Buah Kebaikan dalam Menuntut ilmu
Oleh
: Annisa Arahma
Ibarat kata “Siapa menabur angin akan menuai badai.” Allah memberikan jaminan balasan kebaikan yang kita lakukan meski sekecil apapun perbuatannya. “barangsiapa yang berbuat kebaikan (sebesar biji dzarrah), niscaya dia akan melihat (balasannya). Dan barangsiapa yang berbuat kejahatan (sebesar biji dzarrah), niscaya dia akan melihat (balasannya) pula.” (QS. Al-Zalzalah:7-8). Perumpamaan biji zarrah dalam ayat ini bukanlah menunjukkan makna benda namun lebih kepada suatu hal yang dianggap kecil dan remeh sesuai dengan pemahaman manusia. Ayat ini menjadi pemicu diri kita untuk berbuat baik dalam hal apapun. tidak perlu menunggu kesuksesan datang pada kita atau seberapa besar upah yang didapat, apabila kita memang yakin berbuat baik maka nikmat apapun akan dapat mengambil manfaat yang baiknya bagi sesama. Sebaliknya jika kita menanamkab keburukan, maka kita akan mendapatkan keburukan yang sangat.
Di
masa sekarang ini, Allah sedang memberikan ujian bagi kita dengan adanya
bencana non alam, virus Covid-19. Momen inilah yang paling tepat bagi kita
untuk melakukan perbuatan baik pada orang-orang sekitar yang terdampak besar
dalam ekonominya. Di masa pandemic ini, banyak sekali keadaan yang
memprihatinkan dialami oleh sebagian orang. sadari bahwa kepedulian kita
terhadap mereka adalah hal kecil yang membuat perubahan besar. Ditengah
keterpurukan itu, kita harus dapat saling mendukung dan menguatkan. Manfaat
yang kita dapat dalam berbuat baik diantaranya memberikan kebahagiaan terhadap
diri sendiri, meningkatkan rasa percaya diri, memberikan ketenteraman batin
serta mampu mempererat tali persaudaraan. sebagaimana dalam mutiara islami,
“orang yang banyak berbuat baik, banyak pulalah temannya.” Perbuatan baik akan
kembali pada diri kita. Karena ini, yakinlah bahwa tidak ada ruginya sama
sekali untuk tolong menolong dalam kebaikan dan jangan pernah lelah untuk
selalu berbuat baik.
Islam
mengajarkan manusia untuk senantiasa semangat dan tekun dalam menuntun ilmu
serta taat beribadah kepada sang Pencipta karena Allah swt memberi nikmat yang
begitu melimpah dalam alam semesta bagi para hamba-Nya agar dapat saling
memberikan manfaat dan kebaikan. Selain itu, Allah juga akan selalu mencintai
orang-orang yang berbuat baik sebagaimana dalam firman-Nya dalam Alquran : “dan
berbuat baiklah, karena sesungguhnya Allah menyukai orang-orang yang berbuat
baik.” (QS. Al-Baqarah : 195). Begitu berharganya pelajaran hidup yang kita
dapat dalam ayat ini. Selain mendapatkan pahala dari Allah swt disisi lain, jalinan relasi antar
sesama manusia juga akan terbentuk. Menebar kebaikan sudah jelas menjadi
kewajiban bagi setiap manusia dan sangat perlu dipelihara sejak dini hingga tua
renta. Keistimewaan melakukan kebaikan adalah penegur yang baik bahwa kita
sebagai manusia harus mensyukuri segala nikmat dan karunia yang ada.
Keteguhan
hati dalam mensyukuri segala nikmat yang ada mencerminkan kepedulian yang besar
terhadap sesama. Dalam mensyukuri nikmat, kita harus melihat orang yang berada
“dibawah” kita (orang yang kurang mampu). Kedudukan kita di muka bumi ini
adalah manusia. Hidup berdampingan, tolong menolong, toleransi adalah poin
penting yang harus selalu kita ingat. Pernyataan bahwa tidak ada yang sempurna
di dunia itu benar. Segala sesuatu yang dapat dicapai oleh manusia tidak lain
hanyalah karena campur tangan dari sang Maha Kuasa. Tidak ada yang dapat
mengetahui bagaimana atau dengan apakah nikmat yang kita miliki dapat dicabut
oleh Allah swt. Sebagai manusia, ikhtiar dan doa perlu dikerjakan dalam setiap
waktu dan dimanapun itu. menjalani apapun di dunia yang bersifat kompetitif
tidaklah mudah. Mungkin beberapa orang dengan mudahnya mencapai sesuatu yang
diimpikan sehingga terwujud, namun masih ada orang lainnya yang dengan susahnya
berjuang menggapai mimpi. Karena itu, semangat dan pantang menyerah untuk
selalu berikhtiar memperbaiki diri agar tidak “menyeleweng” dari jalan Allah
adalah kuncinya.
