Selamat Datang di Warta Blambangan

Pages

Home » , » KURIKULUM 2013 MURNI SAAT PANDEMI

KURIKULUM 2013 MURNI SAAT PANDEMI

 

KURIKULUM 2013 MURNI SAAT PANDEMI

Oleh : Nurhalimatus Sa`diyah

Sejak tujuh tahun lalu, kurikulum pendidikan di Indonesia sudah berubah dari KTSP ( Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan ) menjadi Kurikulum 2013 atau lebih dikenal dengan istilah K-13,  dan disahkan pemberlakuannya di seluruh jenjang pendidikan  di Indonesia. Kurikulum 2013 merupakan penyempurnaan dari KTSP yang berdasarkan pada konsep saintific umum dengan menggunakan langkah 5 M yaitu mengamati, menanya, mengumpulkan informasi, mengasosiasi dan mengkomunikasikan.

Meskipun sudah diberlakukan lama, tapi masih banyak guru yang belum bisa mengaplikasikan kurikulum ini secara sempurna, dikarenakan terkendala sarana prasana dan tingkat kesiapan guru dalam menyajikan materi pelajaran, banyak diantara mereka yang menganggap kurikulum 2013 cenderung ribet dalam persiapan pembelajaran dan dalam proses pembelajaran siswa banyak yang belum bisa mengikuti dengan langkah 5 M. Hal inilah yang menyebabkan guru lebih nyaman kembali pada model klasik yaitu ceramah.

Munculnya covid-19 yang masih terus menyebar dan menyebabkan pandemi, telah menghasilkan keputusan pemerintah untuk menutup lmbaga pendidikan sampai waktu yang belum bisa dipastikan. Hal ini menyebabkan proses pembelajaran di sekolah yang awalnya tatap muka harus langsung berubah ke metode daring ( dalam jaringan ).Situasi ini mengharuskan guru dan murid segera beradaptasi dan bersahabat dengan IT, yang awalnya masih santai dan nyaman dengan metode klasik ( ceramah ) terpaksa harus segera belajar segala macam aplikasi IT, supaya bisa menyajikan pembelajaran online yang menarik dan bisa diserap maksimal oleh para siswa meskipun guru hanya bisa memantau dan mendampingi siswa dari jauh.


Pandemi ini sudah menyebabkan guru dan siswa secara tidak sadar menerapkan kurikulum 2013 secara murni. Diawali dengan langkah 5M yang pertama yaitu mengamati, di sini siswa dipaksa mengamati bahan ajar yang dikirimkan oleh guru melalui aplikasi online maupun offline baik hanya berupa copian buku siswa ataupun video pembelajaran. Tahap mengamati ini berfungsi untuk memunculkan sebuah fenomena yang bertujuan membangkitkan rasa ingin tahu dan semangat untuk mempelajari sesuatu. Untuk itulah guru dituntut untuk bisa menyajikan bahan ajar yang menarik bagi siswa sehingga bisa membangkitkan semangat siswa untuk mempelajari materi tersebut.

Langkah 5 M yang kedua yaitu menanya, setelah guru berhasil membangun rasa penasaran siswa melalui langkah mengamati, siswa memiliki banyak pertanyaan sebagai ungkapan rasa ingin tahunya terhadap materi yang disajikan. Langkah 5M yang ketiga yaitu mengumpulkan informasi, mencoba atau menguji, setelah memiliki pertanyaan siswa dituntut untuk memperoleh jawabannya sendiri melalui pengamatan langsung yang lebih mendalam, membaca buku rujukan lain, mencari artikel yang berhubungan bahkan melakukan percobaan secara mandiri di rumah masing – masing. Langkah 5 M yang keempat yaitu mengasosiasi, setelah proses mengumpulkan informasi, siswa dituntut untuk menyusun asil pengumpulan informasi itu dalam bentuk tulisan atau laporan, pada tahap ini guru dituntut untuk bisa mendampingi siswa dalam menyusun laporan yang sistematis dan logis. Sedangkan langkah 5M yang terakhir yaitu mengkomunikasikan, pada tahap ini siswa diharapkan mampu menjelaskan apa yang sudah dipelajari, kemampuan menjelaskan kembali ini menjadi indikator paling akurat untuk mengetahui pemaaman siswa pada apa yang telah dipelajarinya. Selain itu juga melatih cara berpikir, berbicara dan mengemukakan gagasan melalui video yang dibuat oleh siswa itu sendiri sebagai bentuk penyelesaian tugas atau proyek yang diberikan oleh guru.

Lima metode ini tidak boleh luput dari guru dalam membimbing siswanya, meskipun masih dalam daring, guru harus selalu siap 24 jam dalam menjawab pertanyaan, mengarahkan serta membimbing siswa untuk dapat memahami materi yang sudah diberikan, sehingga siswa tidak merasa terlantar ataupun terabaikan. Pada masa pandemi ini, seluruh guru dan siswa dari jenjang PAUD, TK/RA, SD/MI, SMP/MTs hingga SMA/MA setiap hari terpaksa melakukan kurikulum 2013 dengan metode scientific umumnya secara murni, tidak ada kesempatan untuk melakukan metode konvensional seperti ceramah karena pemerintah belum mengijinkan sekolah mengadakan jadwal tatap muka, mengingat penyebaran covid-19 yang masih terus meningkat.

 

Keterpaksaan yang dilakukan setiap hari ini sudah menghasilkan kebiasaan baru bagi guru untuk bersahabat dengan IT dan segala aplikasinya serta menghasilkan  kebiasaan baru bagi siswa yaitu mampu membangun pengetahuannya secara mandiri sehingga bisa lebih meresap, selalu diingat dan bermakna.

 

Penulis adalah Guru pada MAN 1 Banyuwangi

 

 

 

 

Jika Anda menyukai Artikel di blog ini, Silahkan klik disini untuk berlangganan gratis via email, dengan begitu Anda akan mendapat kiriman artikel setiap ada artikel yang terbit di Creating Website

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Jaga kesopanan dalam komentar

 
Support : Copyright © 2020. Warta Blambangan - Semua Hak Dilindungi
Modifiksi Template Warta Blambangan
Proudly powered by Syafaat Masuk Blog