Selamat Datang di Warta Blambangan

Pages

Home » » Ketahanan Keluarga Berbasis Dasawisma

Ketahanan Keluarga Berbasis Dasawisma

 Ketahanan Keluarga Berbasis Dasawisma

Oleh : Tria Aini Wulandari

 

“Jika perempuan dianggap kaum lemah, kenapa obat kuat dibuat untuk laki laki untuk mengimbangi perempuan”. Sebuah kalimat guyonan dari orang orang dewasa yang juga tidak ada salahnya. Perempuan yang sekilas dianggap lemah, sebenarnya mempunyai kekuatan dan potensi yang luar biasa. Perempuan ditakdirkan untuk mengandung, melindungi janin selama 9 bulan, membesarkan dan menjadi guru utama bagi putra putrinya. Tubuh perempuan dilengkapi dengan antibody yang lebih dibandingkan dengan tubuh laki laki. Meskipun kekuatannya kalah dibandingkan dengan laki laki, namun banyak hal lain yang lebih unggul dari makhluk paling cantik di dunia ini.

Ketahanan keluarga sangat dipengaruhi oleh ketahanan Ibu dalam keluarga tersebut, sebagaimana Hadits Nabi Muhammad SAW Bahwa “rumahku adalah surgaku”, seorang Ibu ibarat bidadari penghuni rumah surga yang dapat memberikan ketentraman dan kedamaian. Begitu juga dengan dalam bermasrarakat dan bernegara, peran perempuan tidak dapat dianggap remeh meskipun kadang perannya tidak terlihat kasat mata. Ketahanan keluarga bersifat multidimensi, Kementerian Perlindungan Perempuan dan Pemberdayaan Anak menggunakan 5 Dimensi Ketahanan Keluarga, yaitu : Landasan Legalitas dan Keutuhan Keluarga, Ketahanan fisik, Ketahanan Ekonomi, Ketahanan Sosial psikologis dan Ketahanan Sosial Budaya.

Landasan Legalitas dan Keutuhan Keluarga sangat diperlukan untuk membentuk keluarga bahagia yang didasarkan pada pernikahan yang sah yang dibuktikan dengan Kutipan Akta Pernikahan atau Akta Perkawinan, semua anak anaknya mempunyai akta kelahiran sebagai salah satu bukti yang dianggap sah dalam pembuktian asal usul anak. Keutuhan keluarga sangat diperlukan dalam perkembangan pendidikan anak anak. Legalitas ini sangat penting untuk melindungi keutuhan keluarga agar tidak mudah goyah dan dapat lebih melindungi hak hak isteri dan anak anaknya.

Ketahanan fisik keluarga sangat dipengaruhi oleh asupan gizi yang dapat disajikan oleh keluarga tersebut. Pandemi covid 19 sangat bepengaruh terhadap pendapatan keluarga yang juga berpengaruh terhadap kecukupan gizi keluarga. Namun dengan adanya kebersamaan warga dengan berbagai kegiatan saling membatu dan menolong, kecukupan nilai gizi dapat sedikit tertolong, terutama diwilayah perdesaan yang masih luas lahan yang dapat dimiliki dan dapat ditanami berbagai macam tanaman yang dapat dijadikan penambah gizi keluarga. Kecerdasan perempuan sangat dibutuhkan untuk memilih makanan bergizi yang terjangkau.

Dampak pandemi covid-19 sangat berpengaruh terhadap ketahanan ekonomi keluarga. Banyak pekerja yang terkena PHK maupun yang tidak dapat menjalankan usahanya, lemahnya daya beli masyarakat sangat berpengaruh terhadap ekonomi keluarga. Hal ini membutuhkan keuletan dari seorang istri untuk tetap dapat menyediakan ketersediaan gizi yang cukup bagi keluarganya. Bagi Ibu rumah tangga, dapat memberikan keteduhan dan semangat bagi suaminya yang sedang bingung untuk mencukupi kebutuhan keluarganya.

