Melirik Kesiapan Madrasah Menghadapi
Pendidikan Merdeka
Oleh : Eny
Susiani
Tahun pelajaran baru akan segera di mulai seluruh komponen dan stake holder yang ada di sekolah termasuk Madrasah sudah bersiap dan berbenah. Namun tahun ajaran baru kali ini tidan sesuai harapan, ternyata kita tetap tidak boleh saling bersua apalagi di kelas kelas kita yang tentu sangat kita rindukan jauh hari, kita sudah bosan berada di rumah terus menerus selam 3 bulan ini. Bahkan konon kabarnya kita akan tetap sekolah dari rumah baik daring maupun luring. Karenanya Madrasah meski menyiapkan Kurikulum dengan sebaik mungkin karena pemerintah hanya memberi rambu rambunya, kemudian Madrasahlah yang mengolahnya menjadi KTSP ( Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan) yang dikemas sesuai visi , misi, tujuan, target, tantangan dan hambatan di Madrasah masing masing.
Bisakah Madrasah kita yang saat ini
sedang banyak dilirik masyarakat
Mengemban
amanah dengan membuat dan menyiapkan kurikulum darurat covid yang mampu
menjawab tantangan zaman yang serba cepat diera global ini yang seakan akan
dunia tanpa batas dengan istilah kerennya mengemban amanat generadi 4.0.
Generasi milenial yang lahinya bersamaan dengan teknologi informasi dan
teknologi transfortasi yang serba cepat sehingga ibaratnya dunia
dalam genggaman, dimana HP telah mengambil alih beberapa vitur yang sebelumnya
ada pada alat elektronik lainnya, mulai dari Teknologi audio, visual, hingga
transaksi keuangan.
Apa
mau di kata, kita semua tahu saat ini Banyuwangi belum ada yang zona hijau
sehingga pembelajaran belum boleh melalui tatap muka, tetap PJJ (Pembelajaran
Jarak Jauh) dengan daring maupun luring sementara masing masing
madrasah kondisinya berbeda, ada yang di pelosok sehingga signal HP sangat
sulit, ada yang karena aturan dari yayasan (Pondok Pesantren) yang melarang
membawa HP serta tingkat kemampuan ekonomi yang kurang, sehingga tidak punya
HP. Akankah kita rela terhempas dan terpental dari panggung Pendidikan yang
bertahun tahun kita rintis dan kita perjuangkan ?, akankah kita rela
kepercayaan masyarakat yang mulai tumbuh, merekah, dalam alunan nada penuh
harap menjawab tantangan generasi yang siap menghadapi tantangan jaman dengan
tetap memegang teguh akhlakul karimah yang selama ini kita perjuangkan akan
lebih mengharumkan sekitar kita atau justru sebaliknya menjadi layu ?. Tentu
kita memilih yang pertama yakni Madrasah yang mampu memberi warna
indah dan aroma wangi di tengah kebun bunga Pendidikan Darurat
covid.
Madrasah
sebagai salah satu pilihan pendidikan saat ini banyak dilirik oleh masyarakat
ibaratnya gadis cantik yang menawan hati, menawarkan pendidikan yang
setara dengan sekolah sekolah dengan kekhasan Keagamaan, dengan pembelajaran
agama yang lebih banyak dan lebih luas dibanding sekolah umum Mengingat betapa pentingnya
kurikulum bagi sebuah lembaga madrasah/ sekolah, kesiapan tersebut sangat
diperlukan bagi Madrasah yang sebagian besar dikelola oleh Masyaratar. Ke
khasan Madrasah dengan tambahan pendidikan berbeda dengan sekolah umum yang
juga ada dengan tambahan pendidikan keagamaan, dimana pada Madrasah ini
pendidikan rumpun keagamaan masuk kedalah kurikulum yang wajib ada dan
diajarkan kepada siswa.
Kondisi
Madrasah di Kabupaten Banyuwangi yang negeri jumlahnya sangat
terbatas sedangkan animo masyarakat untuk menyekolahkan putra putrinya di
madrasah makin besar. Hanya ada 3 Madrasah Ibtidaiyah Negeri (MIN) atau
setingkat SD, 12 Madrasah Tsanawiyah Negeri (MTsN) atau setingkat SMP serta 4
Madrasah Aliyah Negeri (MAN) atau setingkat SMA. Karenanya perhatian Pemerintah
terhadap keberadaan Madrasah Swasta sangat dibutuhkan untuk menjaga dan
meningkatkan mutu pendidikan anak bangsa.
Meskipun
Madrasah dibawah binaan Kementerian Agama yang notabene tidak termasuk wilayah
otonomi daerah, namun tidak ada salahnya jika Madrasah Swasta yang dikelola
Masyarakat tersebut mendapat perhatian dari Pemerintah Daerah, dengan mengingat
siwa yang belajar pada Madrasah juga Masyarakat di daerah yang mempunyai hak
yang sama dengan warga yang menitipkan pendidikan anaknya di sekolah selain
madrasah.
Kondisi
madrasah yang harus dan mau tidak mau berpacu dengan pesatnya kemajuan dan kita
meski ingat bahwa cara mendidik yang kita terapkan tentu berbeda dengan jaman
kita dulu, seperti yang Rosululloh Muhammad ajarkan “jangan mendidik
anakmu seperti dulu kau didik karena mereka hidup di jaman yang berbeda
denganmu”, apalagi di masa darurat covid ini tentu kita harus benar benar
berbenah dan mengikuti perkembangan yang serba cepat ini kita
dipaksa harus adaftif dengan keadaan, kurikulum harus dikemas dengan
memperhatikan kondisi siswa, guru dan sarana prasarana serta keadaan atau
kondisi masing masing madrasah.
Belum
lagi tingkat kebosanan siswa dan guru yang harus rela
sementara menahan rindu, rindu yang tak terperi lagi lagi harus
kandas di tengah harapan tgl 13 juli sebagai awal tahun ajaran baru ternyata
tetap belum bisa bertemu untuk saling mengungkapkan rindunya, sehingga
kurikulum meski di kemas dengan teliti dan seksama dengan tidak membatasi
kreativitas guru dan siswa sehingga benar benar terwujud " Madrasah Hebat
Bermartabat".
Penulis
adalah guru PKn dan waka Kurikulum MAN 3 Banyuwangi di Srono
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Jaga kesopanan dalam komentar