CORONAVIRUS
AND THE REAL QURBAN
Oleh
: UNU MASNUN
Keputusan pembatalan
pemberangkatan jemaah haji Indonesia
tahun 1441 Hijriah dituangkan melalui Keputusan Menteri Agama RI Nomor 494 Tahun 2020. Dalam keputusan itu, Menteri Agama
menegaskan bahwa pembatalan pemberangkatan ibadah haji tahun ini berlaku untuk seluruh warga negara Indonesia
tanpa terkecuali. Akan tetapi meskipun begitu, ibadah kurban dihari Raya Idhul
Adha dan Hari Tasryik tentunya tetap akan dilaksanakan bagi yang merasa mampu.
Terjadinya
pandemi tak hanya berdampak pada kesehatan fisik, tapi juga dapat memengaruhi
kondisi mental setiap orang. Terlebih lagi saat ini masyarakat dihadapkan pada
aturan new normal yang mendorong masyarakat untuk beradaptasi
cepat dengan kebiasaan baru. Pemerintah Indonesia, dalam hal ini
termasuk pemerintah daerah maupun
provinsi masih mencanangkan protocol kesehatan dalam rangka new normal. Hal ini
tentu berkaitan erat dengan diwajibkannya menggunakan masker, cuci tangan, dan
jaga jarak bagi seluruh individu. Dalam rangka memperoleh ‘rasa aman’ tersebut
akan sangat dibutuhkan kedisiplinan bagi semua kita.
Kondisi
tersebut diperparah dengan dampak sosial ekonomi yakni potensi terkena PHK yang
membuat masyarakat risau masalah finansial, pekerjaan, dan masa depan seusai
pandemi berakhir. Jika tidak segera ditangani, masyarakat dapat mengalami
gangguan kesehatan mental atau penyakit mental. dr. Monika Joy Reverger, Sp.KJ menguraikan beberapa tanda gangguan akibat
pandemi Perubahan
pola tidur, gangguan pola makan, sulit berkonsentrasi, penyalahgunaan alkohol
dan obat-obatan, timbulnya rasa bosan dan stres, terutama pada remaja dan
anak-anak karena terus berada di rumah dan harus beradaptasi dengan kebiasaan
baru, memburuknya kesehatan fisik, khususnya bagi orang dengan penyakit kronis
seperti diabetes dan hipertensi, rasa takut berlebihan akan keselamatan diri
dan orang-orang terdekat, muncul gangguan psikosomatik.
Berkurban ( fisik, mental, juga hewan) seperti inilah yang perlu mendapat perhatian lebih sehingga
seakan manjadi korban yang sebenar-benarnya
di masa sekarang.
Kambing
dan coronavirus mempunyai kesamaan, yaitu sama sama makhluk yang Allah ciptakan
sebagai ujian bagi umat manusia. Baik ujian kebaikan maupun keburukan. Yang
satu mempunyai sisi positif karena ditujukan sebagai penutup kebutuhan fisik
manusia / sebagai makanan dan yang lain
dianggap ‘menakutkan’ karena mengganggu kesehatan manusia hingga berakibat
kematian.
Deni
Mardiana, Lc. Mengatakan bahwa berqurban
artinya artinya bertaqarrub
(mendekatkan diri) kepada Allah dengan cara menjalankan perintah Allah dan
mengikuti sunnah Rasulullah saw. Bertaqarrub sejatinya tidak mengenal musiman,
apalagi hanya sekedar ritual. Tentu sebagai hamba Allah yang taat, wajib
hukumnya kita terus meningkatkan kualitas dan kuantitas taqarrub kita
kepada-Nya, karena Allahlah pemilik segalanya.
Diantara
beberapa beragam bentuk ketaatan kita adalah
dengan melaksanakan kewajiban dan meningkatkan ibadah sunnah kepada-Nya
di bulan ini. Seruan Allah itu tergambar juga dalam hadits yang artinya, “Tidak
ada satu amal sholeh yang lebih dicintai oleh Allah melebihi amal sholeh yang
dilakukan pada hari-hari ini (yaitu 10 hari pertama bulan Dzul Hijjah).” Para
sahabat bertanya: “Tidak pula jihad di jalan Allah?” Nabi shallallahu ‘alaihi
wa sallam menjawab, “Tidak pula jihad di jalan Allah, kecuali orang yang berangkat
jihad dengan jiwa dan hartanya namun tidak ada yang kembali satu pun. (HR.
