Peran
orang tua menjadi sangat penting dalam melancarkan proses pembelajaran
tersebut. Tidak sedikit orang tua merasa kewalahan dalam mengatur kedisiplinan
anak dalam belajar, para orang tua benar-benar menjadi agen perubahan bagi
anaknya. Biasanya orang tua sibuk bekerja, dan menyerahkan keberhasilan belajar
anak di sekolah atau madrasah. Kini orang tua harus mampu menjadi guru bagi
anak-anaknya. Saya pun mengalami hal yang sama, sangat mudah mengajar sekian
ratus siswa dari pada mengajar dua anak di rumah. Kebutuhan pelajaran yang
beragam adalah kendala tersendiri bagi orang tua dalam membimbing proses belajar
ini.
Anak
terbiasa berdiskusi dengan teman dan gurunya ketika belajar di sekolah dan
madrasah. Di rumah anak hanya berjibaku dengan satu central kehidupan yakni
teknologi, jelas rasa bosan dan frustasi akan mengglayuti pikiran mereka. Peran
orang tua untuk memberikan kebahagian dan rasa aman sangatlah dibutuhkan. Ada
pepatah dalam Islam yang terkenal menyebutkan bahwa “Al Ummu Madrasatul Ula,”
artinya seorang ibu atau dalam hal ini orang tua adalah sekolah atau madrasah
pertama bagi anak-anaknya. Kalimat ini sering kita dengar, tetapi para orang
tua terkadang lupa akan esensinya. Kiasan tersebut mengandung arti yang sangat
penting, mendalam dan substansial. Ibu adalah guru pertama, ibu adalah sekolah
pertama bagi anak-anaknya sebelum anak menimba ilmu di sekolah atau madrasah
atau belajar dengan lingkungan sekitarnya.
Saatnya
membangun karakter anak ketika di rumah saja, tidak perlu bosan dan murka atas
keadaan. Tetap kita jalani dengan rasa syukur dan bahagia. Banyak aktifitas
yang bisa kita tanamkan untuk menanamkan karakter anak yang sesungguhnya.
Berdasarkan Peraturan Menteri Pendidikan Dan Kebudayaan Republik Indonesia
Nomor 20 Tahun 2018 Tentang Penguatan Pendidikan Karakter Pada Satuan
Pendidikan formal melalui harmonisasi olah hati, olah rasa, olah pikir, dan
olah raga dengan bekerjasa sama antara satuan pendidikan, keluarga dan
masyarakat. Dalam kodisi saat ini peran keluarga menjadi tombak utama dalam
membangun karakter anak yang sesungguhnya.
Beberapa
nilai karakter yang bisa di bangun dalam keluarga pada masa di rumah aja
sebagai berikut : (1) Religius
adalah sikap ketaatan dan kepatuhan dalam memahami dan melaksanakan ajaran
agama. Membangun karakter religius harus dengan penguatan contoh dari kedua
orang tua yang secara disiplin melaksanakan kepatuhan beribadah. Anak akan
mudah melaksanakannya jika kedua orang tua juga melakukan hal yang sama. Suri
tauladan orang tua berperan penting untuk membiasakan anak melaksanakn
rutinitas ibadah tanpa harus di perintah. Seperti pembiasaan salat berjamaah
dan membaca Al-Qur’an. Secara kontinyu kedua orang tua harus sabar dan telaten
dalam membimbing sikap religius anak, hingga terbentuk menjadi karakter
religius. Seperti dalam hadits Rasulullah SAW yang telah diriwayatkan dari Amr
bin Syu’aib, dari kakeknya, dia berkata, Rasulullah SAW bersabda, “Perintahkan
anak-anak kalian untuk melakukan shalat saat usia mereka tujuh tahun, dan
pukullah mereka saat usia sepuluh tahun. Dan pisahkan tempat tidurnya.” (Abu
Daud : 495 dan Ahmad: 6650 dishahihkan oleh Al-Abany dalam Irwa’u Ghali,
