Selamat Datang di Warta Blambangan

Pages

Home » » Merk Patung Kuda di Patung Ikan Lele

Merk Patung Kuda di Patung Ikan Lele


Sore tadi saya ke Tlogosari, sebuah Dusun di Kecamatan Sempu dimana dusun ini dekat dengan lereng pegunungan, banyak jalan yang belum teraspal, karenanya sering orang “tersesat” ketika pertama kali kesana disebabkan banyaknya perempatan yang nyaris sama. Karenanya penduduk setempat berinisiatif memberikan tanda pada beberapa perempatan tersebut dengan patung atau tugu, sehingga lebih mudah untuk dikenali. Meskipun kita juga akan dibuat bingung dengan patung tersebut karena ada satu patung dimana antara patung dan namanya tidak sama.
Saya mencari rekan yang juga seorang kepala Guru Madrasah. Saya sampai pada perempatan yang ada patungnya, dimana patung tersebuut tertulis “Patung Kuda”, tetapi patung tersebut adalah patung dua ekor Ikan lele. Entahlah apa merasuki pembuat ide patung tersebut, kenapa “merk” dan barangnya tidak sama. Sehingga ketika saya telpon teman saya mengenai posisi saya, harus menjelaskannya bahwa saya di dekat patung bertuliskan Patung Kuda tapi patungnya Ikan lele. Sungguh sebuah kalimat yang tidak efektif untuk menunjukkan sebuah tempat. Tapi setelah saya pikir unik juga ide sang pembuatnya. Seperti merk susu sapi dengan gambar beruang saja, ditambah iklannya pakai Naga.
Meskipun di pelosok, tetapi Iklan calon wakil rakyat juga bertebaran disana, mungkin yang punya ide pembuat patung juga terinpirasi dengan janji kaum politisi, meskipun saya juga bingunng apa hubungan patung Lele merk patung Kuda dengan janji janji politik para politisi tersebut. Aapa hhubungannya Tulisan Patung Kuda pada patung lele tersebut. Dan apa pula hubungannya janji politisi dengan fakta setelah dia jadi. Mungkin memang tidak ada kaitannya patung lele bertuliskan patung kuda dengan kampanye dan janji politisi. Mungkin hanya saya saja yang memaksakan diri untuk menyambungkan hubungan antar keduanya.
Suatu ketika Saya mendengarkan percakapan dua orang yang membicarakan calon pemimpin mereka, saya diam saja dan berusaha menjadi pendengar yang baik dari keduanya. Mereka sama sama mempunyai alasan pembenar atas dukungannya. Meskioun dalam hati “terpaksa” saya tersenyum kecut mendengarnya.
“Dia itu dulu waktu kampanye banyak janji, namun setelah jadi di ingkari” celetuk salah satu teman. “Kampanye itu biasa bro, untuk menarik masa” ungkap teman satunya nbnggak mau kalah. “Kita beli Mi Instan yang kemasannya ada gambar Telur atau paha ayam dan setellah kita buka Mie Instan satu karton nggak ada telur dan paha ayamnya kita nggak marah dan tetap membelinya kok” ungkapnya lagi.
Selamat bertahir pekan, Toh Meskiun Patung lele bertuliskan Patung kuda tersebut sama sama patungnya, dan jika dianggap nggak nyambung, itu hanya penafsiran saja. sekali kali bolehlah kita memaksakan "penafsiran pembenar" kita kepada orang lain.

Jika Anda menyukai Artikel di blog ini, Silahkan klik disini untuk berlangganan gratis via email, dengan begitu Anda akan mendapat kiriman artikel setiap ada artikel yang terbit di Creating Website

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Jaga kesopanan dalam komentar

 
Support : Copyright © 2020. Warta Blambangan - Semua Hak Dilindungi
Modifiksi Template Warta Blambangan
Proudly powered by Syafaat Masuk Blog