Kebaikan
terjadi karena adanya peduli atau biasa disebut care. Bagi saya, peduli
adalah sebuah sikap memperhatikan pada berbagai pihak untuk melibatkan diri
dalam suatu persoalan, keadaan atau kondisi yang terjadi disekitar kita
sehingga terpanggil untuk bertindak melakukan sesuatu dalam rangka memberikan
perubahan dan inspirasi bagi pihak tertentu. Selain membawa perubahan, peduli
juga dapat memperbaiki atau membantu seseorang dalam suatu kondisi tertentu
sehingga dapat mendatangkan kebahagiaan orang-orang disekitar. Maka kebaikan
atas unsur peduli akan mengingatkan kelalaian orang-orang kaya karena sikap
“berpangku tangan” terhadap penderitaan orang-orang miskin yang ada di
sekitarnya. sungguh pasti bahwa orang-orang yang peduli akan mendapatkan tempat
terpuji dari Allah swt yang sesuai jaminan-Nya bahwa buah kebaikan adalah
kebaikan. Lantas bagaimanakah cara agar kita dapat merealisasikan kebaikan pada
sesama?
Islam
mengatur kehidupan manusia dengan sangat detail. Tiga aspek utama yang
diajarkannya adalah aspek hubungan manusia dengan Allah, aspek hubungan manusia
dengan manusia yang lain (masyarakat), serta hubungan manusia dengan dirinya
sendiri. Dan karena itu, islam mensyariatkan empat hal pokok agar
merealisasikan kebaikan terhadap sesama, yakni nafkah, zakat, kifarat, dan
sedekah. Bentuk sedekah dalam islam yaitu menyembelih akikah dan menyembelih
qurban. Rasulullah bersabda, “sedekah itu memadamkan dosa, seperti air
memadamkan api.” Tujuan seruan untuk selalu berbuat baik tidak lain adalah agar
manusia selalu bisa menjaga kehidupan bersama, memberi kelanggengan kasih sayang antarsesama serta terbentuk solidaritas social yang kuat. Perlu diketahui bahwa
kebaikan atas unsur kepedulian sosial dalam islam menjadi dasar keimanan.
Dengan mengingat rukun iman yang ke-3 adalah menunaikan zakat kepada kaum
miskin yang membutuhkan. Karena inilah kita tahu bahwa cara merealisasikan
kebaikan pada sesama ada banyak.
Memang
kita tidak akan pernah tahu ibadah mana yang telah Allah terima dan kita tidak
akan tahu kapan rahmat dari Allah turun. Semua perbuatan yang dilakukan oleh
manusia akan mendapat balasannya kelak di akhirat. Sebagai seorang muslim yang
beriman, sudah wajib bagi kita memperbanyak amal kebaikan selama di dunia.
Penerapannya yang salah terkadang malah membuat amalan yang yakini dapat
membantu kita di akhirat, tidak diterima karena beberapa sebab yang telah islam
ajarkan. Yakni apabila berbuat kebaikan, janganlah berbuat riya’ atau pamrih
terhadap orang lain. Apabila setelah melakukan kebaikan, jangan pula
mengungkit-ngungkitnya dihadapan pihak yang diberikan bantuan. Ini adalah dasar
etika yang pasti kita semua tahu. Berbuat baik itu tidak ada batasannya. Segala
kebaikan dalam bentuk apapun ataupun sekecil apa kebaikan yang kita buat
bukanlah tolak ukur diterimanya atau tidak amalan yang kita perbuat. Tidaklah
mungkin bagi seorang muslim yang justru masuk surga karena senyuman,
menyingkirkan batu dijalanan, ataupun kebaikan-kebaikan kecil lainnya.
Selama
diri kita masih mampu, mencoba untuk selalu berbuat baik kepada sesama pasti
akan mendatangkan perubahan besar dalam keseharian kita. Berbuat baik tidak
akan pernah mendatangkan kerugian. Dengan berbuat baik, kita dapat membuat
orang lain bahagia dan hal itu juga dapat membahagiakan diri kita. Memang
terkadang manusia masih merasa berat dan ragu hal baik apa yang bisa dilakukan
untuk menerapkan ajaran islam sekalipun dalam hal kecil. Sebenarnya Allah swt
dalam ayat-ayat Alquran telah memberikan motivasi agar manusia suka berbuat
baik.
Kelas : XI MIPA 02 MAN 3 BANYUWANGI
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Jaga kesopanan dalam komentar