Pesantren
Tangguh
Oleh
: Syafaat
“Ya Allah,
hindarkanlah kami dari resesi ekonomi, bala, penyakit, kekejian,
kemunkaran,peperangan, kesulitan-kesulitan dan berbagai petaka baik
yang Nampak maupun tersebunyi. (dan) Dari negeri kami khususnya,
sertadari negeri kaum muslim pada umumnya. Sesungguhnya Engkau Maha Kuasa atas
segala sesuatu”.
Bisa dibayangkan jika terpaparnya covid-19 hingga ratusan dlingkungan pendidikan tersebut bukan di pondok pesantren, terlebih jika menimpa pada lembaga pendidikan yang peserta didiknya tidak diasramakan, mereka akan bertemu banyak orang diluar lembaga pendidikannya, baik terhadap keluarga maupun lingkungan disekelilingnya. Bagaimana ribetnya menelusuri orang orang yang melakukan kontak langsung dengan orang yang terpapar covid-19 karena selepas dari embaga pendidikan mereka melakukan aktifitas diluar lembaga pendidikan, juga tidak adanya tempat khusus untuk melakukan karantina terhadap mereka yang terpapar covid-19, karena lembaga pendidikan selain pesantren sebagian besar tidak dilengkapi dengan sarana asrama.
Pondok
pesantren di desain melakukan pendidikan dan pembelajaran terpadu selama 24
jam, sehingga semua aktifitas para santri dilakukan secara teratur dan terjdwal
yang diharapkan menjadi pembiasaan hingga para santri tersebut kembali ke
masyarakat. Model pendidikan di Pesantren ini banyak di akomodir oleh beberapa
lembaga pendidikan dengan menerapkan pendidikan diasramakan. Beberapa lembaga
pendidikan kedinasan dengan model diasramakan juga tetap melakukan aktifitas
pembelajaran. Aktifitas keluar masuk kedalam asrama tersebut melalui prosedur
yang ketat bukan hanya masa pandemi covid-19, namun menjadi aturan yang
diterapkan sehari hari, terlebih dimasa pandemi seperti sekarang ini, sehingga
tidak ada kontak langsung penghuni asrama dengan pihak luar.
Pondok
pesantren selain melakukan pendidikan keilmuan, juga melakukan pendidikan
karekter keagamaan terhadap para santri. Mental keagamaan yang kuat tersebut
sangat penting, terlebih ketika menghadapi masalah seperti sekarang. Dengan mental
yang kuat, jiwa yang sehat, serta kondisi lingkungan yang mendukung sangat
berpengaruh terhadap imunitas tubuh seseorang, sehingga lebih kebal ketika
terkena penyakit dan virus menular. Pikiran positif yang selalu ditanamkan
kepada santri bukan hanya membentuk mentalitas yang tangguh, namun juga akan
membentuk antibody dalam tubuhnya.
Aktifitas
santri dilingkungan pondok pesantren bukan halnya menuntut ilmu keagamaan
semata, namun berbgai macam Ilmu dan kecakapan hidup juga diajarkan
dilingkungan pondok pesantren, karennya lulusan pondok pesantren relatif dapat
hidup mandiri ketika kembali ke masyarakat. Aktifitas olahraga juga teratur
dilakukan dilingkungan pesantren, sehingga tidak heran ketika banyak santri
yang terpapar covid-19 di salah satu pesantren di Kabupaten Banyuwangi, mereka
melakukan pertandingan olahraga antar asrama karantina, sebuah aktifitas untuk
meningkatkan imunitas tubuh. Kecerian mereka seakan tak berkurang meski
terpapar corona. Bagi para santri ini (mungkin) covid-19 tak ubahnya seperti
flu biasa yang akan hilang dengan sendirinya dan dijaga agar tidak menular
kepada yang lain.
