Remaja Diantara Modernisasi dan Pandemi
Oleh
: Taqiyyah Jaizah
Modernisasi; dalam ilmu sosial dapat
didefinisikan sebagai istilah yang menyebutkan bahwa bentuk perubahan
(transformasi) dari keadaan kurang maju atau kurang berkembang, menjadi keadaan
yang lebih baik dengan harapan akan tercapainya kehidupan masyarakat yang lebih
baik, sejahtera, makmur, dan juga bermartabat. Namun dalam proses
transformasinya sendiri, hal itu pasti akan melalui berbagai macam tantangan
ataupun resiko yang dirasakan oleh masyakarat dalam suatu negara bahkan lingkup
dunia. Pada kenyataannya, pola perilaku kegiatan masyarakat ini berubah drastis
sejak datangnya Si Makhluk Kecil ini—Covid-19. Dalam keadaan seperti ini, mari
kita coba untuk mengambil sample remaja sebagai object dan subject, dimana peran
remaja di era moderenisasi ini sangatlah penting. Karena pada saat berumur
remaja, saat itulah manusia akan rentan terhadap dampak dari modernisasi
tersebut. Terlebih pada bidang teknologi yang dirasa semakin maju, khususnya di
tengah pandemic seperti ini yang terlihat seolah menopang kemajuan atau justru
membahayakan bagi pengembangan karakter remaja. Modernisasi ini akan
terus terjadi, baik secara revolusi maupun evolusi. Karena keduanya merupakan
hal yang sama dan akan terus terjadi di kehidupan masyarakat dunia. Walaupun
terdapat beberapa kelompok yang masih lamban dengan perubahan-perubahan
tersebut. Namun hal itu tidak memungkiri bahwa kelompok tersebut juga dapat
merasakan perubahan meski dalam skala kecil sekalipun.
Di tengah pandemi seperti ini, banyak pola
kehidupan yang berubah. Salah satunya adalah dibidang pendidikan, yang mana
sebelumnya pembelajaran dilakukan secara tatap muka, kini mengharuskan siswanya
belajar dari rumah secara online dan melalui daring. Hal tersebut dianggap
sebagai solusi terbaik di tengah pandemi, demi keberlangsungan para pelajar
yang merupakan harta berharga bagi negara agar tetap aman dari jajahan pandemi
Covid-19 ini. Namun kembali lagi pada perubahan pola kehidupan yang terjadi
pasti memiliki berbagai macam tantangan bagi masyarakat dunia, khususnya untuk
para remaja.
Remaja
adalah warisan dunia, dimana remaja akan menjadi penentu gambaran kehidupan
selanjutnya pada generasi berikutnya. Hal itu juga tak luput dari kuasa Allah
SWT. Sebagai seorang pelajar, remaja memang memiliki tugas untuk terus
mengemban ilmu. Seperti pepatah yang mengatakan, kerjalah ilmu sampai ke negeri
China. Di tengah pandemi seperti ini, tak menjadi halangan bagi para pelajar
untuk menuntut ilmu. Maka pemerintah berkewajiban memberikan berbagai macam
sarana dan prasarana, serta bantuan biaya kuota atau yang lainnya bagi para
pelajar untuk melanjutkan study-nya melalui daring. Namun dibalik dari
pembelajaran daring tersebut, terdapat sebuah sisi kelemahan, yaitu kurangnya
pemberian pendidikan pengembangan karakter bagi para pelajar.
Dalam
keadaan pandemi seperti ini, teknologi yang semakin berkembang justru membuat
dampak negatif di beberapa bidang. Contohnya pada bidang pendidikan yang kini
dilakukan secara online melalui daring. Pembelajaran ini jauh dari kata baik
daripada pembelajaran yang dilakukan secara tatap muka langsung. Karena
faktanya, pembelajaran daring bagi para pelajar tidaklah efektif. Terlebih jika
diilihat dari perbandingan dengan luring–pembelajaran secara tatap muka seperti
biasa–yang didampingi langsung oleh guru, pun tidak akan menjamin para remaja
belajar secara produktif. Apalagi di tengah situasi pandemi seperti ini, yang
mengharuskan siswa belajar melalui daring dan hanya dipantau secara online
melalui gawai atau laptop. Serta pendidikan karakter melalui daring juga tidak
dirasa se-efektif luring.
