Pencarian Jatidiri Masa Pubertas
Oleh : Nur Intan Kusuma Dewi
Tidak jarang, keluhan
terlontar dari orang tua sendiri sebagai orang terdekat anak. Padahal orang tua
seharusnya adalah orang terdekat bagi remaja yang bisa membimbingnya. Berbagai
masalah yang terjadi di lingkungan keluarga menjadi penyebab utama remaja
bersikap tidak selayaknya pada lingkungan.Masa
remaja adalah masa peralihan manusia dari anak-anak menuju dewasa. Pada masa
inilah bisanya mereka sering berbuat ulah. Dalam masa ini manusia sedang
mencari jati dirinya ingin mengenal siapa dirinya sebenarnya. Dalam masa ini,
seorang manusia mengalami masa yang dinamakan masa pubertas. Saat pubertas,
biasanya manusia ingin mencoba segala suatu yang baru dalam hidupnya, muncul berbagai
macam gejolak emosi, Banyak
timbul masalah baik dalam keluarga maupun lingkungan sosialnya,bahkan biasanya
pada masa ini para remaja sering berbuat kenakalan yang biasanya hanya untuk
mencari perhatian ataupun sensasi.pencarian
jatidiri di masa pubertas. Menurut ahli sosiologi Kartono, Kenakalan
Remaja atau dalam bahasa Inggris dikenal dengan istilah juvenile delinquency
merupakan “gejala patologis sosial pada remaja yang disebabkan oleh satu bentuk
pengabaian sosial. Akibatnya, mereka mengembangkan bentuk perilaku yang
menyimpang”. Sedangkan menurut Santrock “Kenakalan remaja merupakan kumpulan
dari berbagai perilaku remaja yang tidak dapat diterima secara sosial hingga
terjadi tindakan kriminal”.
Kenakalan remaja kebanyakan dilakukan oleh mereka yang
gagal dalam mengembangkan emosi jiwanya, mereka tidak bisa menahan diri
terhadap hal baru yang masuk ke dalam dirinya, sehingga menimbulkan sikap yang
tidak seharusnya mereka lakukan. Menurut penelitian yang dilakukan Balitbang
Departemen Sosial (2002), Hamzah (2002, Prahesti (2002), mengindikasikan bahwa
kematangan emosi pada remaja yang masih labil merupakan salah satu faktor
terjadinya kenakalan remaja. Tidak matangnya emosi seseorang ditandai dengan
meledaknya emosi di hadapan orang lain, tidak dapat melihat situasi dengan
kritis, dan memiliki emosi yang tidak stabil. Sebaliknya matangnya emosi
seseorang ditandai dengan tidak meledaknya emosi di hadapan orang lain, dapat
penilaian situasi kritis dan memiliki emosi stabil serta memiliki kepercayaan
diri seperti percaya pada kemampuan diri sendiri, bertindak mandiri dalam
mengambil keputusan, memiliki konsep diri yang positif dan berani mengungkapkan
pendapat.
Bentuk kenakalan remaja banyak sekali, antara lain :
Narkoba, kebanyakan para remaja yang
memakai narkoba bermula dari dorongan rasa keingintahuan yang tinggi
sehingga mereka mencoba barang nikotin tersebut. Dalam beberapa kasus,biasanya
para remaja juga dipengaruhi oleh teman dekatnya yang lebih dulu memakai
narkoba.
Balapan liar, biasanya kenakalan remaja yang ini dilakukan oleh beberapa
kelompok tertentu. Balapan liar tentu sangat berbahaya bagi diri sendiri karena
dapat merenggut nyawa. Serta mengganggu lingkungan sekitar. Selain itu remaja
yang mengikuti balapan liar biasanya belum memiliki SIM, KTP, STNK, dan
surat-surat untuk mengemudi lainnya.
Tawuran,
sejak dahulu banyak media yang memberitakan tentang tawuran antar pelajar.
Kenakalan remaja yang satu ini dilakukan oleh kelompok pelajar dari sekolah
atau universitas tertentu. Para
remaja yang melakukan kenakalan biasanya mereka membutuhkan pelampiasan untuk
masalah tertentu yang biasanya disebabkan oleh berbagai factor,diantaranya
yaitu:
Faktor Keluarga
Keluarga tidak
harmonis, Hal ini disebabkan karena orang tua yang
sering bertengkar hingga tindakan KDRT (Kekerasan Dalam
Rumah Tangga) yang dilakukan di depan anaknya tersebut yang dapat menyebabkan
remaja melakukan berbagai perilaku nakal untuk mencari perhatian. Saat keluarga
tidak harmonis, sudah tentu komunikasi antar orang tua dan anak menjadi tidak
baik. Hal ini menjadi salah satu faktor penyebab kenakalan remaja yang paling
banyak kita temui. Remaja menjadi tidak terbuka kepada orang tua mengenai
masalah yang terjadi padanya karena orang tua sibuk bertengkar dan tidak
mempedulikan anak. Hal inilah yang mengakibatkan remaja mencari tempat di luar
rumah untuk bernaung dengan menunjukkan kenakalannya.