no.247. Hal tersebut bertujuan agar anak tidak meninggalkan salat ketika sudah
baligh, sebagai orang tua wajib memberi perintah dan mendidik perkara yang
wajib. Memukul anak dengan tanpa melukai, hanya sebagai penguat kedisipinan
anak saja.(2) Nilai gotong royong
mencerminkan sikap tindakan semangat kerjasama dalam menyelesaikan pekerjaan di
rumah mulai dari menyapu halaman, mencuci piring, membersihkan tempat tidur,
memasak, berkebun, mengepel lantai. Anak-anak secara rutin di ajak untuk
mendisiplinkan diri menyelesaikan kebutuhan diri mereka melalui pembiasaan
nilai gotong royong. Karena nilai gotong royong akan melahirkan sikap empati
dan simpati terhadap orang lain, terutama dalam membantu kedua orang tua. Sehingga
tujuan orang tua menjadikan anak-anak mereka anak yang shalih dan shalihah akan
terwujud. (3) Mandiri adalah sikap
dan prilaku yang tidak tergantung kepada orang lain dalam menyelesaikan
berbagai tugas dan persoalan. Jika selama ini anak-anak belajar dengan bantuan
guru, maka secara mandiri orang tua membimbing dan mengarahkan kegiatan belajar
mereka sesui jadwal dan arahan dari sekolah dan madrasah. Secara penuh orang
tua dapat mendampingi kegiatan mereka, sehingga anak pun merasa nyaman dalam
belajar. Mandiri dalam melaksanakan tugas sehari-hari di rumah, seperti
pembiasaan membersihkan tempat tidur, dan mencuci piringnya sendiri setelah
makan (4) Tanggug jawab adalah sikap
dan prilaku seseorang dalam melaksanakan tugas dan kewajibannya, baik berkaitan
dengan diri sendiri maupun dengan orang lain. Nilai sikap religius, gotong
royong, dan mandiri akan membentuk sikap tannggung jawab anak terhadap
kewajibannya. Walaupun pembiasaan ini harus di laksanakan dengan penuh
kesabaran dan cinta kasih, tanpa hardikan dan bentakan kedua orang tua. Dengan
sikap kelembutan dari kedua orang tuanya, anak akan melaksanakan tanggung
jawabnya dengan disiplin dan percaya diri. (5) Komunikatif adalah sikap dan tindakan terbuka terhadap orang lain
melalui komunikasi yang santun sehingga tercipta kerja sama secara kolaboratif
dengan baik. Jika selama ini orang tua jarang berkomunikasi dengan anak-anak
mereka karena sibuk dengan pekerjaannya. Maka, masa di rumah aja adalah saat
yang tepat untuk membuka komunikasi tentang kebutuhan dan keinginan mereka.
Sehingga akan menjadika suasana keluarga yang harmonis, karena adanya
komunikasi yang berimbang antara orang tua dan anak.
Begitu
banyak kegiatan di rumah yang bisa orang tua terapkan selama masa stay at home
ini. Pelajaran yang sesungguhnya adalah datang dari kegiatan pembiasaan yang di
terapkan orang tua di rumah. Kegiatan tersebut merupakan bentuk praktik
langsung dari teori yang mereka dapatkan dari bangku sekolah bersama guru
mereka. Semoga para orang tua tidak merasa bosan dan lelah dalam melaksanakan
tugas dan tanggung jawabnya sebagai guru di rumah. Tetap akan lahir generasi
emas lewat rumah mereka masing-masing jika orang tua mampu membangun karakter
mereka selama di rumah saja.
Penulis :, Lulu’ Anwariyah, S.S.,
Guru MTsN 4 Banyuwangi.
Guru MTsN 4 Banyuwangi.
2 komentar:
Luar biasa bu lulu,salut
Luar biasa bu lulu,salut
Posting Komentar
Jaga kesopanan dalam komentar