Tokoh lintas
Agama dan FKUB (Forum Komonikasi Umat beragama) melakukan Dialog Lintas Agama
di aula bawah Kantor Kementerian Agama Kabupaten Banyuwangi Kamis (28/11)
dengan mengangkat issu krusial yang berkembang di masyarakat. Kepala Kantor
Kementerian Aghama Kabupaten Banyuwangi H. Slamet ketika membuka kegiatan
tersebut menyampaikan bahwa dialog lintas Agama, baik formal maupun non formal
sangat diperlukan untuk mempertahankan harmonisasi dalam bermasyarakat. “Negara
Kesatuan Republik Indonesia berdiri diatas keaneragaman suku, Ras, dan Agama,
Jauh sebelum Negara ini terbentuki, keaneragaman dalam kesatuan tersebut sudah
terbentuki” ungkapnya. Lebih lanjut H. Slamet menyampaikan bahwa semua Agama
menjunjung tinggi rasa kemanusiaan.
Lebih lanjut H.
Slamet menyampaikan bahwa dalam penyelesaiaan permasalahan antar umat beragama di Kabupaten Banyuwangi
mengedepankan pendekatan kekeluargaan. “penyelesaian pendekatan kultur sebelum
struktur akan lebih cepat dalam penyelesaian masalah” ungkapnya.
Dialog berjalan dengan
lancer dengan dipandu dari Humas Kemenag Kabupaten Banyuwangi. Bererapa tokoh
menyampaikan berbagai macam hal yang berkaitan dengan peningkatan pemahaman
keagamaan dan kerukuran umat beragama. Seperti yang disampaikan h dimyati, Kasi
Pendidikan Agama Islam yang menyoroti masih adanya beberapa sekolah yang belum
menyediakan Guru Agama yang sesuai dengan keyakinan agamanya. “Guru Agama Islam
harus begarama Islam, Guru Agama Hindu juga harus beragama Hindu, begitu juga
Guru Agama yang lain yang harus sesuai dengan keyakinannya” ungkapnya.
Sementara itu P
Yos, dari Tokoh Katholik juga menyampaikan pentingnya pemahaman keberagaman
beragama sejak dini,
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Jaga kesopanan dalam komentar