Akhir-akhir ini banyak orang disibukkan sebuah benda super kecil bernama Corona. Bukan helaan napas lega karena pertemuan yang tidak disangka, yang terjadi justru napas sesak siap menyeretnya ke ambang kematian. Sebuah virus baru, Covid-19 nama beken dari Corona ternyata sudah menjadi primadona berita dan dunia digoncang kehadirannya.
Seketika semua kegiatan terhenti, alasan karena hadirnya. Padahal banyak hal yang mestinya menjadi agenda yang tersusun rapi cepat dijalankan, ternyata harus menyerah menyambut datangnya. Corona telah mendunia, desa dan kota semua tak luput sangat mengenalnya. Eiit, jangan salah tafsir tentang Corona, dia bukan gadis cantik berambut pirang yang memberimu senyum dan membuat hatimu berdesir senang, sekali lagi jangan salah sangka. Ini virus yang siap membawa nyawa melayang. Lihat saja di jalanan tiba-tiba banyak mulut tertutup kain, alasan utama adalah Corona.
Yang paling memillukan adalah anak-anak, buah hati kita. Meskipun kita tidak ikut melahirkan, karena kita terlibat dalam pengasuhan pendidikannya, maka sangat berhak mereka juga kita sebut buah cinta kita. Sudah sekian lama mereka merengek merajuk ingin duduk lagi di bangku sekolah, memang tidak bisa dipungkiri senda gurau mereka selalu membuat kita kangen mereka.
Alhasil banyak metode guru yang dipakai demi ingi bertemu dengan Sang buah cinta ini. Berbagai layanan belajar daringpun bermunculan layaknya jamur di musim hujan. Bagi seorang guru mendidik tidak bisa terbatas tempat dan waktu, selalu ada sela untuk mencolek manja keberadaan mereka. Anak-anak tetap haris dilayani pendidikannya.
Sebuah fakta terpampang di mata. Kenyataannya anak-anak lebih kuat ketika mengahadapi virus ini, coba saja mana ada wajah ketakutan terbersit dari wajah mereka. Ketidaktahuan dan bisa saja ketidak fahaman mereka tentang virus ini, mungkin salah satu penyebab mereka begitu enjoy melakoni hidup tanpa terlalu terbebani dengan berbagai pemberitaan.
Kita orang tua yang memiliki tanggung jawab mengamankan anak-anak. Cobalah berpikir dari sisi lain, benar mereka tenang seperti itu karena ketidak tahuan mereka, tetapi yang perlu kita ambil pelajaran dari dunia anak ini adalah janganlah kita terlalu panik menghadapi suatu masalah. Hadapilah segala sesuatu sesuai dengan petunjuk dari para ahli.
Mari kita rubah kepanikan ini dengan melakukan distancing yang tepat guna dan tepat sasaran. Kreatifitas seorang guru tidak terbelenggu oleh distancing keadaan.Semangatlah untuk guru Indonesia, semoga Corona segera enyah dari pandangan mata.(Viva)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Jaga kesopanan dalam komentar