Muslim)
Dari sekian amalan di atas, yang utama tentu menjalankan
ibadah haji. Namun faktanya tidak semua dari kita diberikan kesempatan untuk
bisa melaksanakan rukun islam yang kelima ini. Bahkan pelaksanaan ibadah haji
tahun ini tampaknya tertunda disebabkan pandemi. Banyak
hikmah yang bisa diambil dari syari’at penyembelihan hewan qurban. Dalam kitab
Minhajul Muslim (Hal 339-340) karya Syekh Abu Bakr Al-jazairi Bab tentang
Udhiyyah menyebutkan beberapa hikmah disyariatkannya ibadah qurban yaitu bentuk
Taqarrub (mendekatkan diri) kepada Allah SWT, menghidupkan sunnah tokoh
revolusi tauhid Nabi Ibrahim as, menghadirkan kebahagiaan bagi fakir miskin di
hari raya, wujud kesyukuran kepada Allah atas nikmat hewan yang ditundukkan
untuk kita, dan juga kita pun bersepakat bahwa berqurban menghadirkan upaya
mengentaskan kesenjangan hubungan antara si kaya dan si miskin.
Di samping hal-hal di atas, berbagai tujuan berkurban juga 1)
sebagai bentuk syukur
atas nikmat hidup dari Allah SWT.Hidup
dengan tubuh yang sehat dan rezeki yang mencukupi adalah nikmat terbesar yang
diberikan oleh Allah SWT. Dengan berkurban, rasa syukur atas limpahan rezeki
yang telah dilimpahkan oleh Allah SWT dapat mewujud. 2) Berkurban adalah ciri keislaman seseorang. Ibadah
kurban menjadi bentuk ketaqwaan kita terhadap Allah SWT karena perintah
berkurban telah termaktub dalam Al-quran. Dalam hadis yang diriwayatkan oleh
Ahmad dan Ibnu Majah pun menjelaskan hal tersebut, Rasulullah SAW bersabda,
“Siapa yang mendapati dirinya dalam keadaan lapang, lalu ia tidak berkurban,
maka jangan sekali-kali mendekati tempat sholat kami.” (HR. Ahmad dan Ibnu
Majah)
Berkurban lebih baik dari sedekah senilai hewan kurban. Ibnu Qayyim berkata, “Penyembelihan yang dilakukan di waktu
mulia lebih afdhol daripada sedekah senilai penyembelihan tersebut. Oleh
karenanya jika seseorang bersedekah untuk menggantikan kewajiban penyembelihan
pada manasik tamuttu’ dan qiron meskipun dengan sedekah yang bernilai lipat
ganda, tentu tidak bisa menyamai udhiyah. (Shahih Fiqh Sunnah 2 : 379). Menguatkan
solidaritas. Berkurban dilakukan oleh orang yang mampu dan akan dinikmati
oleh orang yang kurang mampu. Dengan berkurban, seseorang dapat memupuk rasa
kepedulian terhadap sesama, dan akan terjalin pula sikap solidaritas yang kuat
di antara pemberi dan penerima kurban.(gomuslim.id)
Memang tidak mudah untuk terus berada di
jalan Allah, apa lagi di masa masa seperti ini, pandemi yang melanda dunia
tanpa kecuali. Sudah barang tentu juga melanda umat islam .Di mana masyarakat
sudah terbebani dengan berbagai macam kebutuhan baik fisik maupun psikis yang
membutuhkan perjuangan luar biasa untuk sekadar bertahan hidup dan menjaga kesehatan
Sebagai penutup diharapkan pelaksanaan
ibadah kurban tahun ini tetap terlaksana dengan baik walaupun pandemi
coronavirus belum berakhir. Tentu saja dengan tidak mengurangi sedikitpun dari
hakikat dan tujuan berkurban.
Nama ; Unu
Masnun
Guru Bahasa
Indonesia di MAN 3 Banyuwangi
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Jaga kesopanan dalam komentar