Selamat Datang di Warta Blambangan

Pages

Home » , » Belajar online tidak merusak otak

Belajar online tidak merusak otak

 Belajar online tidak merusak otak

                                         Oleh : Bithari Novi Agustin

Sampai saat ini, dunia pendidikan telah diributkan oleh penerapan belajar secara online akibat pandemi virus Covid-19 sejak beberapa bulan lalu. Akibat Covid-19 meluas di Indonesia, pemerintah menerapkan kebijakan belajar daring atau online menggunakan gadget masing-masing. Hal ini tentu tidak langsung disetujui oleh berbagai kalangan. Rupanya, warga negara berkembang ini yaitu Indonesia banyak yang masih belum beradaptasi dengan perkembangan teknologi. Hal ini berdampak pada aktivitas para pelajar di Indonesia. Dengan kelengkapan teknologi yang belum memadai, aktivitas belajar menjadi terhambat dan terganggu.

      Tidak dapat dipungkiri aktivitas belajar mandiri di rumah, yang artinya para pelajar tidak terfasilitasi seperti biasanya, mereka tidak lagi berinteraksi secara langsung dengan guru atau teman-temannya meskipun masih bisa berkomunikasi secara online. Juga masih banyak yang merasa bahwa belajar mandiri ini kurang efektif, malah merusak otak karena terus memandang layar gagdet, bikin pusing karena pelajaran menghitung yang rumusnya tak tersampaikan dengan baik, dll. Dan apa kabar untuk pelajar anti belajar?. Tentu saja belajar tanpa bertatap muka malah membuat mereka terbebas dari aturan, mereka malah menjadikan ini sebagai kesempatan untuk bermalas-malasan di rumah. Apalagi jika orang tua tak begitu memperhatikan perkembangan anaknya, karena orang tua lah peran penting bagi anak.

     Sering pula terjadi terlalu lama memandang layar HP membuat kita pusing, ini juga berbahaya, bisa berakibat fatal jika terlalu sering memainkan gadget. Ini pun tergantung kepada pelajar itu sendiri, apakah mereka dapat mengatur waktu atau tidak. Mungkin aktifitas yang tidak terlalu penting bisa dikurangi dalam bersosial media, seperti kebiasaan game berjam-jam yang sebaiknya dikurangi untuk lebih fokus ke pelajaran. Karena jika pagi saja kalian sudah diwajibkan membuka HP sampai pelajaran selesai (biasanya menjelang Dzuhur), dan waktu selesai pelajaran kalian gunakan dengan bermain game sampai petang, lalu kapan otak anda akan beristirahat?. Kalian rela dipuaskan dengan kesenangan yang merugikan, jangan biarkan itu terjadi. Nah, sebenarnya hal itulah yang menyebabkan penggunaan gadget dapat merusak otak, bukan karena belajarnya, karena belajar online sendiri tidak dituntut untuk satu hari penuh.

     Lalu apakah belajar online atau mandiri memberikan dampak positif?. Tentu saja pendapat setiap individu berbeda-beda. Sebenarnya, keluh kesah belajar ini terjadi karena mereka (para pelajar) tidak terbiasa melakukan aktivitas tersebut. Oleh karena itu dukungan guru sangat lah penting, contohnya sederhana saja, suasana yang baik dalam pembelajaran juga sangat mempengaruhi aktivitas belajar, aktivitas belajar yang terlalu monoton dan terlalu serius menyebabkan para pelajar tidak nyaman yang tentunya menyebabkan rasa malas berinteraksi. Guru tidak hanya memberikan tugas saja, tapi beliau juga sebagai motivasi para pelajar untuk lebih giat dan rajin meskipun harus mendekam dalam isolasi.

     Selain tidak terbiasa, yang membuat para pelajar tidak aktif dalam proses pembelajaran juga diakibatkan oleh gaya hidup. Mungkin masih banyak yang mengira selama ini belum mengenal teknologi seperti Handphone. Masalah tersebut juga memiliki alasan yang berbeda-beda, banyak yang mengira jika HP hanya memiliki dampak negatif sehingga orang tua mereka tidak mengijinkan untuk memegang HP. Ada pula untuk mereka yang berekonomi pas-pasan, yang belum mampu membeli teknologi milenial ini sehingga mau tidak mau mereka harus tertinggal dalam pembelajaran. Ada pula yang bermasalah dengan sinyal dan paket data, diberbagai wilayah memiliki kecepatan sinyal yang berbeda. Apalagi didaerah pelosok mungkin sinyal memang sulit dijangkau. Mau apa pun masalahnya, pasti ada solusinya. Pasti ada kebijakan tersendiri dari pihak sekolah. Jadi tetap tenang, tetap percaya diri.