Banyak sekali kasus penurunan daya
kreativitas serta pemikiran kritis pada para remaja karena rasa tertekan atau
bahkan rasa malas pada diri mereka. Rasa tertekan itu sendiri datang karena
remaja merasakan ketidakmampuan dalam melaksanakan tugas sekolah dan
faktor-faktor internal bahkan eksternal yang dirasakan oleh para remaja.
Sedangkan rasa malas itu sendiri didapatkan karena rasa nyaman yang berlebihan
terhadap suatu situasi, misalnya rebahan. Inilah hal yang paling sering dialami
oleh para remaja di era pandemi seperti ini. Jika dilihat dari keadaan yang
mana mengharuskan untuk menetap di rumah, hal itu menjadi peluang rasa malas
dapat masuk ke dalam diri remaja tersebut. Apabila sudah terlanjur terbawa dan
merasuk dalam diri remaja tersebut, maka akan sulit untuk melepas dari zona
nyaman secara tidak langsung. Dua keadaan itulah yang membawa perubahan bagi
karakter remaja sebagai seorang pelajar menjadi buruk. Perubahan karakter itu
sendiri menjadi hal yang penting, karena jika karakter remaja berubah menjadi
lebih baik maka hal itu patut disyukuri. Namun apabila pada kenyataanya
perubahan karakter yang diharapkan tersebut justru berbanding terbalik dengan
ekspetasi, kita patut mencari solusi untuk masalah ini. Karena dampak negatif
yang diakibatkan oleh pandemi virus ini semakin banyak.
Semua kondisi tersebut tergantung
bagaimana para remaja itu kembali pada niatan dan semangat untuk berkembang.
Maka dari itu, untuk menjaga dan meningkatkan pendidikan karakter di era
modernisasi di tengah pandemi seperti ini dapat dilakukan dengan cara berpegang
teguh pada agama melalui pendekatan diri kepada Allah SWT. Lalu juga menambah
iman dan taqwa pada diri masing-masing. Karena agama merupakan suatu pedoman
nomor satu bagi semua umat untuk menjaga diri dari dampak negatif modernisasi
yang mengakibatkan perubahan karakteristik ke arah yang negatif.
Peningkatan pendidikan karakter juga dapat
dilakukan melalui seminar. Arti seminar sendiri ialah sebuah kegiatan pertemuan
sekelompok orang yang diselenggarakan untuk membahas suatu masalah dan mencari
solusi ilmiah terhadap permasalahan tersebut. Contoh seminar yang dapat kita
ambil sebagai penunjang pendidikan karakter salah satunya ialah seminar remaja
Islam. Berhubung agama adalah jalan terbaik untuk menjaga dan meningkatkan
pendidikan karakter di era modernisasi di tengah pandemi seperti ini, seminar
juga dapat dilalukan secara online melalui daring dan lebih menguntungkan lagi
jika kegiatan ini ternyata tanpa dipungut biaya sepeserpun. Hanya dengan modal
kuota atau gawai, kita mendapatkan sebuah pengalaman baru.
Dengan
mengikuti kegiatan tersebut, para remaja secara tidak langsung telah membantu
diri mereka sendiri dengan meningkatkan pembentukan karakter secara perlahan.
Bahkan kegiatan tersebut dapat membuat mereka menjadi lebih produktif kembali
seperti semula. Hal ini juga dapat meningkatkan rasa semangat pada diri mereka
sehingga rasa malas yang tadinya selalu mereka rasakan akan perlahan menghilang
seiring dengan rutinitas yang terbiasa dilakukan.
Saya merasa bahwa pendidikan karakter
melalui seminar online ini, dirasa cukup mampu untuk menunjang pembentukkan
karakter remaja di masa pandemi seperti ini. Selain mengandalkan ilmu dari sekolah
melalui daring, hal tersebut juga dapat menjadi nilai tambahan untuk
mendapatkan lebih banyak pengalaman dan memperluas wawasan sehingga karakter
remaja dapat terbentuk dengan sendirinya secara baik dan optimal. Karakter
remaja bagaikan baja. Artinya baja itu sendiri adalah remaja yang memiliki
karakter kuat serta mental yang tangguh sehingga dapat menunjang produktivitas
sebagai remaja maupun pelajar, meski ditengah pandemi sekalipun yang mengurung
mereka, namun tidak pernah bisa membatasi diri untuk berkelana mencari berbagai
sumber ilmu yang ada.
Siswi
: MAN 2 Banyuwangi di Genteng
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Jaga kesopanan dalam komentar