Besar Mana Sih Pengaruh Cinta dan
Uang dalam Kehidupan?
Oleh : Nur Khofifah, S.Pd, guru MIN 3
Banyuwangi.
Logis juga manusia memburu uang karena kebutuhan. Alasan yang mendasar adalah
lapar, karena ini pulalah anarki merebak di mana-mana. Banyak tindak kejahatan
mulai meramaikan dunia berita di tengah kepungan covid 19 yang belum tahu kapan
berakhirnya. Alasan lapar pula yang menyeret manusia melakukan berbagai tindak
penyelewangan. Tuntutan keluarga salah satu yang sering didengungkan. Tidak
heran dilakukanlah tindakan menghalalkan segala cara, alasan klasik meski
adakalanya dibungkus kata khilaf. Apalgi social
distancing membawa pada situasi serba sulit. Situasi menjebak yang
mengharuskan tetap jaga jarak, tutup semua keramaian, akibatnya PHK
besar-besaran tak terelakkan. Pemberlakuan social
distancing belum tahu kapan berakhirnya.
Kehadiran virus yang tengah booming
bagai artis melenggang dipuncak popularitas ini nyatanya telah menghentikan
berbagai gerak aktivitas terutama di bulan ramadan ini. Disamping itu ada dua
hal yang juga memiliki pengaruh kuat tumbuh subur seiring mewabahnya covid 19
di bulan suci ini, yaitu keberadaan cinta dan uang. Seiring perjalanan yang
serba sulit semailah cinta dan kasih sayang untuk sesama dan gunakan uang untuk
berbagi dengan yang tak berpunya agar beban tidak terlalu berat dipundak
saudara-saudara kita yang terdampak Corona.
Seperti biasa ada yang menggelitik
telingaku ketika suara-suara sumbang hilir mudik mencoba membelai-belai, dan
bunga-bunga cinta tersembur manja terpapar melintas pandangan. Sebuah fenomena tiba-tiba
saja menerobos celah hati, cinta dan uang memiliki pengaruh yang fenomenal. Aku
langsung menangkap dan bertanya, dunia seberat apakah engkau memikulnya.
Cinta dan uang dua sisi kehidupan
manusia yang saling mengisi. Keterkaitan pada keduanya bagai mata rantai saling
mengikat. Bisa jadi keduanya kebutuhan berujung petaka, bila kesadaran hati
tidak mau bekerja sama. Tarik menarik kepentingan menjadi ciri khas kehadiran
keduanya. Lantas manakah yang paling besar pengaruhnya bagi kehidupan, cintakah
atau uang.
Otak nakalku sibuk sendiri mencoba
mengurai setiap simpul yang menjerat antara cinta dan uang. Stuck , aku tidak bisa mengurai secara
rinci dan gamblang. Dalam dialogku yang sering gayeng dengan seorang dosen
mengatakan, kalau film india yang lebih kuat pastilah cinta tapi kalau dalam
film korea uang penentunya. Naah kan, mungkinkah faktor sosial salah satu
standar yang menentukan pengaruhnya.
Gairah hidup menjadi padam tanpa
cinta. Bagai terkungkung dalam lubang rahasia kelam dan tersekat. Tanpa rona warna
yang menjadi keseimbangan, cinta menggerakkan dan cinta juga yang
menenggelamkan. Manusia terhempas pada batas rindunya sering menghakimi diri
sendiri demi dicinta. Begitu besar kekuatan cinta hingga rela separuh nyawa
dipertaruhkan untuknya. Seribu alasan yang mengiringi, tanpa cinta bagai hidup di lembah salju
kedinginan mati rasa. Tidak heran bila banyak yang tersedot terbenam pada
kedalamannya yang tak terukur.
Lantas bagaimana dengan uang,
bukankah uang sekarang ini menjadi raja. Sang raja ini telah menaklukkan dunia,
kehadirannya sangat dipuja, dielu-elukan bak lentera di lorong gelap dan
manusia berlomba-lomba berebut menguasainya. Tidak pandang siapa, ia terlena
bertekuk lutut silau masuk perangkapnya. Uang menjelma menjadi sumber kekuatan
dan penentu segalanya bahkan nyawa sering dipertaruhkan untuk mendapatkan.
Pada akhirnya kudapat jawaban yang lebih
rasional. Banyak hal yang diperlukan dalam hidup ini, dan tidak ada yang paling
dominan. Uang dan cinta memiliki pengaruh yang sama kuat. Keduanya bagai
segitiga sama kaki yang saling berhadapan, Cinta pada awal perjalanannya
memiliki ruang yang luas tetapi seiring waktu akan mengerucut menyempit,
sebaliknya uang pada awal perjalanan manusia berada pada skat ruang yang sempit
dan seiring kekokohannya dalam mendapatkan akan semakin membesar dan meluas.
Sebuah analisa yang cukup membuatku
mengangguk-angguk salut. Meskipun cinta memabukkan adakalanya juga menyebalkan
tetapi orang butuh mendapatkan. Ia adalah rasa yang menggerakkan telisik jiwa.
Jejak-jejaknya terekam dengan bahasa yang hanya dipahami oleh jiwa. Cinta juga menjadi
candu penyembuh ringkihnya jiwa.
Sebuah kebutuhan Alasan mendasar
orang butuh uang. Kesadaran adalah kunci keseimbangan. Seberapa kuat
pengaruhnya pada manusia, akal budi, hati yang merasa menjadi pegangan karena
cinta dan uang paling cepat merubah tabiat manusia. Selamat beribadah puasa.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Jaga kesopanan dalam komentar