Selamat Datang di Warta Blambangan

Pages

Home » , » MEREBUT KEMBALI KEMERDEKAAN DARI TANGAN PENJAJAH IMMUNITAS

MEREBUT KEMBALI KEMERDEKAAN DARI TANGAN PENJAJAH IMMUNITAS

 MEREBUT KEMBALI KEMERDEKAAN DARI TANGAN PENJAJAH IMMUNITAS

BY :  UNU MASNUN

 

Dimulainya pembelajaran tahun ajaran baru 2020/2021 di masa pandemic menimbulkan pertanyaan banyak pihak, terutama bagi siswa,  orang tua murid, dan juga para guru. Apakah sudah bisa mengadakan pertemuan secara normal karena eranya adalah *new normal* ataukah belum. Apakah pembelajaran bisa efektif tanpa hal tersebut? Juga banyak lagi berbagai tanda tanya yang senantiasa mengganggu dan membutuhkan jawaban yang membawa kesejukan.

Seakan sudah mengetahui hal hal di atas Mendikbud Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia (Kemendikbud RI) mencanangkan kebijakan serta gebrakan baru yaitu  kebijakan ‘merdeka belajar’. Merdeka Belajar adalah program kebijakan baru Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia (Kemendikbud RI) yang dicanangkan oleh Menteri Pendidikan dan Kebudayaan RI Kabinet Indonesia Maju, Nadiem Anwar Makarim. Merdeka belajar adalah kemerdekaan berpikir.

 Merdeka Belajar adalah program belajar yang mengarah pada tujuan yang ingin dicapai dari proses belajar di sekolah dan berkaitan dengan hal-hal esensial sehingga menumbuhkan kemerdekaan belajar.

Keberadaan dan hidupnya kita saat ini yang masih dalam tanda kuning berhati-hati disebabkan coronavirus masih mengangkat senjatanya tinggi-tinggi, menyebabkan para pejuang ilmu beserta jajarannya harus menyiapkan banyak strategi perang melawannya. Tidak ada kata menyerah ataupun angkat tangan terhadapnya, apalagi sampai mengangkat kaki . Karena hal itu menandakan bahwa kita kalah dan secara otomatis kita yang terhempas berpindah alam. Tentu saja tak  ada yang menghendaki hal tersebut terjadi. Oleh sebab itu strategi apa pun yang dicanangkan oleh pemerintah (Kementerian Pendidikan) seyogyanya didukung sepenuhnya selama mendatangkan kemenangan berupa buah ilmu nan ranum menggiurkan.

Hal ini menimbulkam adanya ketergerakan dan bangkitnya para guru, orang tua siswa, bahkan siswa dalam membangun semangat juang yang tak putus. Ditantang oleh makhluk seukuran  amuba jahat berbahaya yang bernama corona justru membangkitkannya dari tidur pulasnya.

Tak ada perjuangan yang mudah. Kalau dahulu pejuang-pejuang kemerdekaan negara Republik Indonesia berjibaku perang untuk meraih predikat merdeka dengan mengangkat senjata seadanya melawan Belanda dan Jepang, maka sekarang ini dan entah sampai kapan para pejuang ilmu akan mengangkat senjatanya melawan coronavirus. Coronavirus sebagai penjajah termutakhir dan paling modern jangan memundurkan tekad para pejuang ilmu.

Mengutip  pendapat  Bapak Menteri Nadiem  Anwar Mkarim ”Bagi para guru, esensi berpikir harus dikedepankan sebelum mereka (peserta didik),  semua guru harus berpikir secara mandiri. Pembelajaran tidak akan terjadi jika hanya administrasi pendidikan yang dikedepankan. "Paradigma merdeka belajar adalah untuk menghormati perubahan yang harus terjadi agar pembelajaran itu mulai terjadi di berbagai macam sekolah.”

Secara lengkap, pidato Mendikubud sebagai berikut:

Guru Indonesia yang tercinta, tugas Anda adalah yang termulia sekaligus tersulit. Anda ditugasi untuk membentuk masa depan bangsa, tetapi lebih sering diberi aturan dibandingkan dengan pertolongan. Anda ingin membantu murid yang mengalami ketertinggalan di kelas, tetapi waktu Anda habis mengerjakan tugas administratif tanpa manfaat yang jelas. Anda tahu betul bahwa potensi anak tidak dapat diukur dari hasil ujian, tetapi terpaksa mengejar angka karena didesak berbagai pemangku kepentingan. Anda ingin mengajak murid keluar kelas untuk belajar dari dunia sekitarnya, tetapi kurikulum yang begitu padat menutup petualangan. Anda frustasi karena Anda tahu bahwa di dunia nyata kemampuan berkarya dan berkolaborasi akan menentukan kesuksesan anak, bukan kemampuan menghapal. Anda tahu bahwa setiap anak memiliki kebutuhan berbeda, tetapi keseragaman telah mengalahkan keberagaman sebagai prinsip dasar birokrasi.  Anda ingin setiap murid terinsfirasi, tetapi Anda tidak diberi kepercayaan untuk berinovasi.” - (https://www.kemdikbud.go.id/main/blog/2019/11/pidato-mendikbud).

