Merubah Insecure Menjadi Bersyukur
Oleh : Trya Nur Annisa
Kebanyakan dari kita sudah tahu apa itu Insecure, yakni perasaan semacam tidak percaya diri pada apa yang kita tunjukkan kepada publik, perasaan tidak nyaman akan diri kita sendiri, takut akan kegagalan yang bahkan belum terjadi, atau bahkan perasaan tidak aman dan cemas yang berlebih yang timbul dalam diri kita sendiri. Sebenarnya Insecure itu wajar namum akan menjadi masalah jika itu kita alami berlarut-larut. Sebenarnya apa sih yang membuat kita selalu merasa Insecure?. Apa kita seburuk itu hingga merasa Insecure berlarut-larut?. Ayo bersama-sama merubah rasa Insecure menjadi rasa bersyukur. Sebenarnya apa sih penyebab kita merasa Insecure?
pertama
kita sering membandingkan diri kita
dengan diri orang lain, apa sih untungnya membanding-bandingkan diri kita
sendiri?. Kita saja biasanya sering tidak suka jika ada orang yang
membandingkan diri kita dengan orang lain, lalu mengapa diri kita sendiri tidak
ada capek-capeknya membandingkan diri kita sendiri dengan orang lain?. Setiap
orang diciptakan oleh Tuhan dengan porsinya masing-masing, di dunia yang seluas
ini dan bahkan miliaran orang punya kelebihan dan kekurangannya masing-masing.
Ingatlah Tuhan menciptakan kita dengan kelebihan yang kita miliki saat ini dan
asahlah menjadi lebih baik lagi, dan mulailah menerima kekurangan kita karena
itu sebagian dari diri kita sendiri.
Kedua
menoleh ke masa lalu. Yap, buat apa sih kita harus selalu menoleh ke masa
lalu?. Masa lalu diciptakan hanya untuk menjadi pembelajaran bagi kita di masa
sekarang maupun masa depan. Boleh saja kita menengok masa lalu tapi ingat hanya
sekedar jadi bahan pembelajaran hidup. Kita semua pastinya memiliki masa lalu
kelam yang bahkan bisa merubah hidup kita dan lantas membuat kita merasa tidak
layak untuk hidup, tapi ingatlah masa depanmu tidak ditentukan oleh apa yang
kita lakukan kemarin tetapi masa depan kita ditentukan oleh apa yang kita
lakukan hari ini. Jadi biarkan masa lalu kita berlalu dan mulailah berdamai
dengannya.
Ketiga
Kita terlalu banyak melihat sosial media. Hah, memang bisa berpengaruh?. Yap,
bahkan pengaruh sosial media lebih besar terhadap rasa Insecure yang kita
miliki. Boleh saja melihat sosial media tapi lihatlah sebagai hal positif
contohnya mencari inspirasi ataupun motivasi, jangan terlalu melihat sosial
media orang lain karena kita akan merasakan perasaan ingin memiliki apa yang
mereka miliki dan kita merasa tidak cukup dengan kemampuan ataupun barang yang
kita miliki. Selalu bersyukur dengan apa yang kita miliki saat ini bisa saja
mereka yang diluar sana menginginkan apa yang sedang kita miliki.
Keempat
Overthinking. Jujur saja kita semua
pasti selalu berfikir berlebihan apalagi
pada saat malam hari, terlalu banyak berfikir tidaklah baik bagi kesehatan
tubuh apalagi mental kita. Bukan berarti kita menjadi orang yang cuek, namun
jangan terlalu keras pada diri kita sendiri. Jangan selalu berfikir bahwa kita
tidak berharga, kita tidak menarik, dan kita tidak pintar. Remember,
everything start from the mind!. Mulailah memiliki fikiran yang
positif dan tinggalkan fikiran negatif.
Kelima kata-kata negatif orang lain. Kita semua pasti pernah di
kritik orang lain dengan sangat pedas dan membuat diri kita down. Memang kita
tidak bisa mengkontrol omongan orang lain. Namun, kita bisa memilih mana
perkataan yang dapat kita terima dan mana yang harus kita abaikan. Jika ada
orang yang mengomentari diri kita buruk, maka jangan pernah dengarkan dan
abaikan saja! Jangan di simpan dalam hati. Ingat, identitas kita tidak
ditentukan oleh apa yang dikatakan orang lain. Kelilingi diri kita dengan
orang-orang yang berfikiran dan berkomentar positif tentang diri kita.
Bagaimana cara kita mengatasi rasa
insecure pada diri kita? Yang pertama adalah tulis kata-kata positif di
jurnalmu. Memang bisa? Tentu saja iya, saat diri kita merasa insecure, kita
butuh kata-kata positif untuk melawan rasa insecure dalam diri kita. Salah satu
cara paling ampuh adalah dengan membaca kata-kata positif yang ada di jurnal
kita keras-keras atau terus ulangi kata-kata itu dalam hati kita. Contohnya, "
I am smart. I am loved. I am accepted. I am not who I used to be."
Kedua adalah kelilingi diri kita dengan orang-orang yang suportif. Kita
pasti membutuhkan teman-teman yang bisa mendukung diri kita di saat kita sedang
tidak percaya diri. Saat kita mulai merasa insecure, berbicaralah kepada
teman-teman terdekat kita dan minta mereka untuk mengingatkan kita akan hal positif
yang ada pada diri kita. Itu akan membuat rasa insecure kita perlahan
menghilang.
Ketiga kurangi penggunaan sosial
media. Coba kita kurangi penggunaan sosial media kita, dengan mengurangi
penggunaan sosial media kita, kita bisa fokus dengan kehidupan diri kita
sendiri. Kita menjadi tidak fokus dengan kehidupan yang orang lain jalani dan
tidak lagi membanding-bandingkan diri kita dengan orang lain. Jadi, sangat
berpengaruh bukan?
Keempat adalah tempel kata-kata
positif di sekitar mu. Apa menulis kata-kata di jurnal saja tidak cukup? Tentu
tidak. Kita semua butuh pengingat bagi diri kita akan kelebihan yang kita
miliki. Tempel kata-kata positif di sekitar kita hingga kita tidak punya ruang
untuk merasa insecure lagi.
Nah, cara diatas bisa menjamin
kita tidak merasa insecure pada diri kira sendiri, sebenarnya masih banyak lagi
hal-hal yang bisa kita lakukan contohnya mendengarkan musik-musik yang
membangun atau memotivasi, melakukan hal-hal positif, melupakan masa lalu yang
dapat memunculkan rasa insecure pada diri kita, lakukan hal-hal positif,
konsultasi dengan seseorang, temukan kelebihan-kelebihan pada diri kita, dan
lawan terus rasa insecure dengan perkataan positif. Okay pembahasan kita selesai
sampai disini, semoga membantu ya! Ingat, kesehatan mental kita itu sama
pentingnya dengan kesehatan fisik kita. Jangan anggap enteng perasaan insecure,
bila tidak ditangani dengan tepat, hal itu bisa mempengaruhi kehidupan kita.
Semangat ya kita pasti bisa mengubah rasa insecure menjadi bersyukur
bersama-sama!
*Penulis
adalah Siswa Kelas XI MIPA-3 MAN 3 Banyuwangi di Srono
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Jaga kesopanan dalam komentar