    Belajar tidak harus mencatat, tapi belajar harus paham. Paham akan apa yang dijelaskan dalam materi tersebut. Jika anda masih belum memahami materi, gurumu pasti akan membantu sampai kamu paham, sampai kamu mampu menjelaskan isi materi tersebut. Dan tingkat pemahaman masing-masing pelajar tentunya berbeda-beda. Ada yang sekali diberikan contoh langsung paham, ada pula yang masih berpikir. Jika kamu tetap masih belum memahami materi, jangan menyerah begitu saja. Bunga bermekaran tidak dalam waktu yang sama, prosesmu dengan proses orang lain berbeda. Tapi perlu diingat, usaha tidak akan pernah mengkhianati hasil. Jika kamu bersungguh-sungguh, pasti kamu akan sukses dikemudian hari.

     Lalu bagaimana jika tidak menerapkan pembelajaran online dan tetap melaksanakan belajar tatap muka di tengah pandemi?. Oke, rupanya mereka sangat tertinggal informasi. Di Indonesia peningkatan Covid-19 ini selalu naik, meskipun sekarang sudah banyak konfirmasi sembuh daripada konfirmasi meninggal. Tetapi, Covid-19 masih berada ditengah-tengah kita. Bahkan beberapa hari lalu konfirmasi positif sudah mencapai 100.000 dalam sehari. Wow, ini sangat mengejutkan. Apakah anda masih bertanya tentang larangan belajar tatap muka ini?. Tentu saja dengan belajar tatap muka otomatis kita telah membuat kerumunan. Dan jika itu terjadi, maka resiko anda terkena virus sangat besar. Meskipun sudah menerapkan protokol kesehatan, namun kita tetaplah manusia tak luput dari kelalaian. Bagaimana jika tiba-tiba tidak sengaja ada satu saja protokol kesehatan yang tidak dilakukan, penularan ini semakin mudah.

    Saudara-saudaraku, dengan belajar online kita juga dapat memanfaatkan lebih banyak waktu di rumah bersama keluarga, tidak perlu keluar jalan raya yang penuh debu, bisa mengerjakan tugas dengan saudara, bisa sambil mendengarkan musik dan makan, jadi lebih produktif dengan mengikuti lomba-lomba di dalam rumah saja, dll. Tentunya moment itu tak biasa kita lakukan saat disekolah, itu termasuk pengalaman baru. Jadikan aktivitas belajar di rumah ini senyaman mungkin, mengisolasi bukan berarti kita tak dapat berkutik, tak berlibur ke tempat wisata tak berarti kita tak bahagia. Kebahagiaan tergantung pada penikmatnya, kalau saya sendiri dapat berkumpul dengan keluarga di rumah sudah menjadi kebahagian yang sempurna. Masak di dapur dengan ibu, bergurau dengan adik-adik, bermain alat musik dengan ayah, aktivitas tersebut adalah sebuah hiburan sekaligus membangun kepedulian satu sama lain.

     Semoga dengan adanya isolasi diri ini kita sadar bahwa kita ini adalah makhluk sosial, kita tidak akan bisa hidup tanpa campur tangan orang lain. Kita ini hidup disatu wilayah, di didalam negara yang sama. Meskipun berjajar dengan suku, agama, dan ras yang berbeda-beda, namun tetap memiliki jiwa nasionalisme yang sama, wawasan yang sama, dan tujuan yang sama.

*Siswi X1 MIPA 3, MAN 3 Banyuwangi


 

 

Jika Anda menyukai Artikel di blog ini, Silahkan klik disini untuk berlangganan gratis via email, dengan begitu Anda akan mendapat kiriman artikel setiap ada artikel yang terbit di Creating Website

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Jaga kesopanan dalam komentar

 
Support : Copyright © 2020. Warta Blambangan - Semua Hak Dilindungi
Modifiksi Template Warta Blambangan
Proudly powered by Syafaat Masuk Blog