Program pendidikan “Merdeka Belajar” meliputi empat pokok kebijakan, antara lain: 1) Ujian Sekolah Berstandar Nasional (USBN); 2) Ujian Nasional (UN); 3) Rencana Pelaksanaan Pembelajaan (RPP), dan 4) Peraturan Penerimaan Peserta Didik Baru (PPDB) zonasi.

Bila dicermati dari isi pokok kebijakan merdeka belajar jelas lebih difokuskan pada jenjang pendidikan dasar dan menengah, meskipun pada perkembangan selanjutnya berdimensi juga ke jenjang pendidikan tinggi (Dikti) melalui program “Kampus Merdeka”.

Kebijakan mengembalikan penilaian Ujian Sekolah Berbasis Nasional ke sekolah merupakan salah satu bentuknya. Meski  banyak guru dan kepala sekolah yang tak siap dan belum memiliki kompetensi untuk menciptakan penilaian sendiri.diharapkan tidak sampai membuat gagal atau ‘melempem’ nya program ini.

Seringkali guru siswa, bahkan orang tua merasakan tekanan berat ketika berhadapan dengan pembelajaran. Mulai beban administrasi, prestasi, nilai, kesejahteraan, keuangan, sampai hubungan interaksi pendidikan yang kurang baik. Oleh karena itu, merdeka belajar itu memastikan proses pendidikan harus menciptakan suasana-suasana yang membahagiakan bagi semua orang. Merdeka belajar adalah kebebasan berpikir dan terutama esensi kemerdekaan berpikir ini harus ada di guru dulu. Tanpa terjadi guru tidak mungkin bisa terjadi di murid (mantrasukabumi.com pikiran-rakyat.com.)

Semua guru harus berpikir secara mandiri. paradigma merdeka belajat adalah untuk mempertimbangkan perubahan yang harus terjadi agar pembelajaran itu mulai terjadi diberbagai macam sekolah.

Program merdeka belajar ini dilahirkan dari banyaknya keluhan di sistem pendidikan. Salah satunya keluhan soal banyaknya peserta didik yang dipatok oleh nilai-nilai tertentu. Saatnya membebaskan pendidikan agar tercipta pembelajaran yang menyenangkan sehingga terbentuk pendidikan yang bermutu dan mencerdaskan.

Karena  pembelajaran justru terjadi ketika guru bisa menerjemahkan kurikulum. Mencari jalannya sendiri, menciptakan berbagai metode dan variasi pembelajaran kepada murid, yang ingin menciptakan suasana belajar yang bahagia (happy learning).

Salah satu tujuan merdeka belajar adalah agar para guru  peserta didik, serta orang tua bisa mendapat suasana yang bahagia, lepas dari berbagai tekanan.disebabkan penjajahan coronavirus . Dengan terjadinya proses refleksi dan meta kognitif guru, maka barulah terjadi proses refleksi murid dan meta koginitif siswa. Hal Ini adalah proses yang  wajib dilaksanakan semua guru dalam mewujudkan program ini, terlebih bagi para penuntut ilmu yang semakin kehausan

Di dalam Islam, menuntut ilmu atau bahkan berjuang di tengah-tengahnya merupakan salah satu bentuk jihad terbesar hingga Allah menjanjikan surga . “Barang siapa memudahkan jalan dalam menuntut ilmu Allah akan memudahkan jalannya ke surga.” (Al Hadits). Wallahu A’lam.

 

Penulis adalah Guru Bahasa Indonesia MAN 3 Banyuwangi di Srono

 

Jika Anda menyukai Artikel di blog ini, Silahkan klik disini untuk berlangganan gratis via email, dengan begitu Anda akan mendapat kiriman artikel setiap ada artikel yang terbit di Creating Website

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Jaga kesopanan dalam komentar

 
Support : Copyright © 2020. Warta Blambangan - Semua Hak Dilindungi
Modifiksi Template Warta Blambangan
Proudly powered by Syafaat Masuk Blog