Selamat Datang di Warta Blambangan

Pages

Home » » Nilai Pancasila Dalam Terminal Sedekah Covid-19

Nilai Pancasila Dalam Terminal Sedekah Covid-19


Nilai Pancasila Dalam Terminal Sedekah Covid-19
Oleh : Syafaat
            Pandemi Corona Virus yang melanda dunia bukan hanya merenggut nyawa ribuan manusia, merusak sendi sosial ekonomi, namun juga banyak mengajarkan kebaikandan, rasa kepedulian antar sesama yang seakan telah lama hilang, terlebih sebagai orang timur yang terkenal dengan semgat gotong royong dan kekeluargaan yang menjadi ciri khas kepribadian Bangsa Indonesia.
Gotong royong menjadi salah satu ciri khas Bangsa Indonesia sebagai nilai luhur budaya bangsa yang tetap terjaga sampai sekarang, dimana budaya ini lebih terlihat diwilayah perdesaan. Kita dapat menyaksikan semangat gotong royong ini ketika ada penduduk yang sedang membangun rumah, biasanya ketika pada pekerjaan peletakan gording dan genting. Nampak gotong royong warga dalam pelaksanaannya.
Nilai Pancasila tergambar jelas dalam aksi yang dilakukan warga di beberapa daerah di Kabupaten Banyuwangi pada masa pandemi covid-19 dengan kegiatan berbagi dalam bentuk terminal sedekah covid-19. Dimana bentuk kegiatan ini dilakukan dengan cara warga membuat tempat untuk meletakkan bahan makanan pada suatu tempat, warga yang mampu atau merasa mampu dapat meletakkan bahan makanan tesebut yang iasanya digantungkan pada tempat yang disediakan untuk diambil oleh warga lainnya yang membutuhkannya secara gratis.

