat engkau siapa?
Si miskin ataupun si kaya
Si dholim atau Si korban aniaya
Dunia merengut semua manggut manggut
Setiap detik bahkan menggelengkan kepala
Merasakan kengerian tiada tara
Nikmat mana hendak kita dustakan
Dari ujung kaki hingga ujung kepala
Dari kasat mata hingga sehalus halusnya kegaiban
Sampai ke tempat gaib paling tinggi
Alimul ghoibi wasyahadah
Tetapi sebutan namaMu terkadang belum membuat gentar apalagi gemetar
Aktifitas hidup dijadikan alasan
Beban hidup..beratnya hidup
Lucunya terkadang mereka mengakhiri di tiang gantungan
Seolah penderitaan benar benar tak terperikan
Apakah kita masih belum mendengar
Celoteh Si kecil kita berlarian ke sudut sudut rumah
Apakah kalian belum merasakan betapa indahnya
Ketika pasangan kita tersenyum menyambut dengan uluran tangan
Kecup manis di pipi
Setelah seharian bekerja
Bandingkan disana mereka sendirian
Merenda kesunyian
Karena kehilangan sanak keluarga
Apalagi sendiri dengan kaki tangan teramputasi akibat mortir peperangan di Palestina sana
Intimidasi, provokasi, pembantaian
Rule of law hak asasi manusia
Menjadi pemanis bibir
Tapi sebenarnya tempatnya di keranjang sampah
Beraroma air comberan
Nikmat mana akan kita dustakan
Sel darah putih dan darah merah memadu langkah
Mengikuti nafas kehidupan
Benar benar tak terhitung semua
Nikmat mana hendak kita dustakan
Anehnya selalu ada saja menukarkan ayat ayat tuhan dengan segenap kesenangan
Bahkan hanya tipu tipu di mulut saja
Takkan habis kita literasikan
Apabila suara hati bersimbiosis dengan mata hati
Merekam detik demi detik
Jejak kesempurnaan semesta alam
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Jaga kesopanan dalam komentar