GURU AKHIR ZAMAN
Oleh : Agus Novel M
Aku hanya menjalani lakonku
Ibarat tangkai penyangga bunga
Yang dinobatkan Tuhan
Untuk setia menyangga keindahan bunga
Walau telah diterpa kegetiran rasa
Tangkai telah terkapar lunglai
Namun setia ini tetap memastikan
Ketertopangan bunga dalam singgasananya
Kepastian ketidak-jatuhan bunga dalam bumi
Terinjak oleh ketidak-pastian kehidupan
Jika puisi ini bagian dari pendidikan
Jika puisi ini bagian dari moral
Jika puisi ini mungkin bermakna lebih dalam
Atau lebih tepatnya adalah kebenaran
Maka anak itu akan bergumam lirih
Dalam gema batin lunglainya
Hei pak guru, apakah puisimu bisa memulangkan ayah kami?
Hei pak guru, apakah puisimu bisa merukunkan ayah-ibu kami?
Hei pak guru, jika kami telah teduh dengan kasih
Tak akan kami terseret dalam gelapnya hidup ini
Hei pak guru, apakah puisimu bisa memberikan pekerjaan kepada ayah kami
Apakah puisimu bisa membantu ibu kami menghidupi keluarga
Hei pak guru, hei pak guru......
Tidak nak....
Aku tak memliki kuasa atas itu
Pak guru dibuat pusing oleh pertanyaan yang tidak bisa dijawab
Lalu diletakkan lah buku yang tergenggam dalam tangannya
Kedua tangannya menengadah
Wajah sahajanya memandang harap ke atas
Seakan telah memandang Tuhan
Seraya memanjatkan do’a penuh cinta
Maaf nak hanya itu yang bisa ku lakukan
Karena daku hanyalah Guru Akhir Zaman
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Jaga kesopanan dalam komentar