Pada awalnya muncul kekhawatiran bahwa warga yang sebenarnya mampu juga akan mengambil bahan pokok yang niatnya diberikan kepada warga yang kurang mampu tersebut, namun hal ini bukanlah halangan bagi warga untuk tetap melakukan kegiatan yang sangat bermanfaat. Ketika diambil oleh orang yang sebenarnya mampu, setidaknya memberikan pelajaran kepadanya tentang sedekah dan berbagi dengan sesama. Dan dari segi agama, pemberian kepada siapapun baik kepada masyarakat miskin atau tidak miskin maupun pemberian kepada sesama makhuk hidup tetap akan dinilai sebuah ibadah.
Sebagaimana banyak dilakukan di Masjid dan tempat peribadatan lainnya dengan meyiapkan etalase, dimana masyarakat juga dapat meletakkan makanan dan minuman yang dapat diambil oleh siapapun yang membutuhkannya, hal ini sangat membantu para buruh dan jamaah yang membutuhkan ketika selesai melaksanakan peribadatan tersebut.
Bahan makanan merupakan salah satu hal yang paling prinsip dalam rangka bertahan hidup, dimana dengan ketersediaan bahan makanan tersebut sangat berpengaruh terhadap dampak sosial dimasyarakat, dimana banyak kriminalitas yang dilakukan seseorang dengan alasan untuk mencukupi kebutuhan makan dirinya dan keluarganya. Dengan ketersediaan bahan makanan ini terutama lauk pauk diharapkan mampu meredam kriminalitas tersebut.
Covid-19 juga memberikah hikmah dalam memupuk nilai nilai agama dalam kehidupan rumah tangga, mengajarkan penerapan Ibadah dalam keluarga, dimana pada masa pandemi ini, kerumunan massa sangat dibatasi, sehingga dalam beribadah sehari hari yang biasanya dilaksanakan di Tempat Ibadah, kini banyak dilakukan di rumah dengan keluarga inti. Banyak suami yang menjadi Imam Sholat Taraweh dan Sholat Id dirumah dengan membacakan khutbah Idhul Fitri dihadapan isri dan anak anaknya. Dimana hal ini sulit terjadi jika tidak terjadi pandemi corona.
Gotong royong merupakan istilah Indonesia untuk bekerja bersama-sama untuk mencapai suatu hasil yang didambakan. Istilah ini berasal dari kata gotong yang berarti "bekerja" dan royong yang berarti "bersama". Dimana dalam istiah sehari hari gotong royong ini merupakan sebuah pekerjaan yang dilakukan secara bersama sama untuk mencapai tujuan tanpa dibayar dengan uang tertentu.
Dalam kehidupan bermasyarakat,  berbangsa dan bernegara di Indonesia, pasti setiap saat kita banyak menjumpai bahkan melakukan berbagai perbuatan berasaskan nilai-nilai Pancasila, karena pada dasarnya, Pancasila memiliki lima nilai mendasar, yaitu nilai ketuhanan, kemanusiaan, persatuaan, kerakyatan, dan keadilan, dimana kelima nilai dasar tersebut satu sama lainnya ada keterkaitan dan tidak dapat dipisahkan, dimana nilai luhur dalam Pancasila tersebut digali dari nilai nilai luhur yang telah lama hidup dan berkembang di masyarakat.
Sebagaimana Pidato Bung Karno dalam Rapat khusus untuk menentukan dasar negara yang kemudian disepakati dengan nama Pancasila, "Gotong Royong" adalah faham yang dinamis, lebih dinamis dari "kekeluargaan ", saudara-saudara! Kekeluargaan adalah satu faham yang statis, tetapi gotong -royong menggambarkan satu usaha, satu amal, satu pekerjaan, yang dinamakan anggota yang terhormat Soekardjo satu karya, satu gawe.(Pidato Ir. Soekarno 1 Juni 1945), gotong royong menjadi ruh utama dalam Pancasila, Istilah Gotong Royong pernah dijadikan sebagai nama Kabinet di Era Pemerintahan Presiden Soekarno dan Presiden ke 5 Megawati Soekarno Putri.
Semangat gotong royong tersebut tergambar jelas ketika masyarakat mempunyai kepentingan yang sama, menginginkan hal yang sama, tujuan yang sama, seperti agar wilayahnya aman, baik dari ancaman covid-19 maupun dampak lain dari akibat adanya pandemi tersebut dimana dengan merosotnya pendapatan masyarakat dari akibat ditutupnya sumber ekonomi yang mengakibatkan meningkatnya krimnalitas. Masyarakat tanpa harus dikomando melakukan penjagaan lingkungan secara bersama sama agar lingkungan tempat tinggalnya aman dari tindakan kriminalitas, membuat tempat khusus untuk menyalurkan bahan pokok dengan nama Terminal Sedekah Covid-19 agar masyarakat yang terdampak krisis masih dapat bertahan hidup meski sederhana.
Falsafah “mangan ora mangan sing penting kumpul” (makan tidak makan yang penting kumpul) sering diartikan sangat dangkal dan dianggap tidak moderat alias kuno yang sudah tidak sesuai lagi dengan kondisi masa kini. Hal ini terjadi dari akibat falsafah tersebut hanya diartikan bahwa kumpul lebih utama daripada makan, padahal kecukupan makan lebih utama daripada sekedar kumpul. Falsafah Jawa ini sebenarya sangat relevan diterapkan di Indonesia, dimana makna kumpul dalam arti musyawarah dan gotong royong untuk menyelesaikan berbagai masalah sangat perlu, dimana dengan kumpul bersama keluarga, persoalan kekurangan bahan makanan dapat diselesaikan,mereka dapat saling menolong satu dengan lainnya, Kumpul dalam arti luas bukan berarti harus bertemu dalam satu tempat dalam wujut yang sebenarnya, terlebih dalam situasi penyebaran Covid-19 seperti saat ini. Dengan perkembangan tehnologi dan informatika, kumpul dapat dilakukan dengan menggunakan media online dengan memanfaatkan aplikasi yang tersedia, meskipun jarak berjauhan, namun musyawarah dan semangat gotong royong masih dapat dilakukan.

Penulis : ASN pada Kementerian Agama Kabupaten Banyuwangi
No HP : 082338630738



Jika Anda menyukai Artikel di blog ini, Silahkan klik disini untuk berlangganan gratis via email, dengan begitu Anda akan mendapat kiriman artikel setiap ada artikel yang terbit di Creating Website

1 komentar:

Unknown mengatakan...

Sip pokok e

Posting Komentar

Jaga kesopanan dalam komentar

 
Support : Copyright © 2020. Warta Blambangan - Semua Hak Dilindungi
Modifiksi Template Warta Blambangan
Proudly powered by Syafaat Masuk Blog