Selamat Datang di Warta Blambangan

Pages

Home » » New Normal Biasa Namun Jadi Primadona

New Normal Biasa Namun Jadi Primadona

 

New Normal Biasa Namun Jadi Primadona

 

Oleh
Eny Susiani

New normal alias normal baru atau kebiasaan anyar sebenarnya sangat biasa karena namanya normal ya normal atau biasa biasa saja, namun ternyata hal yang biasa bisa menjadi istimewa bahkan sangat istimewa dan menjadi primadona baru, menjadi buah bibir dimana mana mulai dari Presiden, para petinggi , orang biasa dan gaungnya  terdengar  diseantero negeri bahkan hampir di seluruh penjuru dunia bak bunga mawar yang sedang mekar mekarnya, bak gadis cantik sweet seventen yang mengundang pesona menjadi buah bibir dimanapun berada.

 

Normal memang biasa tidak istimewa bila keadaan  sedang normal, tetapi bisa menjadi sebuah asa baru bila keadaan sangat tidak normal, dimana kita semua tahu bahwa beberapa bulan terakhir ini tiba tiba dunia diguncangkan oleh kehadiran makhluk kecil yang diberi  nama covid 19. Tentara kecil kiriman Allah yang bahkan  mereka tidak tahu dengan nama mereka. Namun kehadirannya benar benar mampu merombak tatanan hidup manusia, mampu memporakporandakan semua lini kehidupan. Hampir semua lini kehidupan mati suri, Manusia yang tadinya dengan segala kesombongannya seakan akan mampu menguasai dunia, dimana dunia seakan  dalam gengamannya, tiba tiba terhenyak, terhempas, tergugu dan ilmu pengetahuan seakan akan kehilangan ruhnya.

 

Manusia tiba tiba dipaksa untuk diam di rumah , Stay at Home, Psysical Distancing, Sosial Distancing. Semua aktivitas harus di hentikan, yang biasanya bebas kapan saja ke Mall, ke tempat rekreasi, pergi melanglang buana kemanapun disuka sepanjang ada dana, dipaksa untuk tunduk pada keadaan yang sangat tidak biasa, tunduk dan bahkan seluruh penjuru negeri serta seluruh penjuru dunia dipaksa tunduk pada tentara kiriman Allah, kesombongan tiba tiba pergi entah kemana. Ngeri, takut, khawatir, masuk kerelung hati kita. Jadi takut ketika saling bersua, apalagi berjabat tangan, kita tidak pernah tahu siapa diantara kita yang membawa virus berbahaya yang penularannya bisa  lewat sentuhan yang di bawa oleh manusia.


Bila ketika keadaan normal, bersua dengan saudara, teman, kerabat menjadi hal yang istimewa, bakkan kita rentangkan tangan kita,  berpeluk erat dengan mereka, kita saling  tersenyum dan tertawa bersama dalam pelukan, itu bila keadaan normal.  Namu tiba tiba hal tersebut tidak berani kita lakukan karena keadaan sedang tidak normal. Jangankan berpelukan, mencium dan berjabat tangan saja kita tidak berani. Bahkan harus sering cuci tangan pakai sabun atau handsanitizer, jaga jarak, tidak perlu bertemu, bekerja dari rumah/ Work For Home (WFH), belajar di sekolah diliburkan atau Learning For Home (LFH), tempat rekreasi ditutup, mall dan pusat perbelanjaan dibatasi jam bukanya, kriinalitas meningkat, semua menjadi tidak normal.

Hari raya idul fitri yang merupakan hari kemenangan umat Islam setelah puasa satu bulan penuh yang di Indonesia biasanya dirayakan dengan sangat meriah, tiba tiba menjadi sepi suyi, bahkan sholat id saja di himbau oleh Pemerintah untuk dilaksanakan di rumah saja, kalaupun dilaksanakan di Masjid harus menenuhi protokol kesehatan, tidak ada mudik, tidak ada saling silaturahmi yang ada hanya saling menyapa secara virtual. Para suami tiba tiba jadi Imam Sholat Tarweh, jadi Imam Sholat Id, meskipun jamaahnya hanya beberapa saja, hanya istri dan anak anaknya.

 

Belajar dirumah diperpanjang berkali kali hingga kami guru dan siswa hanya bisa memeluk rindu,  tersekat ruang dan waktu, tentu kebosanan yang luar biasa yang kita rasakan, karena kita manusia itu makhluk individu sekaligus makhluk sosial. Ibarat mata uang yang tidak bisa dipisahkan. jadi ketika manusia dipaksa keadaan untuk sosial distancing, ini adalah siksaan tersendiri bagi jiwa merdeka. Terlebih bagi anak sekolah dimana seharusnya dapat belajar bersama disekolah, bermain dan bercengkerama, bagi yang menginjak remaja dapat beremu dengan pujaan hatinya, dipaksa hanya bertemu virtual.

Itulah mengapa ketika Presiden mengumumkan New Normal, semua langsung menunjukkan sentimen positif, harga saham terkerek naik, rupiah menguat, ekonomi mulai mengeliat, banyak sektor yang tadinya seakan mati suri, pelan tapi pasti mulai hidup kembali,  dengan wajah yang lebih cantik berseri, menjadi primadona baru , New normal, kebiasaan anyar dengan standar baru. Di semua tempat selalu ada tempat cuci tangan lengkap dengan handsoapnya , di desa di kota disemua sudut kehidupan, kemanapun pergi bermasker dan berberkaca mata, mengunakan Face Shlid menjadi sebuah keharusan dan kewajaran, tetap jaga jarak, tetap tidak saling bersalaman dan memeluk meski rindu membuncah di dada, kita semua meski siap dengan New Normal.

Pelajaran berharga bagi kita semua untuk lebih menghargai yang biasa, karena yang biasa ternyata bisa sangat kita rindukan bahkan menjadi sesuatu yang Istimewa ketika kita hidup pada situasi yang tidak biasa. Situasi yang belum pernah tergambarkan dan disimulasikan, situasi yang memaksa kita untuk hidup lebih disiplin dan menghargai sesuatu dari makna.

Selamat memasuki era baru, New Normal, semoga kita menjadi lebih baik, lebih adaptif terhadap perubahan, lebih toleran, saling mendukung, bergotong royong bersama dengan harapan pandemi segera berlalu, covid 19 segera pergi dan kita kembali hidup normal,  atau kalaupun tetap ada kita bisa hidup berdampingan dan saling menghormati sebagai sesama makhluk ciptaan Allah yang tidak saling menyakiti.

 

*Penulis adalah Guru PPKn MAN 3 Banyuwangi di Srono

 

Jika Anda menyukai Artikel di blog ini, Silahkan klik disini untuk berlangganan gratis via email, dengan begitu Anda akan mendapat kiriman artikel setiap ada artikel yang terbit di Creating Website

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Jaga kesopanan dalam komentar

 
Support : Copyright © 2020. Warta Blambangan - Semua Hak Dilindungi
Modifiksi Template Warta Blambangan
Proudly powered by Syafaat Masuk Blog