Kurangnya
kasih sayang dari orang tua, hal ini biasanya terjadi karena orang tua sering
bertengkar atau jarang bertemu karena bekerja dari pagi hingga larut malam.
Terkadang para orang tua yang sibuk bekerja hanya fokus mencari uang, padahal
sang anak yang dibutuhkan bukan uang saja tetapi yang terpenting adalah kasih
sayang dan perhatian dari kedua orang tua. Hal ini menyebabkan anak mencari
pelampiasan agar orang tuanya lebih memperhatikan dirinya. Kebanyakan remaja
melakukan berbagai kenakalan untuk membuat orang tuanya merasa jengkel, agar dirinya lebih diperhatikan oleh orang
tuanya.
Terbiasa
dimanja dan dididik terlalu keras, Anak-anak yang terbiasa dimanjakan dari
kecil akan merasa keinginannya wajib dipenuhi sampai ia beranjak remaja. Dengan
begitu, ia akan bertindak semaunya. Namun, mendidik anak terlalu keras juga tidak
baik dilakukan. Sebagian orang tua memberikan pendidikan yang keras pada dengan
harapan anak akan tumbuh seperti yang diharapkan. Padahal, melakukan hal ini
dapat membuat anak merasa tertekan dan menjadi pemicu anak memberontak dan
melakukan berbagai kenakalan.
Faktor Religi, setiap orang tua wajib
memberikan anak-anaknya pendidikan tentang agama. Dari pendidikan tentang agama
lah mereka akan mendapatkan etika serta moral di kehidupan. Saat seorang anak
tidak dibekali dengan pendidikan agama sejak kecil, tentunya hal ini menjadi
salah satu faktor penyebab kenakalan remaja nantinya. Apabila para remaja tidak
memiliki bekal tentang pendidikan agama, mereka pasti cenderung menyepelekan
bahwa kenakalan yang dilakukannya biasa-biasa saja dan tidak akan menimbulkan
dosa.
Faktor
Ekonomi, kondisi ekonomi yang
kekurangan dapat membuat remaja bertindak nakal dan melakukan tindakan
kriminal, seperti pencurian. Banyaknya keinginan seorang remaja dapat
membuatnya nekat memenuhi keinginan tersebut dengan jalan apapun. Namun, tidak hanya
kekurangan ekonomi yang menjadi faktor penyebab kenakalan remaja, remaja dengan
kelebihan ekonomi juga dapat berbuat kenakalan. Hal ini disebabkan oleh
kebiasaan sifat dimanjanya yang membuat remaja menjadi cenderung berbuat
semaunya.
Lingkungan Pergaulan dan Tempat Tinggal,
remaja yang tidak dibimbing dengan baik di rumah oleh orang tuanya, akan
mengikuti teman di pergaulan di sekitarnya. Oleh karena itu, pergaulan remaja
harus benar-benar diperhatikan oleh para orang tua. Lingkungan tempat tinggal
juga bisa menjadi faktor penyebab kenakalan remaja. Jika lingkungan tempat
tinggal banyak pelaku buruk seperti mabuk-mabukan, judi, pencurian, narkoba dan
lain-lain, bisa jadi remaja akan terpengaruh,karena masa remaja ini mereka memiliki
sifat yang sangat mudah terpengaruh.
Kemajuan teknologi, kemajuan teknologi
memang bisa menjadi pemudah untuk mencari berbagai informasi yang diperlukan
untuk belajar dan ilmu pengetahuan, namun di sisi lain hal ini juga dapat
merusak remaja dengan sangat mudah. Pengaruh internet yang membuat semua
informasi di seluruh dunia bisa didapatkan oleh remaja dapat berakibat buruk. Apalagi
bila hal ini tidak dikontrol dan dibimbing oleh orang tua. Konten-konten yang
seharusnya hanya dibuka oleh orang dewasa bisa saja dibuka oleh anak remaja
dengan mudah, yang tentunya akan berakibat buruk nantinya bila tidak ada
bimbingan yang baik.
Maka dari itu untuk menghindari/mengatasi
kenakalan remaja agar tidak berlebihan bisa dilakukan dengan cara orang tua
memberikan kasih sayang dan perhatian dalam hal apapun, karena dengan adanya
rasa kasih sayang dari orang tua maka anak akan merasa diperhatikan dan
dibimbing, serta dengan kasih sayang itu pula akan mudah mengontrol remaja jika
ia mulai melakukan kenakalan. Para orang tua juga perlu memberikan pengawasan
yang intensif terhadap media komunikasi seperti TV, Internet, Radio, Handphone
dan lain- lain.Lalu,perlunya bimbingan kepribadian di sekolah, karena disanalah
tempat anak lebih banyak menghabiskan waktunya selain di rumah. Perlunya
pembelajaran agama yang dilakukan sejak dini seperti beribadah dan mengunjungi
tempat ibadah sesuai dengan iman dan kepercayaannya.
Penulis Siswa Kelas XI MAN 2 Banyuwangi di
Genteng
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Jaga kesopanan dalam komentar