Pesantren
yang dilengkapi dengan asrama dan kampus pendidikan formal dapat digunakan
sebagai karantina bagi mereka yang terpapar covid-19. Disiplin santri dan
adanya gedung yang memadai untuk karantina tersebut dapat dijadikan sebagai
modal utama agar virus corona yang menghinggapi mereka segera menyingkir dari
tubuhnya. Terlebih dengan keceriaan anak anak yang masih tetap melakukan
aktifitas rutin dengan tetap menerapkan protokol kesehatan tak menyurutkan niat
menggapai cita cita, mereka sudah terbiasa jauh dari orang tua, sudah terbiasa
hidup dengan teman temannya, karenanya ketika mereka terpapar covid-19 dan
harus dikarantina, mereka tidak menjadi beban, karena dikarantina tak ubahnya
juga hidup dipesantren seperti sedia kala, dengan sedikit perbedaan, mereka
dikarantina bersama rekan rekannya yang juga terpapar covid-19.
Tidak
heran ketika ada santri yang sudah sembuh dafri covid-19, mereka menolak ketika
diajak pulang kerumah orang tuanya, karena anak anak ini menikmati kegiatan
dipesantren, mereka masih dapat mengaji dan beraktifitas bersama rekan
rekannya, dapat memberikan semangat kepada rekan rekannya yang masih terpapar
covid-19 yag masih di karantina. Disiplin yang diterapkan dipesantren
mempercepat penyembuhan bagi santri yang terpapar corona.
Beberapa
video yang beredar di media sosial menggambarkan kehidupan para santri yang
dikarantina jauh dari rasa cemas dan takut. Dalam video tersebut terilhat
aktifitas para santri yang tetap melakukan aktifitas ibadah sebagaimana mestinya,
melakukan senam bersama dan aktifitas lainnya. Permainan adu ketangkasan juga
tetap dilakukan seakan tidak terjadi apa apa. Mereka benar benar tangguh dengan
mental yang kuat dalam menghadapi ujian yang menurut kita seakan terasa berat,
senyum ceria masih tetap terlintas meskipun ada perasaan was was.
Para
santri ini akan lebih aman berada dilingkungan pondok pesantren, aktifitas
mereka akan lebih terjaga. Lingkungan pesantren yang ketat juga mempersempit
ruang gerak penularan virus, meskipun jika terkena akan mudah penyebarannya,
namun juga lebih mudah penangannya. Covid-19
yang menimpa mereka adalah peringatan bagi kita semua agar lebih disiplin dan
mentaati protokol kesehatan. Virus yang tak kasat mata mungkin ada disekitar
kita, atau jangan jangan kita yang membawa virus tersebut. Ketika anak anak
berada di rumah, tidak ada jaminan bagi anak anak untuk tidak beraktifitas
diluar rumah, terlebih belum sepenuhnya tempat tempat umum menerapkan dengan
ketat protocol kesehatan, bisa jadi anak anak yang berada dirumah tersebut
terkontaminasi dengan mereka yang terpapar covi-19 yang akan berdampak terhadap
diri dan keluarganya.
Pondok
pesantren memberikan sumbangsih besar terhadap Negara Kesatuan Republik
Indonesia. Baik ketika merebut dan mempertahankan kemerdekan maupun dalam Pembangunan pendidikan. Lembaga pendidikan di
pondok pesantren dibangun dan dikelola secara swadaya, output dari pondok
pesantren banyak yang menjadi tokoh Nasional maupun Internasional. Solidaritas masyarakat
maupun antar pondok pesantren ketika menghadapi musibah menjadi salah satu
perwujudan bahwa pesantren sangat dibutuhkan di Indonesia sebagai salah satu
bentuk lembaga pendidikan ideal yang banyak diadopsi oleh lembaga pendidikan
lain.
Solidaritas
yang dilakukan beberapa Pondok pesantren, baik dalam bentuk motivasi, serta
bentuk kepedulian lain (bantuan dana) dari masyarakat untuk penanganan
pesantren yang terpapar covid-19 merupakan slah satu bentuk rasa peduli
sebagaimana moto “kita peduli, kita bisa
atasi”. Namun seringkali kita lupa untuk menjaga diri kita sendiri agar
tidak terpapar virus tersebut. Seringkali kita memakai masker hanya karena
takut terkena razia.
Penulia
anggota Termina Literasi Pegawai Kemenag Kab. Banyuwangi.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Jaga kesopanan dalam komentar