Ketahanan social psikologis, terlebih menghadapi pandemi covid-19 yang sangat berdampak terhadap psikologis keluarga, anak anak yang biasanya beraktifitas belajar dan bermain dengan teman sejawatnya di sekolah, kini harus belajar dirumah, dan orang tua yang dalam hal ini sebagian besar para Ibu harus berperan lebih besar untuk mendampingi anak anak belajar dirumah dengan panduan para guru di sekolah.hal ini bukalah pekerjaan yang mudah yang harus diemban oleh para orang tua. Dampak psikologis tersebut bukan hanya melanda anak anak yang mulai dirasuki rasa jenuh, namun juga orang tua yang merasa jenuh karena harus lebih banyak berbagi waktu untuk mengajari anak anak dalam belajar.

Ditengah dunia yang semakin kompetitif, ketahanan social budaya dalam keluarga perlu dipertahankan. Sikap saling menghormati dan mengayomi diantara sesame anggota keluarga perlu dipupuk selaras dengan visi dan misi keluarga. Pemahaman dan penerapan pendidikan etika dan pengembangan perilaku religius dalam keluarga perlu dilakukan, orang tua sebagai publik panutan dari anak anaknya harus mampu menjadikan suri tauladan terhadap semua perbuatannya.

Pemberdayaan Kesejahteraan Keluarga, disingkat  PKK, adalah organisasi kemasyarakatan yang memberdayakan wanita untuk turut berpartisipasi dalam pembangunan Indonesia. PKK terkenal akan "10 program pokok"-nya. Kegiatan ini dilakukan secara berjenjang dari tingkat nasional sampai ditingkat paling bawah hingga ke kader Dasawisma yakni kelompok ibu berasal dari 10 KK (kepala keluarga) rumah yang bertetangga untuk mempermudah jalannya suatu program. Pengumpulan dana, kuesioner, tertib administrasi, adalah beberapa contoh tanggungjawab ketua dawis, untuk kemudian hasilnya diteruskan ke ketua PKK.. Kegiatannya diarahkan pada peningkatan kesehatan keluarga. Bentuk kegiatannya seperti arisan (PKK), pembuatan jamban, sumur, kembangkan dana sehat

Ketahanan keluarga berbasis Dasawisma lebih mudah dilakukan dengan mengingat para Ibu yang berdekatan dan bertetangga tersebut lebih mudah untuk dikoordinasikan, lebih mudah menumbuhkan rasa peduli diantara para anggota dengan semangat gotong royong sebagai salah satu program pokok PKK, yang merupakan inti dari kegiatan yang diprakarsai kaum perempuan tersebut. Menjaga kelestarian lingungan hidup dengan memanfaatkan pekarangan rumah yang ditanami dengan berbagai aneka tumbuhan yang dapat menopag kebutuhan keluarga.

Peran perempuan dalam menangani pendemi covid-19 sangat urgen, hal ini disebabkan perempuan lebih banyak berkecimpung didlam rumah dan lingkungannya. Keluarga sebagai unit terkecil dalam masyarakat mempunyai peran sangat penting dalam ketahanan lingkungan. Di Indonesia, pembangunan keluarga diamanatkan dalam Undang-Undang No. 52 Tahun 2009 tentang Perkembangan Kependudukan dan Pembangunan Keluarga yang bertujuan untuk meningkatkan kualitas keluarga agar dapat timbul rasa aman, tenteram, dan harapan masa depan yang lebih baik dalam mewujudkan kesejahteraan lahir dan kebahagiaan batin. Karenanya melibatkan perempuan terlebih yang bergabung dalam PKK dalam penanggulngan covid-19 sangat tepat, disaat sebagian besar laki laki bekerja diuar rumah, maka yang menjaga rumah dan lingkungannya adalah para perempuan.

*Penulis adlah Guru MI Darul Amien Jajag Kecamatan Gambiran.


Jika Anda menyukai Artikel di blog ini, Silahkan klik disini untuk berlangganan gratis via email, dengan begitu Anda akan mendapat kiriman artikel setiap ada artikel yang terbit di Creating Website

2 komentar:

Unknown mengatakan...

Selamat mbak Trya

Unknown mengatakan...

Selamat utk penulis,
Saya pernah jalan2 ke Jajag, semoga bisa bersilaturahim kembali ke Jajag

Posting Komentar

Jaga kesopanan dalam komentar

 
Support : Copyright © 2020. Warta Blambangan - Semua Hak Dilindungi
Modifiksi Template Warta Blambangan
Proudly powered by Syafaat Masuk Blog