Demo
Kami Melalui Opini
oleh : Kavita dela Agustin
Sebagaimana
Warga Negara Lainnya yang ingin menyuarakan aspirasi, siswa Madrasah diajarkan
menyalurkan aspirasi melalui essay atau opini, baik melalui Media Cetak maupun
Elektronik, meskipun tidak ada larangan secara tegas untuk menyalurkan aspirasi
melalui demonstrasi di jalaan. Salah satunya masalah kegerahan masih banyaknya
korupsi di negeri imi yang sering disebut dengan istilah “tikus berdasi” Apa itu tikus berdasi? Sering orang mengaitkan
istilah tikus berdasi ialah koruptor yang mencuri atau yang menyembunyikan uang
rakyat untuk kepentingan pribadi, dan kenapa koruptor digambarkan dengan hewan
tikus? Karena tikus ialah hewan yang cerdik tetapi tikus juga terkenal sebagai
hama yang sangat merugikan para petani, karena tikus sering marusak tanaman
yang mereka tanam dengan susah payah, dan dengan mudahnya hewan tersebut
memakan dan merusaknya. Oleh karena itu para petani sangat tidak menyukai hewan
tikus dan mereka juga membasmi hewan tersebut agar tidak merusak tanaman mereka
lagi. Nah kalian tahu kan sekarang, kenapa para koruptor disamakan dengan
tikus, karena pejabat atau petinggi negara yang memakan dan menggunakan uang
rakyat ataupun uang negara untuk kepentingan pribadi sangatlah merugikan untuk
negara dan rakyatnya.
Pada
era ini negara kita Indonesia juga sedang menghadapi hama tikus berdasi yang
sangat merugikan bagi negara dan juga masyarakat. Dana yang harusnya keluar
untuk kepentingan pendidikan, kesehatan, sosial, budaya yang ada di negara kita
Indonesia, yang bisa meningkatkan kemajuan pendidikan di Indonesia yang bisa
memfasilitasi alatalat kesehatan, dan bisa digunakan untuk kemajuan pariwisata
di negara kita Indonesia hanya terbuang untuk keserakahan para "Tikus
Berdasi" yang sangat merugikan negara dan rakyat. merugikan negara dan
rakyat. Sekarang negara dan masyarakat tidak hanya menghadapi koruptor-koruptor
yang berdasi tetapi juga menghadapi koruptor dalam lingkup sosial, permasalahan
ini semakin lama semakin menyebar dan mengkhawatirkan bahkan oknum koruptor tersebut
saat tertangkap dan di publikasikan di siaran tv dan di media massa, seperti
tidak ada penyesalan dan rasa malu sama sekali setelah melakukan tindakan kotor
tersebut.
Sekarang persoalan kecil tersebut semakin membesar dan menumpuk dan persoalan itu adalah "Hama tikus". Tikus adalah hewan yang berkembang biak dengan luar biasa besar di negara kita karena iklimnya memang memungkinkan mereka berkembangbiak dengan aman. Mereka sekarang tidak hanya hidup dan bermain di sekitar sampah, sawah, ladang dan juga dapur tetapi mereka sekarang juga menyerang arena pasar tradisional dan bahkan mereka memperluas wilayah bermain mereka di lingkungan elite, seperti super market, industri dan bahkan mereka juga sudah masuk ke dalam lingkup istana negeri tanpa rasa takut dan tanpa tercium oleh aparat keamanan istana. Entah sudah berapa banyak lembaran juta ton yang bisa digunakan untuk ratusan juta manusia habis hanya untuk kepuasan tikustikus itu. Dan tidak terhitung berapa banyak kerugian yang menimpa negeri ini hanya karena segerombolan tikus itu. Bahkan si tikus-tikus itu semakin berani, dan seakan mereka tidak takut lagi dengan namanya kucing, bahkan mereka seakan mengajak si kucing bekerjasama untuk mencuri demi keserakahan bekerjasama untuk mencuri demi keserakahan mereka. Kawanan tikus sangatlah cerdik mereka senantiasa belajar dari pengalaman. Mereka sudah sangat mengenal dan hafal berbagai perangkap tikus agar mereka tidak terjebak dalam perangkap tersebut, dan mereka juga sudah sangat paham dan sangat familiar mana curian yang aman dan curian yang berbahaya. Dan jika diantara mereka ada yang terperangkap, maka mereka akan belajar dari kesalahan itu, agar mereka tidak terperangkap seperti kawan mereka. Kawanan tikus itu seperti memiliki jagor "Mati Satu, Tumbuh Seribu, Terperangkap satu, menjadi pengalaman bagi seribu tikus lainya".
