Setidaknya ada dua bangunan yang wajib untuk di
sengajakan hadir dan tumbuh dalam posisi terbaik dalam sebuah madrasah. Satu
bangunan fisik penunjang semua proses kegiatan belajar mengajar dan semua
kegiatan penunjangnya. Kedua, bangunan mental berupa makna positif yang ditanam
kuat bersama nama madrasah, semacam promise
atau janji madrasah yang disampaikan terus menerus ke masyarakat, dan disaat
yang sama usaha sungguh-sungguh mewujudkannya secara simultan dilakukan.
Penulis, membaca bangunan kedua ini dengan nama
Branding. Sedikit yang memilih fokus pada sisi ini. Padahal, efektivitasnya
sangat baik membawa madrasah tetap tumbuh terbaik dalam kurun waktu yang lama.
Ada makna yang dibangun dalam setiap rencana strategis pengembangan madrasah. Sederhananya,
sebelum semua program dilaksanakan, penting untuk menjawab pertanyaan, apa
makna yang mau disematkan saat masyarakat mendengar nama madrasah. Semisal,
madrasah pembaca bernama MTs Al Ishlah, berarti pertanyaanya akan berbunyi, apa
makna yang hendak dibangun saat kata Al Ishlah diperdengarkan. Jawaban dari
pertanyaan ini menjadi pondasi semua langkah kedepannya.
Bedah case dari apa yang terjadi di MTs Al Ishlah.
Usaha kuat membangun makna baru lebih baik secara total dilakukan. Bukan hal
yang ringan tentunya, butuh rencana yang matang dan konsistensi yang kuat.
Stigma negative yang dulu pernah ditempelkan sudah menghilang, dan berganti
dengan makna baru, menjadi Madrasah yang cerdas bertalenta, berkarakter unggul,
penuh prestasi. Bagaimana caranya? Pertama dimulai dari bedah potensi, fokus
pada kelebihan dan konsisten mengembangkan temuan positif yang ada. Dari sisi
manajemen, usaha untuk terus terbuka dalam meningkatkan kapasitas sumber daya
guru. Melakukan percepatan pembagunan sumberdaya semua warga madrasah dengan
melibatkan pihak-pihak yang memang memiliki kapasitas untuk melakukannya.
Brand adalah nama dan makna
‘It is all
about what people say about us’ ini semua tentang apa yang masyarakat
katakana tentang kita. Kesalahan membangun makna bisa berujung pada hal yang
fatal, yang dalam kaedah branding disebut sebagai brand hell. Dimana trust
secara otomatis terputus dengan sendirinya, yang berujung pada menurun dan
bahkan bisa menggerus keberadaan madrasah. Sedang, keberhasilan dalam membangun
makna ini, mampu menghantarkan madrasah ada dan mampu bertahan di posisi
terbaiknya dalam kurum waktu yang panjang, bisa 10 dan bahkan 30tahun lebih.
Yang dalam istilah branding disebut sebagai brand heaven. Usaha serius dengan
mengoptimalkan semua daya yang ada adalah harga yang harus dibayarkan saat
madrasah memilih ada dijalur membangun brand heaven. Apa makna madrasah anda
yang ingin anda tancapkan dibenak masyarakat? Silahkan dirangkai dalam paling
banyak dalam 20 kata terpilih. Berikut, 20 kata yang telah, sedang dan terus
dibangun di MTs Al Ishah:
“Pendidikan terbaik berbasis imtaq dan
saintek mencipta generasi cendekia, berkepribadian unggul, berwawasan
ahlusunnah wal jama’ah serta memiliki spirit entrepreneurship”
Mulai dari Bedah Madrasah
Langkah besar membangun Branding Madrasah bisa diawali dengan melakukan
bedah potensi terbaik didalam diri madrasah dengan melibatkan semua warga
didalamnya. Yang namanya bedah, tentu bisa jadi akan ada rasa sakit yang hadir.
Tapi, whatever, ini adalah konsekuensi dari pilihan yang diambil. Berikut
beberapa pertanyaan yang bisa dijadikan referensi.
1.
Makna apa yang ingin dibangun dalam nama
madrasah anda?
2.
Saat ini apa makna yang sedang tersematkan di
madrasah anda?
3.
Seperti apa makna yang saat ini ada secara
internal tentang madrasah anda?
4.
apa yang harus dilakukan untuk membangun makna
positif yang sudah ditemukan?
5.
Apa kendala yang mungkin muncul dalam proses
membangun makna baru itu?
6.
Bagaimana cara menyelesaikan kendala yang ada?
7.
Perlukah melibatkan tenaga ahli untuk percepatan
pembangunan Branding madrasah?
8.
Siapakah yang perlu diajak bersama dalam proses
pembangunan madrasah?
Seluruh proses yang dilakukan aka nada di titik
optimalnya saat dibarengi oleh leadership yang kuat dari kepala madrasah.
Inilah kunci terakhir dari proses branding. Upaya mempeng atau sungguh-sungguh dengan tekat baja oleh kepala madrasah
mampu menarik kuat-kuat seluruh gerbong madrasah menuju branding terbaiknya.
Leardership is all about art to lead, kepemimpinan adalah sebuah seni dalam
memimpin, karenanya dua langkah kunci butuh terus dipasukan, pertama Strong
leadership (kepemimpinan kuat)dan Behavior flexibility (Kelenturan bergerak)
menjadi sebuah seni tersendiri dalam memimpin madrasah. InshaAllah kita akan
bahas serta pelajaru bersama di artikel selanjutnya. Selamat membangun dan
selamat memimpin madrasah di posisi terbaik anda masing-masing.(Rofiudin#MTs Al Ishlah)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Jaga kesopanan dalam komentar