Sore tadi saya ke Tlogosari, sebuah Dusun di Kecamatan
Sempu dimana dusun ini dekat dengan lereng pegunungan, banyak jalan yang belum
teraspal, karenanya sering orang “tersesat” ketika pertama kali kesana disebabkan
banyaknya perempatan yang nyaris sama. Karenanya penduduk setempat berinisiatif
memberikan tanda pada beberapa perempatan tersebut dengan patung atau tugu,
sehingga lebih mudah untuk dikenali. Meskipun kita juga akan dibuat bingung
dengan patung tersebut karena ada satu patung dimana antara patung dan namanya
tidak sama.
Saya mencari rekan yang juga seorang kepala Guru
Madrasah. Saya sampai pada perempatan yang ada patungnya, dimana patung
tersebuut tertulis “Patung Kuda”, tetapi patung tersebut adalah patung dua ekor
Ikan lele. Entahlah apa merasuki pembuat ide patung tersebut, kenapa “merk” dan
barangnya tidak sama. Sehingga ketika saya telpon teman saya mengenai posisi
saya, harus menjelaskannya bahwa saya di dekat patung bertuliskan Patung Kuda
tapi patungnya Ikan lele. Sungguh sebuah kalimat yang tidak efektif untuk
menunjukkan sebuah tempat. Tapi setelah saya pikir unik juga ide sang
pembuatnya. Seperti merk susu sapi dengan gambar beruang saja, ditambah
iklannya pakai Naga.
Meskipun di pelosok, tetapi Iklan calon wakil rakyat
juga bertebaran disana, mungkin yang punya ide pembuat patung juga terinpirasi
dengan janji kaum politisi, meskipun saya juga bingunng apa hubungan patung
Lele merk patung Kuda dengan janji janji politik para politisi tersebut. Aapa
hhubungannya Tulisan Patung Kuda pada patung lele tersebut. Dan apa pula
hubungannya janji politisi dengan fakta setelah dia jadi. Mungkin memang tidak
ada kaitannya patung lele bertuliskan patung kuda dengan kampanye dan janji
politisi. Mungkin hanya saya saja yang memaksakan diri untuk menyambungkan
hubungan antar keduanya.
Suatu ketika Saya mendengarkan percakapan dua orang yang
membicarakan calon pemimpin mereka, saya diam saja dan berusaha menjadi
pendengar yang baik dari keduanya. Mereka sama sama mempunyai alasan pembenar
atas dukungannya. Meskioun dalam hati “terpaksa” saya tersenyum kecut
mendengarnya.
“Dia itu dulu waktu kampanye banyak janji, namun setelah
jadi di ingkari” celetuk salah satu teman. “Kampanye itu biasa bro, untuk
menarik masa” ungkap teman satunya nbnggak mau kalah. “Kita beli Mi Instan yang
kemasannya ada gambar Telur atau paha ayam dan setellah kita buka Mie Instan
satu karton nggak ada telur dan paha ayamnya kita nggak marah dan tetap
membelinya kok” ungkapnya lagi.
Selamat bertahir pekan, Toh Meskiun Patung lele
bertuliskan Patung kuda tersebut sama sama patungnya, dan jika dianggap nggak
nyambung, itu hanya penafsiran saja. sekali kali bolehlah kita memaksakan
"penafsiran pembenar" kita kepada orang lain.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Jaga kesopanan dalam komentar