Penguasa
di negara ini telah mengambil keputusan untuk menangani dan membasmi kawanan
tikus itu dari akar-akarnya, dari tikus kecil sampai tikus yang besar agar hama
tikus di negeri ini hilang, tetapi tikus-tikus itu masih punya seribu cara
licik untuk memenuhi keserakahannya. Penguasa negeri sudah mengumumkan agar
kawanan tikus harus segera dibasmi karena jika tidak mereka yang akan membasmi
negeri ini. Ganasnya tikus berdasi semakin kita rasakan saat masa-masa pandemi
Covid-19 karena saat masa pandemi seperti ini akan banyak dana yang di
keluarkan negara untuk memenuhi kebutuhan alat medis yang ada di rumah sakit
untuk manangani pasien covid-19, dan juga memberikan bantuan sosial kepada
masyarakat. Tetapi pandemi ini mengakibatkan kerugian yang sangat besar bagi
mengakibatkan kerugian yang sangat besar bagi negeri ini, lalu apakah cukup
dana yang di keluarkan negara untuk mencukupi kebutuhan masyarakat di saat
pandemi seperti ini?, seharusnya cukup. Tetapi jika masih ada kawanan tikus
berdasi yang masih serakah dan tidak mementingkan kebutuhan ratusan juta rakyat
dan kelangsungan negara, maka yang ada hanya kehancuran bagi negeri ini, karena
hanya di penuhi oleh hama kawanan tikus kotor yang serakah.
Hukum
di negeri ini masih belum bisa untuk membasmi kawanan tikus sampai ke
akar-akarnya walaupun penguasa negeri ini sudah mengumumkan maklumat bahwa akan
membasmi sampai ke akarnya, tetapi saat ini kawanan tikus masih banyak
berkeliaran bahkan saat pandemi seperti ini banyak kawanan tikus itu yang
memanfaatkan situasi ini untuk memenuhi keserakahanya. Apakah negeri ini bisa
atau siap mengadopsi hukum di Saudi Arabia yaitu hukuman pancung atau seperti
di Vietnam yang menerapkan hukuman mati? Tetapi, sepertinya hukuman-hukuman
tersebut sulit diterapkan. Mungkin adanya Hak Asasi Manusia (HAM) yang menjadi
satu alasannya. Tetapi apakah hanya menghukum dan memenjarakan para koruptor
itu cukup untuk membuat mereka berhenti melakukan tindakan kotor tersebut,
tentu itu bukan cara yang efektif karena mereka dengan mudah membeli hukuman
tersebut. Di usia negeri ini yang semakin tua, pasti kita berharap akan
kemakmuran bangsa dan negeri kita dengan rakyat yang sejahtera dan berjalannya
keadilan dengan rakyat yang sejahtera dan berjalannya keadilan di yang
menyeluruh tanpa memihak. Namun apa daya jika tikus berdasi masih beraksi,
melenggang bebas mengambil uang rakyat dan negara untuk memenuhi keserakahan
dan hanya untuk kesenangan. Di situasi pandemi covid-19 ini, ayo kita membantu
sebisa kita untuk masyarakat yang terkena dampak dari covid-19, dan juga kita
harus mematuhi protokol kesehatan yang diajukan pemerintah seperti memakai
masker saat keluar rumah, menerapkan social distancing, dan memakai hand
senitizer. Dan saat pandemi seperti ini ayo hilangkan kebiasaan korupsi dalam
diri apalagi seorang pelajar, yaitu harapan bangsa untuk memajukan bangsa dan
ibu pertiwi agar lebih baik kedepanya, dan sebarkan kebiasaan anti korupsi di
lingkungan sekitar, maka kita sudah berperan untuk memberantas korupsi di
negeri ini. Mari kita suarakan dan wujudkan negeri ini bebas korupsi!.
Penulis : Siswa MAN 3 Banyuwangi
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Jaga kesopanan dalam komentar